21

418 25 2
                                    


Quin menyimpan kertas itu dengan sangat hati-hati. Ia takut seseorang akan menemukannya. Dea yang tiba-tiba membuka pintu kamarnya hingga membuat quin menyembunyikan kertas yang ada di belakang tubuhnya.

Dea sedikit kaku sekarang karena sudah mengetahui hal yang di sembunyikan quin.

"Ngapain dek"Tanya dea berusaha sesantai mungkin

"Nyari baju kak"Alibi quin dan membalikkan badannya dan langsung menyelipkan kertas itu ke lipatan baju-bajunya.

Quin bernafas legah dan kembali membalikkan badannya. Quin tersenyum lebar lalu memeluk erat dea.

"Kak dea ngapain?"Tanya quin seakan-akan tidak ada yang terjadi.

"Malam ini kakak boleh tidur di sini ngga dek?"Tanya dea.

Quin mengangguk antusias.
"Kenapa nanya kak? Biasa juga langsung tidur aja"Ucap quin

Dea tersenyum tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Kak dea kenapa nangis?"Tanya quin lalu mengusap air mata dea.

"Ngga! Oh iya, gimana kalau kita buat janji"Ujar dea

"Janji apa kak?"Tanya quin

"Janji dulu bakal nurut saat kakak bilangin kesepakatannya"Ucap dea

"Janji"Jawab quin antusias

"Pertama, kamu harus sehat selalu"

Quin diam membisu.

Dea sadar dengan perubahan mimik wajah quin. "Kedua, kamu ngga boleh nyembunyiin sesuatu"Nada suara dea mulai bergetar

"Dan ke tiga kamu harus janji harus bareng kakak sampai ada di antara kita ngasih cucu buat mama"kini tangis dea pecah dan langsung memeluk quin yang mematung.

"Kamu udah janji akan tetap kuat"ucap dea. Quin melepas pelukkan dea dan menatap dea

"Kakak udah tahu?"Tanya quin

Dea mengangguk.

"Quin bakal nepatin janji quin yang pertama dan kedua, tapi quin ngga janji sama yang ke tiga"Ucap quin tanpa menatap dea.

Hati dea serasa diiris dengan kalimat yang di lontarkan quin.

"Kak"Quin kini memandang dea dan langsung memeluk dea."Quin sayang sama bunda, ayah, kakak, quin ngga mau ngerepotin kak"

"Justru kamu bersikap seperti ini membuat kita ngga becus menjadi keluarga dek"

"Kak, quin bakal janji sama kakak sebelum quin per~"

"Quin stop please"

"Kak! Quin bakal berusaha agar tetap bareng kakak, sampai saatnya quin sudah ngga sanggup"Ujarnya lalu melepaskan pelukkannya.

"Tidur kak, besok quin mau sekolah kakak jugakan harus kulia"Ucap quin lalu menidurkan tubuhnya.

"Kakak sayang sama quin"Final dea yang masih di dengar quin

'Quin juga kak, Tuhan! Hamba rela nyawa hamba di ambil. Berikan kebahagiaan kepada mereka yang sangat menyayangi hamba'Batin quin sebelum matanya mengeluarkan setetes air mata.

♡♡♡

Zeline memandang ben yang sekarang sedang asik dengan ponselnya sambil tersenyum. Zeline mendekat dan memanggil ben, ben yang mendengar panggilan zeline langsung menatapnya dan mematikan ponselnya.

"Lo chattan sama siapa?"Tanya zeline

"Kara"Jawab ben

Budak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang