Maaf typo bertebaran! Hehehe.
"Kalian!"
'Siapa mereka? Apa mereka temannya Paman Petra?' Batin Axelle terus bertanya.
"Belum puas kalian buat aku terusir dari clanku sendiri!"
Mendengar itu Axelle langsung kaget bukan main, dia menatap Petra dari samping dengan tatapan semakin bingung.
'Terusir? Apa maksudnya!'
"Banyak bacot!" Mereka semua langsung menyerang Petra menggunakan senjatanya masing-masing.
2 orang maju menggunakan pedang sedangkan 1 orang diam ditempat menggunakan panah. Axelle yang tidak tau apa-apa ikut bertarung one by one dengan pengguna pedang satu lagi sembari menghindari anak panah yang sesekali mengarah kearahnya.
Musuh sudah menggunakan cakranya tidak terkecuali Petra yang juga menyelimuti pedangnya dengan cakra dan hanya Axelle yang tidak menggunakan cakra.
"Axelle berusahalah untuk menggunakan cakra" saran Petra.
"Sulit Paman..." jawabnya.
Tapi obrolan mereka membuat musuh semakin kesal.
"Ngobrol dalam pertarungan.... kalian benar-benar meremehkan kami!!" Ucap musuh yang menyerang Petra.
Anak panah yang juga terselimuti cakra terus melukai ke tubuh Axelle dan Petra. 'Sial! Jika terus begini aku bisa mati!' Batin Axelle.
"Lampaui kemampuanmu Xel! Kamu pasti bisa!"
Axelle bertarung sangat tidak bisa konsentrasi karna dia harus bisa melawan orang di hadapannya, menghindari anak panah, dan memikirkan cara menyelimuti pedangnya dengan cakra.
Sedang sibuk bertatung tiba-tiba Petra terlempar hingga terbentur pohon di belakang.
"Paman!!" Teriak Axelle.
"Hahaha.... mati kau Petra!" Ucap musuh dengan pedang yang siap menusuk tubuh Petra.
Pedang musuh akan segera menusuk akan tetapi. "HENTIKAAAAAAAN!!!!!" Teriak Axelle dengan sebuah cahaya merah keluar dari tubuh.
Semua mata terarah ke Axelle dan dia dengan cepat menyerang semua musuh secara tidak sadar. Jika dilihat pedangnya terbalut cakra berwarna merah.
Axelle berdiri tegap menatap musuh-musuhnya dengan mata pun berwarna merah.
"Hentikan.... jangan pernah bunuh seseorang lagi, terutama didepanku!"
"S-siapa kau...."
"Dengar dan ingat baik-baik.... namaku Axelle dari Red Hunter!" Setelah mendengar perkataan Axelle mereka bertiga kabur terbirit-birit.
Setelah itu dia kembali sadar namun pedangnya masih terbaluti oleh cakra berwarna merah.
"A-apa yang terjadi..." bingungnya.
Dibelakangnya Petra masih terduduk dengan senyum melihat muridnya tersebut.
"Axelle...." panggilnya.
Dia menoleh kebelakang. "Paman... apa yang terjadi" jawabnya.
"Lihat pedangmu"
Matanya membesar terkejut dengan apa yang dia lihat. "A-aku berhasil Paman.... aku berhasil"
"Ya. Kau berhasil"
"Yeaaaaaaah!!!! Aku berhasiiiiil!" Teriaknya gembira bukan main.
Mereka berdua tersenyum sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bringer Of Peace
Fantasy20 tahun yang lalu perang dahsyat antara Red Hunter dengan Blue Eyes sudah terjadi. Anak-anak, Tua atau Muda, Pria atau Wanita ikut jadi korban. Mereka yang kuat akan berkuasa sedangkan mereka yang lemah tidak bisa berbuat apa-apa. Hingga akhirnya...