Axelle sudah berada di atas rumahnya dan benar, disana ada seorang yang memakai jubah dan wajahnya ditutupi oleh topeng yang berwarna hitam. Tangan Axelle bergetar dan hatinya sangat kencang berdegub.
"Sudah kuduga kau akan kemari" ucap pemimpin musuh.
"Apa kau pemimpin dari mereka semua, dan apakah kalian dari organisasi teroris itu!"
"Gua memang pemimpin dari pasukan saat ini tapi jika pemimpin organisasi... Bukan" dengan mudahnya orang itu menyebutkan siapa dirinya, walau bukan dengan namanya.
"Mata elang.... Lebih baik segeralah suruh pasukanmu pergi dari sini"
"Gua menolak...."
" Kalau begitu biar pedang ini yang akan langsung mengusir lu dari sini!" Ucap Axelle dengan memegang pedang dan mengarahkannya ke orang tersebut.
Bukan rasa takut melainkan senyuman yang di berikan orang itu. "Itu yang kutunggu" balasnya seraya mengarahkan pedang kebarah Axelle.
'Pedang itu' pikir Axelle sedikit terkejut karna pedangnya sangat tidak asing baginya.
"Kenapa kau diam, takut?"
"Aku diam karna aku ingin lihat pergerakanmu!!" Teriaknya sembari lari kearah orang yang belum diketahui namanya tersebut dengan pedang siap untuk berperang.
Kedua pedang itu berbenturan sangat keras hingga mengeluarkan suara sangat keras dari benturan itu.
'Benar ini pedang aku pernah lihat.. tapi dimana!!' pikirnya ditengah pertarungan.
Tebasan, tusukan, dan suara pedang saling beradu di atas rumah Axelle. Walau terlihat tidak seimbang tapi Axelle sangat berusaha untuk menang di pertarungan pertamanya ini.
Tapi tiba-tiba Axelle terpeleset hingga terjatuh.
"Mati kau Axelle!!" Teriak orang itu dengan melompad dan pedang mengarah ke dada Axelle.
Tapi... Pedang orang itu tertahan.. Bukan oleh Axelle melainkan Ezra yang tiba-tiba ada di situ bukan hanya itu tiba-tiba ada ledakan yang berasal dari panah. Itu milik Azri yang ada di sebrang rumah.
"Berani kau sentuh temenku ini maka kematian yang akan kau dapatkan!" Ujar Ezra walau dengan luka di seluruh tubuhnya.
"Bukan urusan kau, ini urusan ku dan si anak manja itu!" Balas orang itu.
"Jika kau berurusan dengan dia maka berurusan pula dengan kita berdua"
"Haha... Kalian hanyalah dua orang yang sudah ditinggal Ayah kalian si pesuruh ketua Clan Red Hunter itu" hinanya.
"Kurang ajar!!!" Ucap Ezra yang sudah sangat tersulut emosi dan hendak menyerang namun ditahan okeh Axelle.
"Cukup Zra..." Cegah Axelle.
"Xel..."
"Hey kau...! Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan" tunjuk Axelle ke orang di hadapannya itu.
"Hmm... Apa?"
"Siapa kau sebenernya?"
"Aku bukan siapa-siapa, kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Ada yang aneh, pertama bagaimana kau bisa tau namaku Axelle, kedua tau dari mana aku ini Anak manja, dan yang ketiga bagaimana kau bisa tau kalo Ayah Ezra dan Azri sudah meninggal"
Suasana menjadi hening di antara mereka berempat dan hanya terdengar suara pertarungan orang lain di bawah.
"Jika kau tau itu semua, itu artinya kau berasal dari Clan ini juga dan kau pasti sangat dekat dengan keluarga kami. Sebutkan siapa kau sebenarnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bringer Of Peace
Fantasy20 tahun yang lalu perang dahsyat antara Red Hunter dengan Blue Eyes sudah terjadi. Anak-anak, Tua atau Muda, Pria atau Wanita ikut jadi korban. Mereka yang kuat akan berkuasa sedangkan mereka yang lemah tidak bisa berbuat apa-apa. Hingga akhirnya...