Makhluk Tuhan Paling Random

436 52 22
                                    

"Besok udah gak uas lagi kan, jalan yuk."

Gue mengernyit bingung. "Dalam rangka apaan nih? Ngerayain kelarnya uas?"

"Pertanyaannya lucu. Masa mau ngajakin lo jalan harus ada rangkaian peristiwa tertentu."

Dari telfon, terdengar suara sebal yang barusan Seo lontarkan. Gue terkikik pelan, semenggemaskan itu makhluk Tuhan paling random ini.

"Bercanda bosku. Mau ngajakin gue kemana sih?"

"No plan."

Gada rencana???

"Ini gimana sih maksudnya, lo ngajakin gue jalan tapi gatau tujuannya mau kemana."

"Hehehe,"

Nyebelin, dia malah cengengesan.

"Hidup tuh rasanya gak asik kalo ada planning-planning gitu. Lo gak bebas untuk berimprovisasi dan berkutat hanya pada sebuah rencana. Cmon, Na, sehari aja bebasin diri lo sama gue ya. Besok. Gimana? Mau? Ok? Ok!"

Gue gangerti lagi, Seo bener-bener aneh.

Dan, anehnya gue suka keanehannya itu.

"Diem berarti setuju. Besok, jam enam gue jemput. Pake apapun yang membuat lo nyaman, jangan lupa bawa jaket, lo gaperlu dandan juga udah cantik."

Ah, gombal mulu!

"Pagi banget anjir, lo ngerjain gue ya?!"

Sejujurnya gue gak marah, gue hanya mencari cara agar sambungan telpon ini tidak terputus.

"Ayam udah berkokok jam segitu. Lagian juga gak pagi-pagi banget kok, gak sesudah sholat subuh juga, kan?"

"Emang sholat subuh jam berapa?"

Pertanyaan simple gue, membuat Seo terdiam beberapa saat. Kenapa sih?

"Seo? Kok diem?"

"Ha? Tadi gue lagi nafas."

Ada-ada aja.

"Pertanyaan gue belum dijawab deh."

"Oh itu, sholat subuh kayanya jam empat atau lima pagi gitu, he he."

"Ih itu mah lebih pagi bangetttt. Yaudah deh jam enam aja."

"Sip! Besok gue jemput, see ya!"

Setelah itu sambungan terputus. Senyuman merekah di wajah gue dan membuat semburat merah turut muncul.

Seo adalah penyebabnya.

_______

Tepat pukul enam pagi, alih-alih membunyikan klakson motor sebagai tanda bahwa Ia telah tiba, Seo justru mengirimi gue pesan.

"Kenapa gak di klakson aja?" Tanya gue ketika sudah berada di teras depan.

"Gaenak sama orangtua lo, ntar keganggu sama suara klaksonnya."

Gue tersenyum kecil. Ternyata gak hanya random, Seo juga perhatian terhadap hal-hal kecil.

Saat hendak menaiki motornya, gue tiba-tiba terdiam.

"Seo, kayanya jangan pake motor lo deh."

"Kenapa emangnya?"

Gue memasang tampang memelas. "Pake motor gue aja ya, gue sangsi deh mau keliling pake motor lo. Kemaren waktu ke kampus aja betis gue udah panas banget kena knalpotnya. Hehehe."

be my home.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang