//the shitty things

861 82 12
                                    

"Cowo yang deketin lo waktu itu, tadi gue liat dia jalan sama cewe. Gandengan pula."

Nyaris aja es teh manis yang gue seruput barusan melompat keluar karena ucapan Seola.

"Maksud lo Kino?!"

Seola mengangguk. Gue auto naik pitam.

"Bangsat!" Umpat gue kesal sambil meremas sedotan plastik yang gak bersalah itu. Kepala gue rasanya berasap membayangkan Kino, cowok yang sejak dua bulan lalu bikin gue nyaman dan janji untuk selalu ada buat gue barusan dilaporin sedang bersama cewek lain.

"Lo tau ceweknya siapa?" Gue kembali bertanya kepada Seola.

"Gue sih gakenal, Bon. Tapi kayanya cewek itu yang pernah ada di postingan lamanya Kino deh."

Gue diam sebentar. Berpikir dan mencoba mencerna ucapan Seola barusan. Entah kenapa, otak gue selalu lancar tanpa hambatan saat mikirin hal-hal kayak gini. Coba aja disuruh mikirin Fisika, yang ada gue tepar.

Balik lagi ke topik, gue masih belum nangkep cewek mana yang dimaksud oleh Seola. Tapi kemudian, gue teringat satu hal.

"Bego, kenapa ga langsung check instagramnya aja si." Gerutu gue kesal.

Gue buru buru ngecek hp.

"Ih sinyal kenapa jelek banget dah. Tethering dong, Seola."

Tanpa babibu, Seola langsung mengaktifkan mode tethering kuota di hpnya. Gue yang memang sering ngembat kuota Seola, langsung auto connect ketika dia mengaktifkan mode tersebut.

Gue men-scrolling dengan perasaan tak sabar mencari postingan foto Kino di instagram. Tapi eh tapi, ini cowok kok doyan banget yak upload foto. Mana captionnya pun gapenting. Hhh, tapi bukan itu fokus gue saat ini, melainkan gue harus cari tau siapa cewek yang dimaksud oleh Seola barusan.

Berhasil!

"La, ini bukan?"

Gue menyodorkan hp gue kearah Seola yang sedang asik dan tenang menyantap nasi goreng setengah pedes punya bu kantin. Melihat layar hp gue yang menunjukkan foto Kino dengan seorang cewek, Seola mengangguk cepat. "IYA, BON!! Ini ceweknya!"

Gue mengepalkan tangan sejurus kemudian. "Anjir!"

Makian gue yang cukup nyaring barusan, memicu beberapa pasang mata yang serentak menoleh kearah meja gue dan Seola.

"Lo kenal?" Pertanyaan Seola barusan langsung gue hadiahi dengan tatapan murka.

"Anjirrrr, itu gebetannya Kino sebelum gue."

"Buset!" Seola tersentak kaget. "Wah parah! Gabisa dibiarin nih cowok kek gitu. Seenak jidatnya aja mainin temen gue, ya."

Gue mendengus kesal. "Pantes aja seminggu ini chat gue gapernah dia balas." Gue semakin kesal terlebih membayangkan wajah tengil Kino yang dulu berusaha meyakinkan gue bahwa dia berkomitmen serius dengan hubungan kami. Tapi nyatanya, ah tai! Semua laki-laki sama aja bangsatnya.

"Gue gabisa tinggal diem aja, La! Beneran. Kesel banget gue anjir!"

Gue semakin meluapkan emosi gue.

*tting!

Notif handphone gue berbunyi. Buru-buru gue baca pesan masuk tersebut.

"KINO NGE-LINE GUE!!"

Ucapan itu spontan terlontar. Seola yang mendengar itu segera mungkin memasang tampang keponya.

"Buruan baca!!" Ucapnya gak sabaran. Gue melirik tajam kearah Seola, dengan maksud agar ia sabar.

be my home.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang