:) hari bahagia :)

486 77 10
                                    

Ini sudah tujuh hari sejak kejadian di alfamart yang memalukan itu, sudah tujuh hari sejak Seo mengajak gue kenalan dan follow akun instagram gue duluan.

Dan sudah tujuh hari juga, Seo gapernah muncul dihadapan gue atau nanyain kabar gue gimana.

Dia seakan, menghilang.

Gue mendengus sebal, "Yaudasi, lagian ga penting juga inget dia."

Gue kemudian fokus membaca makalah yang ada di tangan gue untuk bahan presentasi sebentar lagi. Mana dosennya nyebelin dan gue gabisa fokus karena masih mikirin Seo. Haduh!

Saat mulai bisa berkonsentrasi, tiba-tiba ada suara aneh yang ngagetin dan buyarin hapalan gue.

"WOI BONBON!"

Seola, anjir!

"Kenapasi?" tanta gue galak. Yang ditanyain hanya senyum-senyum dan cengengesan.

"Barusan gue abis dari kantin FH ketemu Dhito dong." [Read: FH=Fakultas Hukum]

Deg!

Mendengar nama Seo disebut, jujur, gue kepo.

"Terus?" Tanya gue cuek, berusaha menutupi fakta bahwa sebenernya gue penasaran banget.

"Terus Dhito nyariin lu."

Gue sontak membelalak kaget. Wajah gue rasanya memanas, bersemu merah mengetahui kenyataan bahwa Seo ternyata mencari gue.

"Cie, hahahaha."

Gue menimpuk pelan bahu Seola dengan gulungan makalah yang rasanya saat ini udah gak penting buat gue.

"Terus, Bon, dia minta nomer wasaf lu. Tapi gak gue kasih. Nomer lu kan masih di blokir yak?"

Gue mengangguk pelan. Iya bener, nomer hape gue saat ini emang lagi gak bisa digunain karena beberapa saat yang lalu keblokir, wasaf gue juga ikutan gabisa digunain. Tapi tiba-tiba gue menyadari satu hal, "Kenapa gak lo kasih idline gue aja?"

Ucapan spontan gue barusan, ditimpali dengan santai oleh Seola. "Dia kan mintanya nomer wasaf bukan idline."

Oh iya bener juga sih.

T-tapi...

KENAPA GA MINTA LANGSUNG KE GUE SIH?!

"Au ah." Ucap gue kemudian, sebal dengan sikap Seo yang ternyata gak gentle. Masa, hanya untuk sekedar minta nomer hp gue, harus melalui temen gue sih. Kan bisa minta langsung, agar lebih keliatan usahanya.

"Yaelah Bon, gak berani minta langsung bukan berarti gak gentle dong. Ya bisa aja ada alasan lain kenapa dia gak minta secara langsung ke lo. Santuy ah."

Gue mendengus sebal. Malas menanggapi ceramahan Seola barusan.

"Eh, tapi, lo bilang katanya ga suka sama Dhito. Kok kesel cuma gara-gara hal kecil gini?"

Mampus!

Skakmat gue!

Gue cengengesan sesaat di depan Seola, berusaha menyembunyikan apa yang sebenarnya gue rasa terhadap Seo. Maka dari itu, sejurus kemudian gue buru-buru membereskan beberapa jurnal dan buku lalu segera beranjak dari hadapan Seola.

"Hehehe, La, gue duluan ya. Udah ada kelas! Bye!"

Gue berjalan cepat sampai sesekali gak sengaja menabrak adik tingkat yang bergerombolan di koridor kelasnya. Dari kejauhan, gue melihat reaksi Seola kebingungan. Tapi untungnya, dia gak mengejar ataupun memaksa gue untuk menjawab pertanyaannya.

Fyuhhh

Gue bernafas lega, dan untungnya hari ini gue gak ada mata kuliah yang sekelas dengan Seola. Jadi dengan gampang gue bisa menghindari berbagai cecaran pertanyaan tentang Seo.

be my home.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang