Hari itu hanyalah hari-hari seperti sebelumnya. Masih sama. Berkutat dengan latihan menari, latihan vokal, latihan kamera, dan rentetan latihan-latihan yang harus di lakukan oleh trainee seperti Lisa.
Setelah hampir 5 tahun sejak hari pertama gadis itu meninggalkan kampung halamannya, Thailand.
Dia mungkin bukan satu-satunya orang dari negara gajah putih itu yang mencoba mewujudkan mimpinya di Korea, tapi dia adalah orang pertama non-Korea yang menjadi trainee di salah satu agensi raksasa di Korea yang terkenal dengan idol-idolnya yang swag itu. YG Entertainment!
Mencoba memberi pengertian kepada sang ayah tentang mimpinya bukanlah perkara yang mudah. Butuh perjuangan dan air mata untuk menjelaskan betapa Lisa yang saat itu berumur 14 tahun ingin berada di wadah yang tepat untuk menyalurkan minatnya pada dunia tari dan menyanyi. Ia ingin menjadi seorang Idol!
Maka dengan merelakan anak gadis semata wayangnya yang sedang dalam masa pubertasnya itu, Daddy dan Mommy Lisa pun harus ikhlas dan tegar saat mengantarnya ke bandara yang akan menuju Seoul. Ke sebuah negara di mana tak ada seorang pun yang mengenal dan di kenalnya. Negara yang culture dan bahasa yang sangat berbeda dengan tanah kelahirannya.
"Apakah ia akan bertahan disana?"
"Bagaimana jika dia sakit?"
"Cocokkah makanan di sana dengan lidahnya?"
"Berapa lama dia akan di training? Apakah setahun? 2 tahun?"
"Apakah dia pasti akan debut?"
"Apakah dia benar-benar akan menjadi idol?"
"Bagaimana jika setelah semuanya dia tetap tak debut, apakah dia akan baik-baik saja?"
Ya, seperti itu lah pertanyaan yang memenuhi pikiran orangtua Lisa yang juga sebenarnya menemani setiap langkahnya menuju tangga pesawat yang akan membawanya itu.
Tapi tekadnya sudah bulat. Ia akan berusaha keras, bahkan jika perlu melewati batas limitnya.
I'll prove it!
