Getting Closer

367 59 9
                                    

Ini sudah lewat seminggu sejak gue nonton Blue Gravity di Fakultas Hukum. Dan kalian mau tau, sekarang, gue dan Seo seems that we get close day by day.

Tentu saja, gue bahagia.

Gue jadi teringat first impression gue ke Seo dulu. Gue sempat berpikir bahwa dia adalah anak yang sombong namun kaku, tapi ternyata, dia gak seburuk itu kok. Dan satu hal yang paling gue suka dari Seo adalah, dia itu to the point banget orangnya. Gak suka basa-basi, dan jujur.

Seminggu terakhir ini, gue emang lumayan sering ketemu Seo. Seperti hari ini, gue udah ada janji untuk makan siang bareng sama dia. 

Seo mengirimi pesan menanyakan apakah mau dijemput atau engga, ya gue bilang aja engga karena gue selalu bawa motor ke kampus. Gue meminta Seo untuk langsung saja menunggu di tempat makan langganan kami. Warteg sepuluh ribu-an yang cocok dikantong mahasiswa. Jaraknya juga ga jauh dari kampus.

Hanya membutuhkan waktu lima menit aja dari fakultas gue, gue udah tiba di warteg tersebut. Gue melihat motor trail berwarna hitam yang gue yakini adalah motor Seo. Dan benar saja, ketika gue hendak memesan makanan, Seo udah duluan berada disana, juga mengantri untuk memesan makanan.

Gue menepuk bahunya pelan, Seo menoleh ke belakang mendapati gue yang menepuk bahunya.

"Eh calon pacar, udah lama disini?" Ucap Seo jenaka.

Gue terkekeh pelan sambil sekali lagi menepuk bahunya, kali ini cukup keras.

"Anjir! Hahaha. Engga sih, gue baru dateng juga." Jawab gue sambil berusaha menahan malu.

"Lo mau pesen apa? Gue aja yang pesenin, lo cari tempat duduk." Seo bertanya kepada gue.

"Gue nasi pake sayur, kuah rendang, ayam bakar, bakwan jagung, sama sambel aja ya. Minumnya es teh."

"Buset! Banyak banget makannya."

"Lah kan juga biasanya gue makan kayak gini, hahaha."

Setelah itu, gue memberikan pecahan uang dua puluh ribuan kepada Seo. Seo langsung mengambilnya, karna sebelumnya ketika Ia hendak membayarkan makanan yang gue pesen, gue protes dan gamau menerima traktirannya tersebut.

"Saat ini lo masih dibiayain orangtua. Gue juga gitu. Jadi jangan sok iye dah mau nafkahin gue makan siang. Ntar aja kalau lo udah jadi suami gue, baru dah, uang lo, uang gue juga. HHAHA."

Itulah kenapa Seo langsung nerima aja saat gue memberikan uang kepadanya.

Prinsip gue, selagi orangtua gue mampu membiayai kebutuhan gue sehari-hari, gue gak akan mau dibayarin oranglain. Ya paling mentok-mentok gue hutang dulu sama orang tersebut.

Gue kemudian beranjak dan mencari tempat kosong untuk gue dan Seo duduk. Mata gue melihat ke seluruh penjuru ruangan dan menemukan satu tempat yang cukup pw untuk diduduki. Tanpa basa basi gue langsung mendekati meja tersebut dan duduk disana sembari menunggu Seo yang masih memesan makanan. Lima menit berlalu, Seo kemudian datang dengan dua piring ditangannya. Persis kayak abang-abang di rumah makan Padang.

"Nih," Ucapnya sembari menyodorkan piring makanan gue. Gue masih tertawa pelan dengan membayangkan barusan Seo terlihat seperti abang-abang di rumah makan padang.

"Kenapa? Kesambet apaan dah ketawa ga jelas."

"Lo lucu tadi, kayak abang abang di restoran Padang. Bawa piring banyak gitu."

"Cocok ya? Abis ini gue mau lamar kerjaan di resto Padang deh, hahaha."

Gue dan Seo larut dalam obrolan random yang ngalor ngidul kemana aja. Sembari terus melahap makanan yang ada di depan kami. Mungkin, jika kalian pikir Seo adalah anak band yang cool dan romantis, maka kalian salah besar. Seo jauh dari dua kata tersebut. Melainkan Seo adalah sosok yang hangat, humoris, dan random banget. Seo juga selalu jujur di setiap perkataannya. Dan gue selalu suka dengan orang yang jujur, walaupun ucapan jujurnya itu mungkin akan menyakiti hati gue.

"Lo tau, Na, satu hal yang sangat gue syukuri saat ini adalah, gue mengenal lo."

__________________
©kimjuyeonssi
~be my home

Gue tiba di rumah pukul tiga sore. Seo mengantar gue pulang walaupun gue udah ngotot bahwa gue bawa kendaraan sendiri dan ga masalah untuk pulang sendirian. Tapi ternyata Seo lebih keras kepala daripada gue. Dia tetep ngintilin gue di belakang dan alhasil saat ini, dia juga berada di halaman depan rumah gue.

"Gue gak ada modus apa-apa, beneran. Gue cuma mau nganterin lo selamat sampe tujuan." Kalimat itu adalah kali ketiga yang Seo lontarkan dalam waktu kurang dari satu jam.

"Iya ah bawel. Pulang gih."

"Gue diusir nih???" Tanyanya sok dramatis.

Sebenernya gue hampir ngakak melihat ekspresi lucu yang Seo tampilin barusan. Tapi kan, gue lagi pura-pura ngambek.

"Udah sono pulang. Gue mau istirahat!" Ucap gue sok ketus.

Gue kemudian membuka pagar halaman rumah lalu memasukkan motor dan memarkirkannya di halaman. Setelah itu gue kembali berdiri di depan pagar untuk menghampiri Seo yang masih belum juga beranjak dari sana.

"Nungguin apa lagi?" Tanya gue masih dengan mode sok ngambek.

"Gue gak akan pulang sebelum lo masuk." Ucapnya.

"Yaudah gue masuk."

"Yaudah gue tunggu disini."

"Kok lo nunggu disini? Pulang!!!"

"Gue cuma mau memastikan lo aman-aman aja setelah masuk ke dalam rumah."

Setelah mendengar ucapan Seo barusan, senyum kecil terbit di wajah gue.

"Lo masuk ya, istirahat. Kalau ada tugas, kerjainnya sekarang, jangan begadang. Setelah lo masuk, gue bakalan pulang kok." Ucap Seo sembari mengusap pelan kepala gue.

"Hati-hati, ya."

Setelah mengucapkan kata tersebut, gue lantas masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang semakin aneh dan runyam.

Seo kayanya berhasil, berhasil menerobos pertahanan hati gue yang beberapa saat lalu gue tutup rapat-rapat.

=========================================

Halo everyone!! Maaf untuk keterlambatan updatenya karna saya bener bener sedang stuck. Dimaklumi yaaa🙏 Anyway, happy new year!!

Resolusi 2020 : update cepet. amen

be my home.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang