Can't Take My Eyes off You

459 70 2
                                    

Lagi-lagi gue berkutat dengan lembaran makalah yang sampe sekarang masih belum gue ngerti apa maknanya. Udah hampir setengah jam, mempelajari materi makalah ini bener-bener bikin kepala gue berasap. Ditambah cuaca yang panas, mendukung banget dong buat gue misuh misuh.

"Ih kenapa sih lo masuk Ekonomi, Na? Ribet kan ujungnya sekarang. Ah elah!"

Beneran, ucapan gue barusan adalah ucapan yang tulus dari lubuk hati gue paling dalam. Pertanyaan paling bodoh yang seharusnya gak gue lontarkan kepada diri gue sendiri. Karena jujur, sampe sekarang gue pun gatau apa motivasi gue memilih prodi ekonomi.

Asik bergumul dengan pertanyaan bego tersebut, sesaat fokus gue teralihkan oleh segerombolan mahasiswa yang wajahnya cukup asing di penglihatan gue. Ini apaansi?

Gue yang kepo, akhirnya memilih untuk menepikan sejenak makalah yang berada di tangan gue. Kemudian menjulurkan kepala lebih tinggi untuk melihat dengan jelas apa isi dari gerombolan tersebut.

LAH

SEO!

Gue membelalak kaget saat samar-samar gue melihat wajah Seo di antara gerombolan itu. Sekali lagi, gue menjelaskan pandangan gue untuk memastikan apakah yang gue lihat saat ini adalah Seo atau bukan.

"Bona!"

Itu suara Seo!

Cowok itu dengan langkah besarnya menghampiri gue. Wajahnya menyiratkan, entahlah, seperti kebahagiaan karena dia beneran terlihat sangat cerah. Gue turut melambaikan tangan kearahnya, sembari tersenyum kecil dan mati-matian menyembunyikan perasaan senang.

"Hai," Sapanya pelan ketika tepat berada di depan gue. Tingginya yang menjulang membuat gue sedikit mendongakkan kepala gue untuk melihat kearahnya. Dan, siang ini, dia ganteng banget.

Dengan kaos lengan panjang berwarna putih dan celana berwarna krem, Seo terlihat semakin perfect.

"Lagi ngapain disini?" Tanya gue.

Sebelum menjawab, Seo menyisir poninya yang berantakan kearah belakang. Saat itu juga, gue ngerasa adem banget ngelihat jidat putihnya yang bersih ditambah senyumnya yang manissss banget.

"Lagi nganterin tiket untuk acara ukm seni fakultas gue."

"Ramean gitu?"

Seo mengangguk.

"Iya, abis ini pada mencar ke prodi lain soalnya. Makanya ramean."

"Oh.. gitu."

Seo kemudian terlihat merogoh saku celananya. Ia lalu menyerahkan sebuah lembaran yang gue yakini adalah tiket yang Ia maksud.

"Nih, buat lo. Dateng ya, gue nampil jam delapan."

Gue cengo sesaat. "Eh, berapa?" Gue refleks merogoh tas gue mencari dompet untuk membayar tiket yang Seo berikan tersebut.

"Gaperlu. Ini buat lo, free entry khusus tamu special gue."

((free entry khusus tamu special gue))

((tamu special gue))

((tamu special))

ANJAY!!

"Uhuk!" Entah kenapa gue justru tiba-tiba batuk. Gue yakin banget saat ini wajah gue pasti memerah karena malu.

"Ini, beneran buat gue?" Tanya gue kepada Seo.

Seo mengangguk.

"Iya, buat lo. Malem minggu ini, jam delapan, di gor kampus. Dateng yah." Ucap Seo, masih lengkap dengan senyum manisnya.

be my home.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang