chungha melihat arloji di pergelangan tangan kanannya, sambil melihat aplikasi whatsapp yang tak kunjung dibalas oleh joy.
mereka janjian buat legalisir sekalian ambil ijazah, lebih tepatnya chungha menemani joy.
"lama amat sih neng?"
"dosennya tadi gasadar kalo udah selesai harusnya jam kuliahnya! lagian kenapa kamu gak sekalian ambil juga sih sekarang?" tany joy, usai membayar grab.
chungha menggeleng, "mager bayar spp, kurang bulan terakhir doang"
joy menghela napas, "justru karena tinggal itu doang harusnya buruan diselesaiin"
keduanya masuk ke front office sekolah mereka dulu.
chungha sering sekali kesini buat jadi utusan ekskulnya, entah reporting, atau cuma ngajuin proposal. makanya ibu resepsionisnya hafal ke chungha.
"kamu gak sekalian ambil?" tanya bu dara.
chungha menggeleng, "nanti aja deh bu hehe"
"nanti aja terus sampe adek kelasnya lulus" sindir bu dara.
joy mendapat map bening berisi ijazah dan skl, "mau nungguin disini ato ikut aku ke kopsis?"
"ngapain?"
"fotokopi ini terus baru bisa diproses legalisirnya"
chungha menggeleng, "enggak ah. mager, sana buruan aku tungguin"
joy berjalan menuju ke dalam sekolah, meninggalkan chungha yang duduk di kursi tunggu.
"gimana kuliah kamu?" tanya bu dara berusaha membuka pembicaraan dengan chungha.
"baik kok bu, tapi tugas pkm nya bikin kepala mau pecah"
bu dara tertawa,
"bu, jangan diㅡ"
pintu resepsionis terbuka, mata chungha turut serta menoleh siapa yang membuka pintu front office.
disana juga ada ten yang reflek melihat keberadaan chungha.
dari banyak kemungkinan hari, kenapa kita harus bertemu lagi di hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagi ㅡten✔
Fanfiction"Kalo ada anaknya itu disapa, jangan diem lagi." ten, si mahasiswa baru jurusan manajemen itu tiba-tiba jadi topik paling panas di ruangan BEM fakultas. © woozidust, 2019