11. Sorry

33 8 2
                                    

Warning!

Chapter ini panjang bangeut. Jangan gumoh ya guisee.

-----------------------------------------------------------

"Lo nggak papa?" tanya Alfares melepas pelukan dia. Ya. Gue tau dia refleks. Tapi nggak harus bikin gue olahraga jantung bisa?

Gue yang baru mau buka suara jadi bungkam saat Alfares meringis kecil. Gue mengalihkan pandangan lalu menganga kaget.

"Alfares---lo?" gue menatap dia speechless. Baju dia kotor semua. Belum lagi tangannya yang berdarah dan banyak luka goresan karena pecahan beling.

Gue menunduk. Bingung mau bilang apa.

"Maaf."

Kata gue pada akhirnya. Dia bener-bener kacau sekarang. Semuanya serba acakan.

Suara gebrakan meja dari pojok kantin membuat gue berjengit kaget. Gue lihat Gibra yang jalan ke arah kita dengan muka sangar khasnya.

Ini bahaya.

"YANG LO SERANG ITU ADEK GUE TOLOL!!!"

bugh!

Gibra catat kesalahan lo. Siap-siap di rumah nanti. Gue menatap Gibra kesal. Sedangkan cewek di belakang gue langsung meringkuk kaget. Gibra?

Jangan ditanya. Dia menganga kaget melihat wajah gue yang sedikit memar. Siapa lagi kalau bukan dia?

"Re, gue nggak senga----"

"Lo gila!" kesal gue lalu lari pergi sambil menarik tangan Alfares. Alfares yang tangannya gue tarik sempat tersentak sebelum akhirnya pasrah mengikuti gue.

Seluruh isi kantin yang kaget langsung mengalihkan pandangan mereka mengikuti gerak gue. Mereka terlalu gabut.

**

Gue menunduk di depan ranjang UKS. Di ranjang udah ada sosok yang selalu berhasil bikin gue kelihatan bego kayak orang kurang piknik.

"Siniin baju lo," kata gue ragu. Gue menyodorkan tangan gemetar. Lalu mendongak melihat Alfares yang menatap gue horror.

"Lo mau mesumin gue?" tanya dia bergidik melihat gue dengan tatapan ngerinya.

Gue memutar mata malas. Pikiran dia terlalu jauh. Jangkauan otak gua bahkan sedikitpun enggak sampai ke sana.

"Ya enggak lah gila! Mau gue cuci. Itukan gara-gara gue," kata gue memelan diujung kalimat. Kalian tahu gue ini orang bergengsi tinggi.

Bibir Alfares cuma membentuk huruf o lalu dia melepas kancing seragamnya. Gue melotot sadar akan kesalahan kecil.

"STOP! STOP! TUNGGU-TUNGGU!" kata gue panik sambil menunduk dan memejamkan mata gue gelisah.

"Entar-entar! Gue ke loker lo dulu. Ambil baju olahraga lo. Terus lo pake baju itu dulu. Oke?" tanya gue gusar sendiri. Ya kalian bayangin aja ada di posisi gue kayak mana.

"Mana kuncinya?" gue menyodorkan tangan sambil mendongak takut-takut kalau dia belum memasang lagi kancing bajunya. Gue mendengus lega.

Baru dua kancing teratas.

Ya nggak kelihatan banget lah ya. Ini kok gue kayak jadi pasangan mesum di sekolah sih?!

Dia melempar kunci dengan gantungan kepala karakter anime ke tangan gue. Gue memegang kunci itu salah tingkah. "Oke gue ke pusat loker dulu," kata gue sedikit terbata.

**

"ALFARES BEGO TOLOL BENGA NGESELIN MESUM!!!" teriak gue nggak filter omongan.

Gimana enggak? Gue masuk UKS dengan dia yang udah shirtless dan wajah nggak berdosanya itu melihat gue bingung.

TeenageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang