Chapter; 02

18.9K 2.4K 190
                                    

🐥🐥🐥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

"Yera udah tidur ya, Ma?"

Mama Mingyu menghela nafasnya. "Iya Gyu, dia ketiduran pas nungguin kamu pulang."

"Mingyu ingkar janji lagi sama Yera."

"Kamu kan sibuk, nak. Anak pinter ini pasti bisa ngertiin Papa nya."

Mingyu memandangi wajah polos yang terlelap itu dengan sendu. Ia telah mengingkari janjinya untuk membawa Yera ke pasar malam. Ia pulang terlalu larut sampai membuat putrinya tertidur, mungkin terlalu lelah menunggunya.

"Kalo gitu Mingyu bawa Yera pulang ya,"

"Kasian loh Gyu, biarin aja dia nginep disini. Lagian besok Yera libur sekolah 'kan?" ujar Mama Mingyu.

Mingyu tersenyum. "Gapapa. Mingyu gak mau ngerepotin Mama disini."

Mama Mingyu pun hanya mengangguk setuju. Anaknya ini tipe orang yang susah untuk dibujuk, jadi percuma saja beliau membujuk putranya ini. "Yasudah. Hati-hati bawa mobilnya. Jangan sampe Yera bangun."

"Iya," Mingyu mengangkat tubuh kecil Yera dengan hati-hati, menahannya agar tidak bangun. "Angkasa pamit dulu."

Mingyu membuka pintu mobil samping kemudi untuk menempatkan Yera disana. Ia sedikit merendahkan kursi itu agar posisi Yera sedikit berbaring. Ia pun duduk di kursi kemudi dan melajukan mobilnya menuju apartemen tempat dimana ia tinggal.

Jarak antara rumah orang tuanya dan apartemen Mingyu tidak terlalu jauh. Maka dari itu, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Mingyu sampai dikawasan apartemen elite tersebut.

Ia kembali menggendong Yera menuju unit miliknya. Setelah bersusah payah menaiki lift, membawa tas Yera, membawa tas nya sendiri, akhirnya Mingyu sampai di depan pintu unit apartemennya.

Mingyu langsung menidurkan tubuh anaknya diatas kasur. Yera sempat menggeliat kecil di gendongan Mingyu membuat Papa muda itu harus menenangkan kembali Yera agar ia merasa nyaman.

Mingyu merasa bersalah pada putrinya sekarang. Ia sudah membuat anaknya itu menunggu lama untuk permen kapas yang sudah ia janjikan.

"Maafin Papa ya sayang?"

Mingyu mengecup pucuk kepala Yera dengan sayang. Dan tanpa Mingyu sadari, ia pun ikut terlelap di samping putrinya tanpa berganti pakaian.

🐥🐥🐥

"Papa mau bawa Yera kemana?"

Anak perempuan itu bertanya dengan nada yang kesal. Ia masih marah karena kemarin malam Papa nya itu tidak jadi membelikannya permen kapas.

"Ke kampus tempat Papa kerja." jawab Mingyu tanpa mengalihkan fokusnya dari jalanan.

"Yera gak mau! Inget ya, Yera masih ngambek sama Papa. Papa gaboleh bicara sama Yera sekarang!" Yera bersedekap memandang wajah Papa nya dari samping dengan alis menukik tajam.

Heart Sound » Meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang