One, rindu itu sesak.

855 41 3
                                    

Ujian terbesar bagi penyimpan rindu adalah setia dan jaga komitmen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ujian terbesar bagi penyimpan rindu adalah setia dan jaga komitmen.

***

Aelsya menguap. Beberapa hari ini tidurnya sering tersita karena banyaknya tugas. Cewek itu jadi sering ketahuan menguap dan hampir memejamkan mata jika tidak diketahui Dimas.

"Wei, buka matanya. Jangan merem mulu. Dasar mata lima watt!" suara Dimas terdengar dari bangku belakang. Cowok itu mengomentari Aelsya yang sudah hampir tertidur karena terlalu mengantuk.

Aelsya tidak menjawab. Cewek itu hanya bergumam sebentar. Sesekali matanya melihat ke arah bangku sebelahnya. Menatap kerajinan Ola yang sudah menyalin tulisan di papan yang ada di depan kelas.

Cewek itu menatap ke depan lagi. Matanya benar-benar tak tahan lagi saat ini. Dan di detik berikutnya, Aelsya menyerah. Dia tak bisa bertahan lebih lama lagi.

***

"Kak Aelsya!"

Aelsya menoleh. Cewek yang tengah berjalan menuju kelasnya dengan salah satu tangan menggenggam erat tas mukena itu seketika tersenyum saat dirinya di datangi oleh salah seorang siswi. Seorang gadis berambut panjang dengan kuncit abu itu tersenyum manis. Dia memberikan sebuah bekal makanan kepada Aelsya.

"Buat kakak, nih."

Aelsya mengenyit. Cewek itu menatap gadis bernama Aisee itu tidak mengerti. "Dari siapa?"

"Aunty. Katanya, selalu jaga kesehatan. Jangan sampai sakit karena bentar lagi kakak ujian." Aelsya tersenyum. Cewek itu menerima bekal yang disodorkan Aisee. Ngomong-ngomong, bekal yang dipegang Aelsya saat ini itu pemberian Bundanya Arlan. Semenjak Arlan pergi merantau kuliah ke Amerika, mamanya Arlan sangat perhatian pada Aelsya. Wanita itu sering mengirimi Aelsya makanan. Katanya biar calon menantunya sehat gitu. Apalagi Aelsya akan menghadapi banyak ujian. Dan semua pesan juga kirimannya itu mesti dilewatkan pada Aisee. Keponakannya yang merupakan blasteran Indonesia-Australia. Dan kini gadis tujuh belas tahun ini tengah menempuh sekolah menengah atas di SMA yang sama seperti sepupunya, Arlan.

"Bilang sama tante makasih banyak, ya." Aisee mengangguk. Cewek yang memiliki iris mata yang sama seperti Arlan itu tersenyum tipis.

"Sama-sama. Jangan capek-capek ya, kak. Rindu boleh, tapi jangan berlebihan juga. Fokus pada ujiannya. Semangat. Semoga dapat hasil memuaskan!"

Aelsya tersenyum. Cewek itu mengangguk tipis. Meskipun saat ini ia tengah menempa rindu yang amat berat, tapi setidaknya ada orang-orang yang selalu memberinya dukungan tanpa lelah. Setidaknya itu yang akan selalu ia ingat saat dirinya ingin sekali mundur dan lebih memilih untuk menyerah.









***





Hallaw. Selamat siang hehe. Bab awal update nih! Meskipun disini hanya terfokus pada Aelsya, tapi disini kalian akan banyak temukan fakta baru. Siap baca? Ikuti saja alurnya ya. Sampai semuanya selesai nanti, Arlan tiga siap meluncur!

Gasabar pengen tau Arlan sama Aelsya, kan, ya?! Ikuti dulu semua ceritanya. Nikmati, resapi, dan jangan sampai terlewati.

Sekian. Dan terimakasih. Aku sayang kalian .

Love you❤.


Malang, 27/09/19

About Us || Arlan SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang