3 - 삼

589 62 24
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

Ff ini berisi konten sara'.
Bagi yang tidak nyaman, silahkan mundur teratur ya.

Selamat membaca♡♥

Keesokan harinya, Rahila diantar oleh staf promotor untuk pulang ke rumah sederhana yang terletak di pinggiran kota.

"Terimakasih" ujarnya, kemudian membungkuk pelan ketika mobil itu mulai menjauh pergi.

Rahila tersenyum walaupun tangannya masih sakit. Mimpi apa ia semalam? ia diminta jadi asisten pribadi Hoseok walaupun kenyataannya tak akan dibayar.

Sesaat setelah masuk ke rumah, gadis itu mendengus lemah teringat adiknya, jika ia hidup sendiri mungkin tak akan apa-apa, tapi ia punya adik, jika tak dapat bayaran bagaimana biaya sekolah Randika dan biaya hidup mereka. Apalagi adiknya akan masuk Universitas tahun ini.

"Aiiissshhh..." gumam Rahila pelan.

Gadis itu dengan tak elit membuka pintu kamar sang adik yang kini masih seperti semalam ia meninggalkan rumah itu.

Sungguh berantakan dan ada sesosok manusia yang tengah tengkurap dengan bantal menjadi alas kakinya. Tidak lagi di atas ranjang melainkan di lantai.

"Ck... aiishhhh.... apa kau belum bergerak dari semalam?" ujar Rahila sambil membuka selimut sang adik.

"Ini kan hari minggu. Jangan ganggu aku" ujarnya dengan suara serak khas bangun tidur. Padahal hari sudah menuju sore.

"Yak. Dika! Ada yang ingin kubicarakan denganmu" ujar Rahila dengan intonasi suaranya yang terdengar melembut.

Randika sontak membuka mata, cara bicara kakaknya yang seperti itu malah membuatnya khawatir. Ia lantas terduduk "kau ada masalah?"

"Heumm... aku terlalu cepat mengambil keputusan. Sepertinya aku akan-" Rahila seketika ragu mengatakannya karena si adik menatapnya heran.

"A-akan..." ucap gadis itu makin tergagap.

"Akan apa-? Oh.. Kau akan menikah? Wah wah... pria mana yang bisa menaklukan singa sepertimu?" ujar Randika disusul ia yang sontak meloncat dari tempat duduknya. Anak itu pasti sudah tau sang kakak akan marah.

"Yak.. kau jerapah gila. Sini kupukul kepalamu!"

Randika keluar kamarnya dan langsung merengsek masuk ke kamar mandi yang tak jauh dari sana. "Aku mandi dulu, nanti kita bicarakan lagi!" Teriak sang adik dari dalam.

☆낙원 - Paradise

"Kau tidak serius kan Hyung? Wah, aku hampir gila karena dia menerima tawaran itu. Bahkan dia tidak berpikir samasekali" Oceh Hoseok masih tak terima ketika managernya mengambil keputusan untuk menjadikan Rahila asistent pribadi.

Jin, Yoongi dan Namjoon kini ikut duduk bersama disana. Tapi mereka juga tak bisa berkomentar banyak, manager pasti sudah mendiskusikan hal ini dengan staf Big Hit dan tentu saja Bang PD.

"Aku ingin dia merawatmu, itu saja" ujarnya datar.

"Tapi kenapa harus dia?" Tatap Hoseok tak terima.

"Dia bisa menjagamu dengan baik."

Pria yang masih duduk di ranjang rawat itu sontak membola. "Menjaga dengan baik bagaimana? Tulangku ini patah" tunjuk Hoseok pada perban di kakinya.

"Masih mending hanya ini yang patah. Jika benda itu mengenai kepalamu bagaimana? Kau pikir lighting itu ringan. Jika dia tak mendorongmu, mungkin saja kau sudah gegar otak" Omel sang manager tak kalah kesal.

낙원 - 𝓟𝓪𝓻𝓪𝓭𝓲𝓼𝓮 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang