Sebelumnya minta maaf dulu kalo nanti ada sedikit berubah-berubah katanya dari Kamu Aku jadi gua elu. Suasana hati penulis lagi gak nentu hehe. Terimakasih
Enjoy!!
Keesokan harinya Axelle tidak di ijinkan keluar rumah ataupun latihan, bahkan pedangnya disimpan oleh Ibunya langsung dikamarnya. Dia dihukum karna terlalu memaksakan diri untuk bertarung, dan dengan terpaksa diam dirumah atau lebih tepatnya hanya berbaring di kasur saja.
Didalam keheningan entah angin dari mana tiba-tiba Axelle teriak sekeras-kerasnya. "AAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRGGGGGGGGGHHHHHHH!!!!!" Kesalnya.
Seisi rumah mendengar teriakan itu dan dengan cepat mereka lari ke kamar Axelle.
"Kenapa Xel? Ada apa!" Panim Ibunya.
"Tidak Bu, Axelle cuma masih kesel aja sama Kakak Bangsat itu!"
"Sudah sabar sayang, kita seharusnya senang Kakak mu itu tidak mati hanya membelot saja"
"Tapi Bu!...."
"Udah Xel, sekarang kamu mending tidur sekalian istirahatin pikiran kamu" saran ibunya sekalian menyelimuti tubuh anaknya tersebut.
***
Satu minggu berlalu dan tepat hari ini Axelle di perbolehkan masuk Academy lagi, walau dengan sedikit memaksa agar bisa masuk lagi.
Di sepanjang perjalanan dia hanya diam dengan kekesalan di pikirannya mengenai Kakaknya itu.
'Sesuai omongannya, Gua bakal lebih kuat lagi dan bakal gua bales kebangsatan dia kemaren!' pikirnya.
Sesampainya dikelas dia hanya duduk menatap keluar lewat jendela dengan tatapan kosong. Azri Ezra ngejailin dia aja pun dicuekin gitu aja oleh dia, sikapnya berubah 180 derajat dari yang tukang ceroboh kali ini jadi pendiem dan tidak banyak bergerak yang tidak penting.
Berita mengenai Clan Red Hunter di serang memang sudah menyebar luar dengan sendirinya tapi mengenai Kakak Axelle yang menjadi penghianat itu tidak diketahui siapapun kecuali Axelle, Ayahnya, Ibunya, Ezra dan Azri hanya itu saja yang mengetahui hal itu.
Berita itu di tutup rapat-rapat oleh petinggi Clan, mereka tidak mau menjadi olok-olokan Clan Blue Eyes yang notabennya musuh bebuyutannya. Zeline yang sudah sangat dekat dengan Axelle masih belum berani bertanya keadaan laki-laki itu jangankan bertanya dia mendekat pun enggan karna aura Axelle yang sangat berbeda dengan biasanya.
'Ada apa dengan dia?' pikir Zeline sedikit khawatir.
Saat jam istirahat Axelle berdiam saat orang lain tertawa, bahagia bisa bermain dengan teman-temannya. Jika ada kata yang bisa mewakilinya mungkin "Merasa sepi dikeramaian" Ezra Azri sudah bingung harus berbuat apa agar sahabatnya itu bisa kembali seperti sediakala atau setidaknya tersenyum kembali.
Bahkan saat dirumah dia hanya berada di belakang rumah untuk latihan latihan dan latihan, dia berhenti latihan hanya untuk makan dan minun obat penahan rasa nyeri di tubuh yang bekas terluka itu.
***
Esoknya dia kembali ke Academy dengan sikap yang sama, saat latihan senjata dia hampir melukai seseorang yang menjadi lawan latihannya.
"Apa yang kamu lakukan Axelle?! Kamu bisa saja membunuh temanmu sendiri!" Ucap Pak Temy benar-benar memarahinya.
Axelle hanya tertunduk tak mengeluarkan sepatah katapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bringer Of Peace
Fantasy20 tahun yang lalu perang dahsyat antara Red Hunter dengan Blue Eyes sudah terjadi. Anak-anak, Tua atau Muda, Pria atau Wanita ikut jadi korban. Mereka yang kuat akan berkuasa sedangkan mereka yang lemah tidak bisa berbuat apa-apa. Hingga akhirnya...