Belum pernah mendengar cerita Arlan tentang awal mula rasa sukanya kepada Aelsya? Bolehkah, aku berharap kalian penasaran. Jika iya, mari membaca cerita mereka. Semoga suka, dan mari kita flashback ke awal kisah cinta mereka di SMA.
***
Seringnya terlibat dengan kamu, membuat rasa ini hinggap. Hingga, lama-kelamaan terasa nyaman dan terus menetap. Aku sendiri seolah ragu ingin menampiknya atau tidak. Karena aku sadar, aku sudah membenarkan perasaan yang aku rasakan.
Arlan menghembuskan napas. Dia menatap layar laptopnya dengan pandangan lelah. Pandangan cowok itu sayu, kepalanya juga terasa pening, tetapi setumpuk tugas itu masih belum tersentuh. Dan, akan terus menumpuk jika ia tak memiliki niat sama sekali untuk mengerjakannya.
Diambil segelas kopi yang asapnya masih mengepul di atasnya. Meskipun lelah yang ia rasakan begitu menyiksa, tetapi setidaknya dengan segelas kopi yang ia buat lagi akan membantu matanya bertahan untuk tetap terbuka meskipun itu tidak terlalu lama.
Setelah melalui kegiatan ospek yang menguras tenaga, emosi, dan juga pikiran, kini Arlan dihadapkan pada kewajibannya sebagai seorang siswa. Tentu, ia tak ingin nilainya jatuh. Meskipun ia sendiri disibukkan dengan kegiatan di organisasi juga turnamen, tetapi Arlan ingin yang terbaik untuk nilainya nanti.
Sekedar catatan, Arlan termasuk orang yang sedikit ambis. Agaknya, ia harus selalu mendapat nilai terbaik. Meskipun waktu tidurnya ia sita hingga tersisa sedikit, tetapi cowok itu seolah tak menyesal. Baginya, belajar adalah prioritas utamanya. Mungkin itu juga yang membuat Arlan selalu meraih peringkat pertama.
Cowok itu kembali menatap lurus ke layar, ditatapanya deretan hurus yang sudah ia ketik disana, dahi cowok itu mengernyit, hingga setelahnya jari-jari cowok itu bergerak bebas di atas keyboard laptop. Membiarkan bunyi-bunyi ketikan tangannya yang terus bergerak lincah.
Di tengah kegiatannya, handphone-nya bergetar. Membuat sang empu menoleh pada meja kecil yang ada di sebelah panjang. Arlan berdiri, dia berjalan menuju meja kecilnya untuk mengambil handphone-nya. Cowok itu mengeryit heran saat mendapati nama Revio disana. Ah iya, Arlan ingat. Pasti cowok itu akan membahas tentang kegiatan pramuka wajib yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.
"Hallo," sapa seseorang dari seberang sana saat tau telepon darinya sudah diangkat. Dahi Arlan mengernyit, suara yang ia dengar tidak sesuai dengan nama yang ia simpan. Dahi Arlan mengerut, ia mencoba untuk mengenali suara yang masuk ke indera pendengarannya.
"Gue Alzan." Perjelas sang penelpon. "Tadi handphone Revio gue pinjem, pulsa gue abis." Sambung Alzan.
"Lo lagi ngapain, Ar? Sibuk gak?"
"Kenapa?"
"Bisa kesini? Gue perlu ngomong sama lo. Lagian, gak enak kalau musti lewat telepon."
"Gue nugas." Balas Arlan singkat.
"Sibuk banget emang? Bisa kesini gak lo nya? Sekalian kumpul sama anak-anak." Arlan menghembuskan napas, cowok itu terlihat menimang sebentar sebelum akhirnya sebuah kata 'iya' keluar dari bibirnya.
*****
Arlan memarkirkan motornya di sebuah pelataran sebuah rumah yang cukup luas. Halaman rumah itu cukup rindang, banyak sekali pepohonan yang tumbuh disana. Di bawahnya banyak sekali rerumputan liar. Err—mungkin tepatnya keliatan seperti tidak terurus.
Dengan hoodie hitam yang membungkus tubuhnya, cowok itu berjalan menuju pintu utama rumah. suara gelak tawa disertai dengan candaan khas itu menjalar masuk ke telinga Arlan. Arlan tentu tau siapa pemilik suara-suara itu. Iya, tentu saja teman-temannya. Ditambah dengan keberadaan motor mereka yang berjejer rapi di halaman rumah, Arlan tentu hapal siapa para pemiliknya. Meskipun ia belum menampakkan diri disana, dan inderanya belum melihat siapa sepenhnya yang hadir, tetapi dari suara canda tawa mereka yang cukup keras dan beberapa motor yang terparkir, Arlan bisa menyimpulkan hampir seluruh teman-temannya yang tergabung ke dalam panitia ada disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Us || Arlan Series
Teen FictionAyo bercerita tentang kisah mereka Cover diambil dari pinterest atas nama stayczennie