PELAJARAN Biologi salah satu mata pelajaran yang selalu dihindari murid SMA. Mereka hanya suka belajar Biologi kalau menyangkut Alat Refroduksi Pria Dan Wanita, kalau materi tersebut jangan dipaksa untuk belajar, mereka selalu bersemangat.
Membaca roster tertulis kata Biologi membuat anak-anak kelas X-MIA mendengus kuat. Malas, itu yang ada dalam diri mereka saat melihat tulisan itu. Bosan, padahal bu Tita mengajar Biologi dengan semangat dan patuh akan peraturan. Ciri khas bu Tita dengan penggaris panjang yang selalu dibawa ke dalam kelas yang dia masuki. Ketika murid terdengar ribut saat dia menjelaskan, jangan harap penggaris itu terbang tanpa sayang, tidak mengerjakan PR, jangan harap masuk ke dalam kelas sepanjang jam pelajaran Biologi. Angkat sebelah kaki, jewer kedua teliga dan menghadap ke arah matahari itu hukuman langganan bu Tita.
Walaupun bu Tita terkenal kejam dan patuh kepada peraturan sekolah tak sedikit murid yang membantah peraturannya. Peraturan bu Tita yang terkenal turun temurun itu berdiri di lapangan mengangkat sebelah kaki bagi yang tidak mengerjakan PR, belum lagi masalah bolos saat pelajaran Biologi, itu akan di jemur dibawah terik matahari bertelanjang dada ditambah mengalungkan tullisan "Jangan tiru saya, saya orang malas." Hal itu tidak membuat mereka jera, begitu juga bu Tita tidak jera untuk menghukum anak-anak SMA Pelita Nusa yang melanggar peraturan sekolah.
"Bolos yuk guys?" Ajak Natta menyandang tas keluar dari barisan kursinya.
Rihan tak bergeming, biasanya Rihan paling semangat jika diajak bolos, setelah Bahei dan Radit si Raja bolos telah insyaf. Natta mendekati kursi Rihan.
"Lo kenapa?" Merangkul pundak Rihan.
Rihan hanya diam, tanpa membalas pertanyaan Natta, tak seperti biasanya Rihan bersikap pendiam tak jelas, hal ini yang menakutkan bagi kelas X-MIA, seorang Rihan ketua kelas enggak guna, selalu mengajak anggotanya cabut saat pelajaran biologi, kalau enggak suka jangan ngajak orang dong. Banyak teman-teman cewek sekelas yang bertanya kenapa dia tidak suka, dia tak pernah ada jawaban dari mulutnya, Entahlah yang jelas Rihan paling malas belajar Biologi.
"Rihan kerasukan woiiiiii....!" Teriak Natta, menyadarkan Rihan dari lamunannya.
"PLAKKKKKKKK!" Pukulan kuat mendarat di kepala Natta yang semangat mengumumkan berita hoax di kelasnya.
Natta reflex memegang kepalanya, "Sakit, Goblok!" Bentaknya kesakitan.
"Jadi bolos nggak?" Rihan mempertegas suaranya melihat Natta masih linglung karena jitakannya.
"Ya, iyalah." Natta bersemangat bangkit dari kursi di samping Rihan.
Rihan dan Natta bangkit dari kursi diikuti Odie, Fatur, melangkah kaki keluar kelas. Natta ketua dari rencana ini. Melihat cewek separuh baya berjalan ke arah kelas mereka dengan sebelah kiri buku tebal dan tangan sebelah kangan memengang penggaris panjang mendekati kelas mereka, mereka memasukkan kembali kepala mereka ke dalam kelas dan rencana cabut dinyatakan GAGAL.
"Kaki gue moyong" Rihan mengangkat kakinya yang sengaja diinjakkan kuat Odie. Odie tak mempedulikan, berlari sigap ke kursinya. Jika dilihat dari cara mereka berlari, semua orang yang melihat pasti menilai mereka takut, TIDAK! Mereka tidak takut sama sekali, hanya malas untuk berurusan dengan Bimbingan Konseling (BK), kalau ketahuan bolos ujung-ujungnya dapat Surat Panggilan Orangtua (SPO).
Berlari ke kursi masing-masing bukan untuk duduk, melainkan untuk bercanda, lempar-lemparan tas, lebih parahnya lempar-lemparan kaos kaki. Bayangkan kaos kaki selesai olahraga, luar biasa tidak sedapnya. Masih berjarak lima meter mendekati kelas X-MIA udah terdengar jelas suara dari kelas itu. Dengan sigap bu Tita mempercepat langkahnya. Langsung masuk kelas dan duduk di kursi guru.