06. Obsesi Mantan.

4.8K 272 5
                                    

Vote sebelum baca

_________

"Vin, lo gak nonton tranding topic?" Jo menepuk pundak Devin dan melempar tas ranselnya ke mejanya.

Devin yang sedang sibuk dengan catatan Fisika-nya menjawab acuh. "Emang apaan?"

"Si-siapa namanya, itu si-- ah oon, si Mikayla, dia dihukum sama pak Bondan dilapangan".

Devin biasa saja mendengar Jo bicara barusan. Toh, bukan urusannya mau gadis itu telat atau kepagian, tidak penting. Ia melirik Jo yang masih berdiri disampingnya. "Terus kenapa lo gak ikut dihukum? lo juga telat".

Jo tertawa. "Lah, gue kan udah profesional". Jawabnya angkuh. "Gue masuk lewat lubang kecil."

"Otak lo insafin."

Jo duduk disamping Devin dan bersandar. "Lucu juga ya si Mikayla. Masa mohon-mohon ke pak Bondan biar gak dihukum pake alasan yang gak lucu banget."

"Apa?"

"Katanya dikunciin dirumahnya sendiri. Lah, kan jayus."

Mata Devin langsung melebar, fikirannya terulur. Tadi malam ia mengunci rumah Key dari luar, dan kunci yang ia bingungkan tadi pagi adalah kunci rumah Key. "Mampus gue, apes banget si oon."

"Apasih lo. Pake segala mampus. gara-gara Mikayla telat?" Tanya Jo sambil menyesap rokoknya.

Devin langsung menatap Jo. "Dia dimana?". tanya Devin panik, karena ini salahnya.

"Dilapangan lah, disuruh lari sepuluh putaran non stop. capek banget gak tuh".

"Ahyaampun, tuh anak bisa pingsan!". Devin berdiri, dan langsung mengambil langkah seribu menuju lapangan. Melihat obat-obatan dikamar Key tadi malam tentu bisa disimpulkan bahwa Key benar-benar gadis yang mudah sakit.

Sesampainya dilapangan, memang benar. Devin melihat Key sudah banjir keringat, gadis itu berlari dengan lemah. wajahnya pucat, sangat pucat. Langkah Devin tertahan oleh gengsi.

Gue benci ngelakuin ini, tapi kalo ini semua bukan gara-gara gue, gue benar-benar gak akan ngelakuin ini.

Devin tak punya pilihan. Ia langsung menerobos gengsi, dan berlari menghampiri Key, menarik tangannya hingga tak sengaja dahi Key membentur dadanya.

Key hanya meringis ringan, menepis tangan Devin dan kembali bersiap untuk lari, namun Devin menahannya. "Udah, jangan dipaksain." Pinta Devin.

"Ck, Vin. Jangan sekarang, gue lagi dihukum nih." Key kembali bergerak hendak melanjutkan larinya, namun Devin tetap menahan pergelangan tangan Key.

"Vin--",

"UDAH, KEY!!" Bentak Devin jengah.

Ada banyak pasang mata yang menyaksikan mereka. Mungkin akan jadi gosip panas di SMA Rajawali. Seorang Devin Alvino Sanjaya, menghampiri murid baru ketengah lapangan dihadapan orang banyak.

Devin memahan bahu Key yang bergetar hebat dan menelaah raut wajah Key. "Lo udah pucat, bego! lo bisa pingsan!"

Key meneguk ludahnya, matanya memang sangat panas. kepalanya pusing, ia menggeleng pada Devin. "Udah enam putaran lagian, empat lagi". Jawab Key serak.

"Lo udah gemeteran! jangan ngebantah! sekarang balik kekelas, istirahat" Perintah Devin, seperti biasa, Devin bicara ketus dan tegas. tidak ada kelembutan sama sekali.

"Tapi, nanti hukumannya ditambah sama pak Bondan". Lirih Key dengan bibir bergetar.

"Gue yang gantiin lo lari."

Butterfly (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang