SATU

297 22 1
                                    

"Jin-ahh! Ayo bangun! Ini sudah pukul tujuh apa kau ingin terlambat pergi ke sekolah?!" teriak ibu dari seorang gadis bernama Kim Seokjin.

"Lima menit lagi, Ibu" balas Jin dengan suara seraknya.

"Tidak ada lima menit! Ini sudah jam tujuh! Kau akan terlambat datang ke sekolah! Sekarang cepat bangun, ayahmu sudah menunggu di ruang makan!"

Tanpa menjawab, Jin langsung berjalan menuju kamar mandi dengan mata yang masih terpejam.

Kim Seokjin, gadis manis puteri dari seorang pengusaha robot terkenal Korea Selatan, Kim Hoseok. Memiliki seorang ibu bernama Kim Seolhyun, seorang wanita karir yang memiliki Butik ternama dibeberapa Negara.

"Ibu! Aku sudah terlambat, bagaimana ini?" teriak Jin dari arah tangga. Turun dengan menentang tas mahalnya dilengan kirinya, sedangkan lengan kananya menenteng sepatu bermerk ternama.

"Sarapan dulu, sayang" Ibu menyuruh Jin untuk sarapan.

"Aku sarapan disekolah saja. Cepat, cepat, cepat." Jin menyuruh ayahnya untuk cepat menyelesaikan sarapanya.

"Setidaknya minum susu dulu, honey" Ibu Jin menyuruh puterinya. Suruhan yang tidak terbantahkan. 

"Ayo berangkat" ayah sudah selesai dengan sarapanya, "Tidak dipakai sepatunya?"

"Dimobil saja" jawab jin. "Ibu, jin berangkat dulu, dadah Ibu" Jin mengecup kening sang Ibu sebelum berangkat sekolah.

"Hati-hati dijalan, sayang!!"

***

"Tapi ayah, aku sudah berusia 25 tahun, aku tidak mau melakukannya" tolak seorang pria pada layar komputer didepanya.

"Kau menolaknya? Apa kau lupa pada jasanya? Jantungmu, Namjoon! Apa kau lupa?" ucap sang ayah.

"Aku ingat! Hanya saja aku tidak mau sekolah kembali! Itu melelahkan!"

"Kau hanya perlu mengikuti Ujian Nasional sekali lagi, Namjoon" sang ibu memberi pengertian pada putranya.

"Ya, dan harus mengikuti ulangan harian beberapa kali. Ayolah ayah, aku mohon tolak saja, aku sudah nyaman dengan pekerjaanku saat ini" Namjoon mencoba bernegosiasi dengan ayahnya.

"Kau hanya perlu menjaganya hingga usia dia sudah mencapai 20 tahun, Namjoon"

"Tapi ayah..."

"Berhenti menjadi tukang kebun, Namjoon! Kau itu anakku. Anak seorang dokter menjadi tukang kebun? Berpikirlah secara logis, aku menyekolahkanmu hingga kau tamat kuliah, tapi apa yang ku dapat ketika kau sudah lulus? Cita-citamu hilang entah kemana! Sekarang ayah ingin kau menuruti keinginan ayah. Jaga putri sahabatku. Jangan pernah mengecewakanku! Kau akan ku jemput besok dan segeralah bersiap-siap!"

Tutt. Tutt. Tutt.

Namjoon hanya mendengus mendengar pidato sang ayah. Dia sayang pada ayahnya, tapi dia tak mau bila dipaksa begini.

"Apa-apaan pria tua itu" gumam Namjoon setelah sambungan vidio itu terputus.

Kim Namjoon, putra dari seorang pimpinan dokter di rumah sakit ternama, EXO hospital. Ayahnya bernama Kim Jongin. Memiliki seorang ibu yang sangat ia sayangi dan ia cintai, Kim Kyungsoo.

Sejak kecil Namjoon hanya tinggal dengan kakek dan neneknya. Kedua orang tua Namjoon bekerja di kota untuk menghidupi putra semata wayangnya. Setiap hari Namjoon kecil membantu nenek dan kakek sepulang sekolah di ladang.

Pekerjaan Namjoon sebenarnya bukan menjadi tukang kebun, ia hanya meneruskan usah kakek dan neneknya yaitu menjadi seorang petani buah anggur.

"Dasar orang tua pemaksa" Namjoon merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Merasa kesal, akhirnya Namjoon memutuskan untuk tidur. Masa bodo dengan dirinya yang akan di jemput esok hari oleh sang ayah.

***

"Sudah sampai" ucap ayah Jin ketika mereka telah sampai di depan gerbang sekolah Jin.

"Emm? Aku tidak sadar, hehe"

"Kau sedari tadi selalu memainkan ponsel. Apa ada yang seru, hmm?"

"Tidak. Aku turun. Dah ayah, hati-hati di jalan. Jin mencintai ayah" ujar Jin lalu turun dari mobil setelah mencium pipi sang ayah.

Jin berjalan menuju kelasnya. Di sepanjang koridor menuju kelasnya, banyak siswa pria yang selalu menyapa Jin.

"Selamat pagi, Jin" sapa Hanbin ketika mereka tak sengaja berpapasan di depan koridor kelas 1.

"Oh Hanbin, selamat pagi"

"Ingin ke kelas bersama?"

"Kita, kan memang satu kelas, Hanbin"

Jin dan Hanbin berjalan menuju kelasnya. Ketika sampai di kelas, Jin menemukan kedua sahabatnya sedang bermesraan dengan kekasih mereka masing-masing.

Jimin bersama Yoongi tengah membicarakan suatu hal yang sangat serius tentang musik. Sedangkan, Jungkook dan Taehyung, entah apa yang tengah dibicarakan bocah itu, nampaknya Jungkook sangat tertarik dengan cerita dari pria alien itu.

Jin berjalan menuju tempat duduknya. Ia duduk dipojok belakang dekat dengan jendela. Merasa tak nyaman bila Jin duduk dan masih ada seseorang dibelakang gadis itu.

Kring!! Kring!! Kring!!

Bel berbunyi. Jungkook dan Jimin duduk ditempat mereka.

"Hai Jin, kapan kau datang?" tanya Jimin.

"Ketika kalian tengah membicarakan hal yang menurutku membosankan, aku sudah duduk manis ditempatku ini" jawab Jin sarkas.

"Astaga, bayiku ini tengah merajuk rupanya?" goda Jungkook.

"Diamlah! Kau tak melihat Ms. Yoona tengah berjalan kemari?" tunjuk Jin pada jendela kelasnya.

Jungkook dan Jimin langsung diam dan menghadap pada papan tulis di depan sana.

Pelajaran Sejarah dimulai dengan khidmat.

***

"Bagaimana? Apa puteramu mau melakukannya?"

"..."

"Maafkan aku menyusahkanmu, tapi aku mohon padamu, bujuklah puteramu untuk melindungi puteriku"

"..."

"Baiklah, aku tunggu kedatangannya. Terima kasih, Jongin" Sambungan terputus.

Pria itu menghela nafasnya kasar. Ia merasa puterinya dalam bahaya. Oleh sebab itu, ia meminta pada sahabatnya untuk menjaga sang puteri dari musuh-musuhnya.

Persaingan bisnis yang membuat pria itu rela membayar seorang bodyguard untuk menjaga sang puteri.

"Kau akan aman, puteriku" gumamnya.

***

Tbc.

Next/delete?

Bodyguard (Namjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang