31

484 23 0
                                    


5 tahun kemudian....

Suasana di rumah ini sangatlah ramai setelah dua sosok anak kembar identik berusia tiga tahun ini menginjak bumi dan membuat keluarga valeri selalu tersenyum.

"Mami"Teriak dina pada seorang wanita cantik dengan rambut panjang yang terurai dengan indah.

"Iya sayang"Ucap wanita itu sembari mengelus puncak kepala dina.

"Itu auu taya ino"Ucap dina menunjukkan kakaknya dino yang tengah asik bermain dengan seorang pria.

"Sana minta sama papi sayang. Mami mana bisa angkat kamu kayak gitu nanti kalau jatuh gimana?"Ucap wanita itu sembari tersenyum

Dina berlari menghampiri pria itu namun baru beberapa langkah ia jatuh dan berhasil membuat pria itu kaget.
"Sayang kenapa ngga hati-hati? Di mana yang luka?"Tanya pria itu. Dano yang lepas dari pelukkan pria itu langsung mendekat pada wanita tadi.

"Papi auu dendong"Ucap dina .

Pria itu tersenyum

"Katanya mau di gendong kayak dano"Ucap wanita itu sembari tersenyum lembut.

Pria itu tersenyum, lalu kembali menatap dina. "Sini papi gendong" ucap pria itu dan terus tersenyum.

Wanita paruh baya keluar dari pintu dan menuju taman belakang rumah seraya tersenyum lalu menghampiri empat orang yang sangat ia sayangi.

"Cucu-cucu oma kemari"Teriak ellen sambil merentangkan kedua tangannya.

Dina dan dano tersenyum lebar lalu menghampiri ellen dengan senyum lebar.

Setelah puas menyiumi kedua pipi cucu-cucunya elln menatap dua orang di sana dengan senyum sempurna.

"Quin, fano kita makan dulu. Bunda udah siapin banyak makanan". Quin serta fano tersenyum lalu mengangguk.

Setelah kepergian dina dan dano beserta neneknya, fano menatap quin lekat. "Ngga nyangka yah kita udah jadi mami sama papi"Ucapnya dan langsung lari sebelum mendapatkan tetiakkan maut dari quin.

♡♡♡

Zeline duduk sambil menggunting kukunya sedangkan ben sedang asik bermain dengan anak zeline yang juteknya minta di tabok. Zeline dan ben sekarang berada di New Yourk setelah kejadian lima tahun yang lalu, ben berusaha untuk meminta maaf pada quin namun memang apa yang sudah ia lakukan tidak pantas untuk di maafkan.

Ben meneruskan perusahaan ayahnya yang terdapat di beberapa negara dan salah satunya disini. Parviz memiliki perusahaan di indonesia, namun ben memlih agar tetap fokus di negara ini alasannya. Iya ingin melupakan quin. Walau saat ini dia belum bisa melupakannya.

Ben memilih berjalan mendekati zeline dari pada betmain dengan anak zeline yang ada dia di kacangin mulu.

Zeline melepas gunting kuku yang ada di tangannya lalu menatap ben lekat.
"Lo ngga capek ngejomblo mulu? Di tambah ngurusin perusahaan lagi"Ucap zeline pada ben

"Bodo"ucap ben lalu memejamkan matanya.

"Sofia aja deh, tuh anak boleh juga kok"Ucap zeline.

"Brenti ngejodoh-jodoin gue sama tu anak"Ucap ben lalu meninggalakan zeline di ruang tamu.

"Boy"Panggil jane pada ben. Itu adalah sapaan jane karena terbiasa mendengar panggilan zeline ibunya pada ben.

Ben menatap sekilas lalu menatap jane. "What?"Tanya ben

"No"Jawabnya lalu kembali bermain.

"Untuk ponakan gue kalau bukan udah gue cemplungin lo di got"Ucap ben.

"Belum juga jadi bapak. Udah kasar aja"Ucap zeline lalu melemparkan sandalnya pada ben.

Ben menangkap sandalnya dengan lihai dan kembali melemlarkannya pada zeline. "Baikkan gue"Ucap ben lalu melangkah meninggalkan zeline.

Ben membantingkan badannya pada tempat paling nyaman.

Drrrttt

Ben mengangkat panggilan dari parvis.

"Halo pi?"

"Ben. Besok atur jadwal penerbangan kamu ke jakarta"Ucap parvis tak terbantahkan.

"Pi, ben udah bilang alasan ben ngga mau di jakarta karena ben-"

"Pulang!"Ucap parviz.

Ben memutuskan panggilannya lalu mengacak puncak kepalanya.

♡♡♡

Dina dan dino sedang asik bermain di ruang keluarga bersama quin dan fano. "Pi"Panggil dina.

"Kenapa sayang?"Tanya fano.

"Pi win?"Tanya dina tidak jelas.

Fano mengangkat keningnya bingung.quin menahan tawa atas pertanyaan dari dina.

"Kamu kenapa ketawa?"Tanya fano.

"Ngga"Ucap quin.

"Ndaa,, yahh"Teriak dino lalu menghampiri dua pasangan tampan dam cantik. Siapa lagi kalau bukan dea dan aldo.

"Anak-anak bunda lagi ngapain nih?"Tanya dea selaku orang tua dari dino dan dina.

"Yaahhh"Panggil dina

Aldo menghampiri dina dan duduk di samping quin. "Pi win?"Kalimat itu kembali di tanyakan oleh dina.

"Do. Anak lo ngomong apaan coba?"Tanya fano bingung.

"Lo kapan kawin"Seketika seisi ruangan tertawa.

"Eh siapa yang ngajarin?"Tanya fano pada dina.

"Mi" Dina menunjuk quin.

Quin menggeleng sambil menahan tawanya.

Fano tersenyum jail menatap quin. "Kayaknya kamu emang pengem aku halalin"Ucap fano.

"Ngga! Enak aja terus kesyanya mau taru di mana?"Tanya quin sambil mengingatkan kesya calon istri fano.

"Kesyakan udah adadi hati. Kamu jado yang kedua ngga papa kok"Ucap fano.

"Nihh"Quin memperlihatkan kepalan tangannya kedepan wajah fano.

Vote and comment jangan lupa😍😍





Budak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang