Cairan Pembersih #1

473 15 0
                                    

"Jika kau tidak meincintai dia, kenapa kau jalan bersamanya? Kau itu munafik! Kau terlihat sungguh taat pada agama, namun nyatanya kau malah jalan sama laki-laki." Bentak seorang prempuan berdecak pinggang.
Azarah dikenal sebagai gadis berwajah cantik tapi kasar pada siapa saja, penampilan nya tidak mewakili sosok prempuan yang anggun. Dengan potongan rambut pendek, dihiasi topi, selalu mengenakkan celana lepis yang lututnya sobek-sobek menampakkan kulitnya.

Berbeda dengan Azazah, gadis yang sedang dia marahi sekarang. Azazah adalah adik dari Azarah mereka hanya berjarak 2 tahun, Azazah berusia 16 Tahun, Azarah 18 Tahun. Azazah memiliki wajah yang cantik, bila siapa saja menatap wajahnya sejuk untuk dipandang, dia selalu menampilkan sikap malu, dan menundukkan pandangan. Pakaian serta jilbab syar'i menutupi tubuhnya, dia selalu mengikuti kajian di masjid yang ada di tempatnya, Azazah tidak pernah berlaku kasar, kata yang keluar dari mulut nya selalu perkataan yang baik, dan dia adalah pejuang tahajud. Sempurna bukan?

"Kak, tadi itu hanya tidak sengaja. Kak Raka membantu Azazah membawa buku yang akan dibagikan ke adik-adik yang tinggal di jalanan. Juga jarak kami 2 meter tidak dekat Kak."
"Apapun itu, aku tau kau ingin menarik perhatian Raka. Kau sungguh menyukainya?"
"Aku hanya cinta pada Allah Tuhanku Kak, jika aku mencintai seseorang, aku tidak akan memilih jalan yang sesat."
"Mulai berlaga sok suci kamu! Kau menceramahi aku?"
"Bukan begitu Kak. Yang aku ucapkan tadi iyalah kebenaran. Kakak jangan mengambil jalan yang salah, Kakak harus taubat! Minta ampun pada Allah."
"Oh udah mulai berani kamu sama Kakak ya, sudah aku tekankan dari dulu jangan ikut campur dalam kehidupan aku!"

Azarah yang sedang emosi, berada jauh dari alam sadar nya. Dia melirik meja yang ada didekatnya, terlihat sebuah botol bertulisan cairan pembersih, lalu dia semringai menghadap Azazah. Azarah adalah tipe wanita yang jika tidak puas meluapkan emosinya, dia tidak akan berhenti untuk memenuhi kepuasannya.

"Kakak kenapa?" tanya Azazah yang merasa aneh pada sikap Kakaknya sekarang.
"Kau harus dihukum!"Teriak Azarah.

Seketika Azarah meraih cairan pembersih tadi, dengan lekas membuka penutupnya, dia melihat target yaitu badan Azazah, saat cairan itu menyemprot kearah Azazah, tiba-tiba Azazah berlutut menatap Azarah, cairan itu lurus mengenai mata Azazah.

"Auuu perih! Mataku. Kak ampun Kak." teriak Azazah menangis merasakan perih.
"Kau kenapa berlutut?"
"Aku mau meminta ampun pada Kakak. Umi-umi! Mata Azazah perih."
"Aa.. aku harus bagaimana? Aku tidak sengaja. Abi pasti marah besar, anak kesayangan mereka terluka karena aku, aku pasti akan dibuang."Azarah panik, sebelum Abi dan Umi nya datang, dia memilih meninggalkan Azazah.

Azarah berlari keluar dengan wajah paniknya, di satu sisi dia merasa bersalah atas tindakkan cerobohnya itu.

"Kakak kemana? Aku tau Kakak tidak sengaja."

***

Azazah dibawa Pembantu nya kerumah sakit. Sekarang dia tengah diperiksa oleh Dokter, Dokter dan Suster membersihkan mata Azazah. Diluar ruangan Abi dan Umi Azazah datang dengan wajah cemasnya.

"Bik bagaimana keadaan Azazah?" tanya Ibu Aira Umi Azazah.
"Sekarang dia sedang diperiksa Nyonya."
"Kemana Azarah pergi? Dia sudah kelewatan pada Adiknya!"
"Abi tenang dulu! Kita tunggu Azazah dulu ya."

Mata Azazah ditutup dengan perban, dia tidak tau apa yang akan terjadi pada matanya. Abinya sedang diruang Dokter untuk mengetahui keadaannya.

***

"Bagaimana dengan anak saya Dokter? "
"Cairan pembersih yang mengenai matanya terlalu banyak Pak, dan juga sedikit terlambat untuk dibersihkan, cairain itu sudah menyebar...
"Tolong ke intinya Dokter!"
"Anak Bapak mengalami kebutaan."
"Aa.. Apa! Buta!"
"Iya Pak."
"Tidak mungkin, putriku buta. Bagaimana cara mengembalikan penglihatan nya? Saya akan membayar berapapun itu!"
"Tidak bisa diobati kecuali ada yang mau mendonorkan matanya untuk putri Bapak."
"Pendonor."

Fardan, Abi Azazah keluar dengan kesedihan. Dia kecewa dan kesal pada Azarah, dia merasa gagal menjadi seorang Ayah.


"Ayah apa aku ini? Anakku bisa berlaku jahat pada adiknya sendiri. Aku gagal mendidik keduanya, aku gagal menjadi seorang Ayah, Ya Allah. Ya Rasulullah apa aku akan datang dihari kiamat bersamamu? Seperti sabda darimu Ya Rasulullah." Air mata Fardan mengalir membasahi kedua pipi nya.

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku. (Anas bin Malik berkata: Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau).” (HR. Muslim)

Fardan adalah seorang pendiri perusahaan yang bergerak di bidang pakaian muslim-muslimah. Tak lupa setiap bulannya dia selalu bersedekah berupa uang juga pakaian bagi yang membutuhkan. Pelajaran Agama yang dimiliki Azazah juga atas pengajaran dari Abi dan Uminya yang taat pada agama, hanya saja Azarah anak yang keras kepala dan tidak mau menuruti perkataan Abi atau Uminya sendiri.

Bersambung...

Ketika Aku Buta (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang