16. Arti Perjuangan

471 43 2
                                    

Harry's POV

Hari ini gue berniat ngajak Daphne ke toko buku dengan alasan cari buku tentang matematika.

Dan Daphne menyetujuinya.

Akhirnya gue nungguin dia di ruang tamu dan melihat Hermione dan Ron membuat French toast dan menghampiri mereja

"Good luck Harry, you can do it, mate." ujar Ron memeluku.

"Yea, lu pasti bisa Harry. Voldemort aja lu taklukin, masa cewe gak bisa?" ujar Hermione dan memelukku. Lalu kami melakukan group hug.

"Okay. Lu tau toko buku samping cafe itu kan?" tanya Hermione.

"Ya, gue tau."

"Okay good luck."

Gue tersenyum, dan melihat kearah tangga saat suara lembut memanggil nama gue.

"Harry."

Gue menganga dan kupu-kupu perut gue bertebangan alam nyata gue mulai memudar, sekarang gue berada di alam bawah sadar.

Gue yakin sekarang gue tersenyum bagaikan idiot.

Tapi gue gak peduli.

I swear to God, she is so beautiful.

Daphne menggunakan kaus putih lengan pendek serta celana levis putij dan sepatu sneaker putih serta rambut pirangnya yang di sanggul.

"Bidadari tanpa sayap itu beneran ada, dan aku sedang melihatnya." Gumam gue tanpa sadar.

"Har. Harry." Panggil suara yang sangat lembut terdengar di telinga gue.

Dan gue bangun dari alam bawah sadar gue dan melihat kearahnya. "Daph—Daphne." Ujar gue terbata-bata.

"Ya, Harry.  Sudah siap?" Tanya Daphne.

Gue mengangguk, benar-benar seperti idiot. Tapi bomat lah ya.

Dan gue melihat pakaian gue, memakai kaus silver dan celana levis hitam panjang.

"You're so beautiful, Daph."

"You look handsome too." Balasnya.

"So, toko buku dulu?" Tanya gue.

Dia mengangguk. Kami berjalan ke parkiran dan membuka pintu untuknya.

"Silahkan masuk princess." Ujar gue.

Astaga gue merasa seperti orang bucin tingkat dewa.

Daphne tertawa, "thank you prince."

***

Toko buku.

Gue mencari buku MTK, sedangkan dia mencari novel dan mengambilnya lalu duduk disalah satu bangku yang tersedia.

Seingat gue, dia suka cerita tentang film. Dan gue ngambil novel bertema cinta dan menghampirinya.

"Daph, lu udah baca buku The Fault in Our Stars?" Tanya gue menunjukan buku karya John Green.

"Udah, kenapa?" Tanya Daphne tanpa ngeliat gue. Jahat bangetsi:( untung cinta.

"Hazel sama Augustus pacaran?" Tanya gue.

"Iya." Jawab Daphne. "Tapi Sad Ending." Lanjutnya.

"Kok bisa?"

Daphne menghela napas dan mulai menceritakan tentang alur ceritanya.

Gue ngeliatin dia,  dari matanya, hidung, bibirnya. Cara dia menjelaskan secara detail tanpa ada satupun yang terlewat.

"You're so amazing, just the way you are." Gumam gue tanpa sadar.

Hilih Kinthil SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang