ENDING - Butterfly

4.9K 197 13
                                    

Halooo cemuaaa..

Udah Ending nih setelah dua tahun Up. Terimakasih yang sudah ngikutin Butterfly sejak awal. Terimakasih yang sudah vote dan komen tanpa bosan. Terimakasih yang selalu nunggu-nunggu Butterfly Update.

Apapun Ending yang aku tulis. Semoga bisa diterima dengan lapang dada yahh..

Butterfly tamat, Masih ada beberapa karya aku yang gak kalah seru dari Butterfly nih-

- TIENES (Teenfict)
- ALANA (Teenfict)
- Rafflesia (Teenfict)
- The Deat Exam (horor)

SELAMAT MEMBACAAA :))

*****

Definisi bahagia.

Menurut Key, Bahagia itu tidak sederhana. Lebih dari sebagian orang didunia ini mengatakan bahwa bahagiakan itu sederhana. Nyatanya, manusia tidak sebaik itu.

Bahagia yang sederhana itu, bahagia ketika dalam kondisi apapun.

Tidak.

Tidak ada manusia yang bisa berbahagia dalam keadaan kritis keuangan, Broken home, atau cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kalaupun bibir mereka berucap bahwa mereka bahagia dalam keadaan sakit, Key yakin, mereka tidak jujur.

Bagi Key, bahagia itu ketika dirinya bisa tertawa sepuas-puasnya ketika ia senang. Dan bisa menangis sekencang-kencangnya ketika ia sedih, Bahagia bagi Key adalah ketika dirinya bisa melakukan apapun yang ia mau.

Tidak sederhana.

Lampu diruang operasi masih merah. Semua menunggu gelisah. Devin juga, sudah lebih dari 4 jam Key berada dalam ruang operasi untuk pengangkatan pelurunya.

Ya, Key lah yang tertembak.

Satu lagi penyesalan terdalam yang Devin rasakan, membiarkan Key berkorban besar untuknya. Devin lengah, ia tak menyadari ada Raza dipintu masuk, sedangkan posisi mereka sedang berpelukan dengan Key yang ada didepan.

Membalikkan posisi mereka tak semudah apa yang ada di Film-Film. Faktanya peluru lebih cepat dari pergerakan manusia.

Tiba-tiba pintu terbuka.

Beberapa dokter dan perawat keluar darisana membawa peralatan-peralatan yang dipenuhi darah. Salah satu Dokter langsung dihampiri Devin dan yang lainnya.

"Dok, gimana operasinya?" Tanya Rendy penasaran.

Tidak ada Ekspresi berarti diwajah sang dokter. Jantung Devin berdegup cepat, tangannya luarbiasa dingin, wajahnya pucat, melihat ekspresi dokter tersebut, membuat Devin ingin mati saja.

"Maaf..."

********

Devin menatap sebuah foto yang ia pajang dikamarnya. Foto yang diambil 1 tahun yang lalu, fotonya bersama Mikayla ketika gadis itu masih bersamanya.

Sekelebat ingatan tentang senyum dan perkataan Key selalu menemani malam kelamnya. Ia tersenyum hampa, ketika teringat apa yang dikatakan Key dulu.

Devin harus tetap jagain Mikayla Minaj hingga akhir!

Aku, sayangnya sama Devin aja. Gak mau yang lain.

Devin meringis, ia bahkan tak bisa menjaga Key dengan baik. Malah sebaliknya, Key yang melindunginya, menyelamatkan nyawanya, dan berkorban untuknya.

Butterfly (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang