36 . Penjebakan Devin.

3.1K 184 24
                                    

Hai gaess, Maafkan apdetnya lama pake banget. Kenapa aku apdetnya lama banget? Pasti kalian kesel kan? Aku mohon maaf sama kalian, soalnya aku lagi sibuk sibuknya sekolah, udah kelas 3 SMA, Gak ada waktu buat pegang Hp lama-lama. Dan tugas lagi numpuk numpuknya.

Alasan lama apdet yang kedua, itu karena cerita BUTTERFLY udah mau Ending, mungkin sekitar 4 chapter lagi. Nanti bakal ada epilog dan extra chapter juga kok.

Selamat membaca manteman.

*********

Sebelum kejadian penyekapan Devin...

Malam itu angin berhembus kencang, suara petir terdengar menyeramkan berhiaskan kegelapan. Tak ada hujan yang turun, hanya mendung yang menyeramkan.

Seorang gadis dengan kaos maroon, celana pendek serta sendal jepit yang melindungi telapak kakinya berdiri didepan sebuah toko yang menjual buah-buahan.

Tadinya Key kebelet ingin memakan buah semangka, untuk itu dia rela jalan kaki dari rumahnya ke persimpangan jalan, inginnya minta belikan Rendy, namun pria yang sudah seperti kakaknya itu hilang lagi malam ini. Entah kemana.

Zonk! Setelah tiba ditoko buah, Key malah mendapati toko itu tutup. Dan sialnya lagi, cuaca begitu menyeramkan untuk Key pulang dengan jalan kaki, lagi.

"Gue perginya berani banget, Eh pulangnya gak berani, kaya anak kucing kepergok hamil diluar nikah," Gerutu Key kesal.

Tangannya berkacak pinggang, menatap langit dengan kesal. Kakinya menghentak. "Ishh. Lagian kang Rendy mana sih? Akhir-akhir ini hilang mulu, jarang banget nemenin gue dirumah!"

Entah pada siapa ia bicara. Yang jelas ia sangat kesal sekarang. "Mikayla Minaj berasa lagi diprank sama takdir,"

Key yang sedang berdiri didepan toko buah yang tutup itu memilih memberanikan diri untuk pulang. Namun tiba-tiba langit yang tadinya mendung menurunkn marahnya.

Hujan tiba-tiba saja turun begitu deras, tanpa gerimis. Sontak kaki Key mundur hingga punggungnya bersandar pada kaca toko. "Yahh.. Hujan, mana gelap, mana gak ada orang disini," Sesal Key.

Ia membuang napas kasar, mengepalkan tangannya kuat-kuat karena begitu kesal dengan situasi. "Ihhh!! Kang Rendy mana sih?! Devin juga, ditelponin minta beliin buah malah dimatiin mulu telponnya! Mikayla Minaj mau bunuh diri!" Omel Key kesal sendiri.

PTAAARRRRRR!!!

"DEVIN!!!" Teriak Key kaget, tangannya menutup kedua belah telinganya, ia refleks berjongkok ketika mendengar Suara petir yang amat dahsyat. Belum lagi posisi Key saat ini ada didepan kaca.

Segala doa yang ia hafal pun langsung ia baca. Matanya menutup rapat, tangannya melindungi kepalanya, Key meringkuk layaknya orang ketakutan.

"Ya Allah, maafkan Mikayla, Mikayla tarik ucapan jelek tadi, Mikayla masi banyak dosa, nggak ada niat bunuh diri kok." Gerutu Key.

Hujan deras ditiup angin yang begitu kencang pun membuat badan Key perlahan basah karena terkena percikan hujan. Rasa dingin menyelimuti badannya.

"Devin.. Siapapun, Gue mau pulang," Gumam Key menyesal karena keras kepala ingin semangka. "Kok gue pengen nangis sih, cengeng banget, hujan doang pake acara nangis,"

Seperti anak kecil, bibir Key berubah manyun, matanya berkaca-kaca karena ketakutan. Jangan lupakan watak pemeran utama dicerita ini, Mikayla itu cengeng dan kekanak-kanakan. Jadi jangan heran jika dalam situasi ini dia bisa menangis.

Drrrrtttt~ Drrrrtttt~

Saku celana pendek Key bergetar, Saat itulah Key menyumpahi kebodohannya. Kenapa ia bisa lupa bahwa dirinya membawa handphone? Kenapa dari tadi ia malah ketakutan seperti orang bodoh, bukannya menelpon seseorang?

Butterfly (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang