Chapter; 10

15.6K 1.8K 121
                                    

🐥🐥🐥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

"Gak baik ngelamun kayak gitu, Pak Mingyu."

Mingyu tersentak kecil saat seruan itu tiba-tiba muncul. Ia kemudian terkekeh pelan saat melihat orang yang baru saja menegurnya. Ravindra Seungcheol Hanafi, rekan kerja se-profesinya sejak 2 tahun yang lalu. Sosok teman dan partner yang baik untuk Mingyu.

Lelaki berwajah oriental Arab itu lalu mendudukan dirinya di kursi yang ada di depan meja Mingyu dan kembali berucap. "Sedang melamunkan apa?"

Mingyu menggeleng samar. "Saya tidak sedang melamunkan apa-apa, Pak Seungcheol."

"Ck, sudah jelas tadi kamu ngelamun, Angkasa." decak Seungcheol dengan panggilan informal.

"Enggak kok, Mas Ravin." jawab Mingyu juga dengan sebutan yang lebih santai.

Seungcheol menggeleng heran. Sudah jelas pada saat ia ingin menghampiri lelaki jangkung tersebut, Mingyu sedang dalam posisi diam disertai pandangan kosong kedepan. Itu namanya ngelamun, kan?

"Kamu gak bisa bohong, Gyu. Sini cerita aja sama saya, ada masalah sama anak kamu?"

Ravindra Seungcheol memang definisi dari orang terpeka di dunia ini. Sangat tepat sasaran tebakannya itu. Mingyu memang sedang memikirkan keanehan Yera, putrinya.

Juga memikirkan Sabiru Wonwoo Pranadipta.

Yang sudah dengan kurang ajarnya masuk ke dalam kehidupannya, dan juga berhasil mengalihkan perhatian putri semata wayangnya.

Hubungan dosen dan mahasiswa tidak seharusnya terjalin seperti ini. Memang benar, Wonwoo hanya dekat dengan Yera. Namun siapa yang tau bila kedekatan itu malah Yera jadikan umpan untuk memintanya mencarikan seorang Mama pengganti?

Pasalnya, saat Yera dengan polosnya menjelaskan arti dari coretan warna-warni yang ia gambar beberapa hari yang lalu, ada sesuatu yang sangat mengganjal di hati Mingyu.

"Yera gak tau senyum Mama seperti apa, jadi yasudah Yera gambar saja Buna Wonu disini hehe bagus kan, Papa?"

Kedekatan Yera dengan anak didiknya jujur membuat Mingyu sedikit tidak nyaman. Bahkan sebutan yang putrinya itu sematkan untuk Wonwoo sangat membuatnya terkejut setengah mati.

Ngomong-ngomong, Wonwoo pun sudah menceritakan dibalik pemanggilan 'Buna' tersebut. Dan Wonwoo menceritakan semuanya tanpa ada kebohongan atau kesan melebih lebihkan, sekiranya menurut Mingyu.

Akhirnya Papa muda itu memaklumi tingkah dari putrinya. Namun Mingyu tetap merasa tidak enak pada Wonwoo. Maka dari itu Mingyu pun meminta maaf dan berjanji akan lebih memperhatikan Yera agar tidak merepotkan dan membuat risih orang lain sembarangan lagi.

Wonwoo pun hanya menanggapinya dengan senyuman dan anggukan canggung. Lelaki manis itu juga meminta maaf pada Mingyu karena sudah mengijinkan Yera memanggilnya dengan sebutan Buna.

Heart Sound » Meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang