Dero Radhika Kalandra adalah siswa terbaik dari jurusan IPA. Oh bukan terbaik. Dia saat kelas sepuluh dapat gelar siswa teraktif seangkatan.
Akhirnya saat itu dia dapat kepercayaan dari kepsek jadi utusan setiap ada audisi lomba. Di bidang apapun. Bukan jadi peserta, tapi jadi pendamping. Ibaratnya posisi dia sama tingginya kayak guru.
Sekolah ngasih dia tanggung jawab begitu juga bukan tanpa alasan.
Dilansir dari gosipan yang gue denger saat jalan di koridor atau sekedar nongkrong di kantin, katanya si Dero ini orangnya sangat amat bertanggung jawab.
Setiap dia diutus jadi pendamping di banyak kompetisi antarsekolah, doi berhasil merangkap sekaligus dua jabatan. Sebagai pendamping dan sebagai teman.
Keuntungannya bagi murid lain, mereka nggak segan ngomong ini itu ke Dero. Dero juga punya sikap yang ramah dan pembawaannya yang easy going. Jadi kalau ada peserta yang grogi atau gugup, dia bakal jadi penyemangat dan penenang. Good boy banget nggak tuh?
Selain itu dia juga selalu tanggung jawab sama tugas yang dikasih. Setiap ada kompetisi, dia nggak bakal ngebiarin si peserta dari Bina Nusa ini jadi kelaparan karena nggak dikasih makan. Atau bahkan makan makanan yang nggak layak.
Dia selalu berjuang yang terbaik buat kesehatan dan kesejahteraan peserta. Gimana murid cewek nggak klepek-klepek sama ni cowok?
Dan hari itu, si Dero murid teraktif seangkatan ini datang ngehampirin gue.
Gue yang lagi duduk santai di kursi depan kelas jadi ngernyit karena keliatannya dia mau ngomong serius.
Tapi jangan lupakan bahwa gue masih marah sama ni cowok. Jadi gue berusaha bersikap sok cuek sama dia.
"Re? Masih ngambek tah?" tanya dia jadi sejajarin wajahnya dengan gue yang lagi duduk. "Udahan kali Rea, ngambeknya. Lama amat," lanjut dia jadi ngerengek.
Gue mendelik kecil. Jadi ngeliatin dia jijik. Dero malah nyengir. Minta ditabok.
"Lo dipanggil Miss Yua tuh," kata Dero nunjuk ngasal dengan dagunya. Gue jadi ngernyit.
Miss Yua?
Tu guru ada urusan apa sama gue?
Padahal gue jurusan IPA. Sedangkan dia jelas guru Ekonomi. Dan yang paling penting... dia tau gue dari mana? Udah jelas gue nggak pernah nyapa dia karena jarang ketemu. I mean kayak... koridor IPA sama IPS tuh beda lantai.
Gue aja tau dia karena dia sering dibilang guru paling narsis.
"Gimana?" tanya gue melongo. Jadi mengerjap polos nggak paham.
"Ck!" Dero jadi decak males sambil muter mata. "Elo dipanggil miss Yua. Ayok!" lanjut cowok itu langsung narik tangan gue dan nyeret gue ke ruang guru.
Sampai ruang guru gue jadi senyum kikuk. Bingung ini gue ngapain dibawa ke sini???????
Tapi karena gue nggak tau apa-apa, gue jadi mengekor ke Dero yang jalan biasa di depan gue.
"Miss," sapa Dero langsung salim sama Miss Yua. Gue yang bingung jadi ikutan.
"Ini yang namanya Reana?" gue jadi mengangguk ragu.
Bentar-bentar.
Ini kenapa gue jadi kayak anak yang kena kasus njir?!?!?!?!?!
"Iya miss," balas Dero tersenyum sopan.
"Oh kebetulan banget. Miss ada mau ngomong sama kamu."
**
Gue berjalan ke luar dari ruang guru dengan muka ditekuk. Oh, jangan lupakan panggilan membujuk yang berusaha nyusul gue dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenage
Teen Fiction[R 13+] ON GOING JUDUL AWAL A-TEEN Reana cuma cewek SMA biasa. Gak terkenal, gak juga punya banyak temen. Tapi semua berubah saat dia kenal dengan sekumpulan anak hits sekolah yang kebetulan sekelas dengan dia. Reana jadi bahan bully. Semenjak saat...