Biasakan untuk meluangkan 1 detik buat pencet tombol vote sebelum baca dan tinggalkan komen setelah selesai! 😏
-Flashback ON!-
Kejut listrik! Itu yang Lisa rasakan saat sedikit bagian dari tangannya bersentuhan dengan kulit Suga. Rasanya terlalu mustahil bahwa hanya membutuhkan satu inci dari kulit dan 0.5 detik kontak fisik untuk membuat debaran jantung Lisa menggila seperti saat ini. Bola matanya membesar terkejut sementara jari-jarinya bergetar halus.
"Tidak-tidak,,,,, ini,,,, tidak mungkin-"
"Lis?"
"Tak mungkin kan? Aniya, pasti bukan-"
"Lisa.."
"Eottheokhe?? Aku melakukan kesalahan!"
"Lisa-ya? Wae geure?"
Lisa mendongak menatap Suga di sebelah kirinya dan mengamati raut wajah pria itu yang tetap dingin namun dengan alis berkerut khawatir. Kesimpulannya, semuanya normal meski entah sejak kapan pria itu berkeringat mengingat AC di ruangan cukup dingin.
"Lihat, Suga Oppa baik-baik saja. Berarti memang bukan, kan? Atau,,,,,,,, cuma aku yang merasakannya?"
"Gwenchanna?"
Lisa berusaha mengatur nafasnya agar tak terlihat tersengal-sengal meski gagal, "...n-ne. Oppa, aku mau mendengar oppa memainkan nada yang Oppa buat tadi saja, boleh?"
Suga menatap Lisa lalu mengangguk kecil, "...geure."
Tadinya Lisa berniat untuk keluar dari ruangan privasi Suga itu namun tak ingin Suga curiga akhirnya ia kembali duduk di sofa sambil meremas ujung hoodienya menahan tangan tersebut untuk meraba dada kirinya merasakan betapa kuatnya jantung itu berdetak.
Bahkan Lisa bisa merasakan debaran jantungnya menembus kulit dan mencuat keluar.Lisa tak berani menatap Suga meski hanya dari samping, namun telinganya masih bisa mendengar dengan jelas setiap nada yang mengalun keluar dari keyboard yang di mainkan pria pucat itu.
"Ini masih kasar, tapi bagaimana?" Tanya Suga beralih menatap Lisa setelah menyelesaikan permainannya
Lisa memaksakan senyumnya keluar dengan normal dan mengangguk kecil, "sesuai ekspektasiku, Oppa. Jika masih mentah saja sudah begini, aku yakin hasilnya akan bagus." Lanjutnya yang di balas senyum kecil dan anggukan Suga.
Tak tahan, Lisa akhirnya menemukan alasan yang masuk akal untuk keluar dari Genius Lab, menghindar dari jangkauan mata Suga karena semenit lagi dia masih di dalam sini hanya akan membuat Suga sadar bahwa ia sedang demam (Lisa masih mengartikan arti debaran jantung dan pipinya yang merona merah menandakan dia sedang demam!).
"Oppa, aku mau menelpon manajerku dulu sebentar. Ini sudah lewat jam 5.."
"Ahrasso."
Lisa berjalan menyibak gorden hitam penghalang pintu lab sambil mengacak-acak rambutnya frustasi mengingat betapa konyolnya si jantung terhadap Suga. Lisa memutar knop pintu, dan
"Kkamjagiya!! Taehyung oppa?"