Latihan

6 0 0
                                    

1 bulan kemudian....

Hari ini di Academy Paqe terutama kelas Pemula A mereka akan melakukan latihan senjata bersama Pak Temy. Seperti yang di awal dia beri tahu jika untuk melakukan peraktek ini mereka harus melalui beberapa tahap termasuk membuat senjatanya sendiri.

2 minggu yang lalu seluruh murid pemula dikumpulkan di sebuah tempat khusus pembuatan senjata milik Academy Paqe. Hal ini bertujuan untuk setiap murid memiliki senjata sesuai keinginan dan kemampuannya sendiri.

Pedang yang dipakai Axelle saat duel dengan Gavin itu adalah senjata yang dipinjamkan oleh pihak Academy, karena dia masih belum memiliki senjatanya sendiri.

Lalu bagaimana dia bisa sejago itu menggunakan senjata pinjaman?

Itu karna sejak umur 5 tahun Axelle yang minta ditemani Ezra sudah berlatih bersama Ayahnya di halaman rumah, makanya tidak heran kemampuan dia bisa melebihi orang lain di Academy.

Senjata yang dibuat oleh Axelle adalah pedang berwarna hitam, sedangkan Zeline dia lebih memilih Katana dengan alasan katana lebih enteng dari pada pedang dan itu akan memudahkannya bergerak dengan cepat.

Tidak beda jauh Ezra juga memilih pedang sebagai senjatanya dan kembarannya Azri memilih panah.

"Ezra, maju tunjukan kempuan kamu" perintah Pak Temy.

Tanpa menjawab Ezra langsung menyerang Pak Temy yang terkenal bisa menggunakan segala macam senjata namun senjata utamanya adalah katana.

Sring!! Sriing... sriing!!

Serangan Ezra ditahan semua oleh Pak Temy menggunakan pedangnya.

"Gunakan kemampuan tubuh dan cakra, jangan hanya mengandalkan serangan frontal" ucap Pak Temy.

Dan tiba-tiba Ezra berlari dengan sangat cepat seperti Axelle saat melawan Gavin hanya bedanya Ezra melakukannya tidak bisa sesempurna Axelle yang larinya bisa secepat kilat.

Hingga dia sudah tepat berada di depan Gurunya dan Pak Temy dengan reflek dia menangkis pedang Ezra keatas hingga terlepas.

"WAAAH...." ujar teman sekelas Ezra.

"Cukup, kamu sudah mulai bisa mengendalikan cakra yang ada ditubuhmu dengan baik. Tapi kamu juga harus bisa perkuat pergelangan tanganmu agar pedang tidak bisa terlepas seperti tadi"

"Baik Pak"

"Yasudah kamu kembali. Selanjutnya Azri"

Axelle dan Ezra melakukan tos mereka saat Ezra telah kembali. "Sayang banget dikit lagi lu bisa kuasai teknik itu Zra"

"Gua gak sehebat lu Xel, tapi beruntung gua termasuk 3 orang yang dijaman ini bisa nguasai teknik turun temurun keluarga lu" senyumnya.

"Yoi..." balas Axelle merangkul sahanatnya tersebut.

30 menit sudah berlalu murid pemula A pun satu persatu sudah menunjukan kemampuannya di latihan senatap hari ini.

"Cukup.... Axelle kamu sudah bagus dan teknik cepatmu juga sangat sulit ditebak, jika tadi saya tidak menyetop kamu pasti seranganmu sudah bisa mengenai saya. Kelemahan satu-satunya yang harus kamu perbaiki adalah otak, seandainya kamu pintar dalam akademis pasti kamu akan sulit terkalahkan"

"Terima kasih Pak, saya akan coba mengatasi otak sialan ini. Hehe saya permisi" cengirnya lalu pergi.

"Terakhir Zeline"

Saat Zeline jalan ke tengah lapangan dia sepat berpapasan dengan Axelle dengan senyum dia berkata pelan.

"Good job" ucap Zeline.

Bringer Of PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang