Kini senyummu tak lagi untukku, kini jiwamu tak lagi bersamaku. Seakan semuanya sudah terenggut oleh orang lain yang bahkan begitu asing untuk kita berdua.
Kenapa saat aku mulai ingin memperbaiki diri, orang lain malah mengambilmu dariku.
Memang, dari awal ini adalah kesalahan terbesar ku yang pernah ku lakukan padamu. Tapi yakinlah, raga, hati dan jiwaku sepenuhnya adalah milikmu.
Maaf karena aku sudah terlalu banyak menyakiti perasaanmu. Maaf karena dari awal aku tidak bisa merasakan keseluruhan cinta tulus mu padaku.
Kenapa penyesalan selalu datang di akhir? Kenapa kenangan indah yang kau berikan padaku, semuanya berlalu begitu saja?
Mungkin Tuhan tengah menghukumku saat ini. Mungkin ini adalah karma yang pernah ku perbuat padamu.
Kali ini aku yang akan berganti memperjuangkan cinta kita, agar tak ada orang lain yang akan memisahkan takdirmu untukku.
📖📖📖
"Benturan di kepala nya begitu keras. Hingga membuatnya ingin melupakan sesuatu yang ingin ia lupakan. Lebih tepatnya ia tidak akan ingat kepada seseorang yang memang tidak ingin ia ingat"
Ucapan dokter saat itu teringat jelas di ingatan Taehyung, "Apa aku begitu ingin kau lupakan Kim Sohyun? "gumamnya
Kini Taehyung tengah berdiri menatap Sohyun yang duduk di kursi roda sembari bersenda gurau dengan Hanbin.
"Maaf, karena aku terlalu menoreh luka terlalu dalam pada hatimu. Maaf karena ulahku kau jadi seperti ini"
Tak terasa buliran bening jatuh di pipi putih Taehyung. Sungguh ia terluka saat ini, "Apa ini yang kau rasakan saat aku bersama Jennie? "
Taehyung tak kuasa menahan air matanya. Ia akan berbalik pergi meninggalkan tempat itu. Tapi tiba-tiba seseorang mencegahnya.
"Taehyung" ucapnya yang langsung berdiri di sebelah Taehyung
"Eoh! Abbeoji "
"Apa begitu sakit?"
Taehyung menganggukkan kepalanya. Memang benar, saat melihat pemandangan menyakitkan itu, hatinya terluka.
"Beginilah perasaan Sohyun saat kau sedang bermesraan dengan wanita lain di belakang nya"
Mendengar itu, Taehyung menundukkan kepalanya. Ia benar-benar merasa bersalah karena sudah menyia-nyiakan gadis sebaik Sohyun.
"Jangan seperti itu, tegakkan kepalamu" pinta Ayah Kim sembari menegakkan kepala anaknya yang menunduk
"Bukankah ini kesempatan mu untuk memperbaiki diri?"
