NABILA hampir berciuman dengan Reyhan yang tiba-tiba ada di belakangnya. "Huuuuuhhhkk" teriak Nabila. "Gue." Jawab Reyhan lembut.
"Mau kemana?" Tanya Reyhan. "Mau mengurus surat pindah dari sekolah ini, puas." Tegas Nabila meninggalkan Reyhan.
Nabila belum memahami watak Reyhan, akan melakukan segala hal asalkan keinginannya tercapai. "Bagus dong, biar seimbang, ada murid yang masuk harus ada dong yang keluar."sumpah kalimat itu semakin membuaat Nabila seperti terbakar, PANAS,emosinya meluap-luap.
"Oke, tenang aja, lo akan jadi tetap murid di sini kalau gue juga masih status murid si sini."
"Lo ngajak gue keluar dari sekolah ini? Kangen? Bilang aja.!"
"Abis, lo kenapa jual nama gue sama bu Dona? Bukannya lo yang mau cabut, hakkkkkkk dasar kampungan. Kalau lo enggak berani jangan libatkan oranglain dalam masalahmu." Sebenarnya Nabila sudah mulai dari tadi keringat dingin, sejarahnya belum pernah dia memasuki ruang BK selama ini sebelum Reyhan mengubah statusnya menjadi murid yang nakal. Siapapun yang pernah masuk ruang BK itu disimpulkan murid yang nakal, yang punya masalah yang tidak terselesaikan wal kelas. Perdebatan itu terjadi di depan laboratorium Biologi.
"Sekarang gue tanya sama lo, gue ada salah apa sama lo, kenapa lo fitnah gue seperti ini?"
"Lo enggak ada salah, tapi lo ngajak gue buat masalah, lagian lo seharusnya bangga gue bilang sepupu gue sama bu Dona."
"Pertama, gue bukan sepupu lo, kedua lo bilang sama bu Dona gue nyuruh lo ngaku ngaku sepupulu lo untuk nagantar gue sakit, dan yang ketiga lo bilang sama bu Dona gue bohongan sakitnya, luar biasa ekting lo.!!!" Nabila bertepuk tangan.
"Tenang." Nabila kemudia, diam berusaha menahan airmatanya.
"Ikut saya ke BK." Bu Dona mengajak Reyhan dan Nabila mauk ruangan angker itu.
"Assalamualaikum" ucap Reyhan sopan.
"Silahkan masuk !" perintah guru yang ada di dalam ruangan.
"Ini murid baru kelas X itu?" Reyhan diam seolah bukan dia yang sedang ditanya. "Lo ditanya sama ibu itu. "Iya bu." Dengan cepat dijawabnya.
"Apa lagi yang kamu lakukan lagi di sekolah ini?" Tanya bu Puspa guru BK 2.
"Kamu tahu kenapa kamu dibawa ke ruangan ini, berarti kamu sedang dalam masalah" melihat ekspresi Nabila pucat takut akan hukuman, mungkin hukumannya SPO atau ada yang akan memalukan mereka di sekolah ini. "Saya boleh minta maaf bu sebelumnya." Ucap Pardi dengan santai. "Kamu diam." Perintah bu Dona.
"Kenapa ini bisa terjadi Nabila, betul dia sepupu mu?" tanya bu Dona, Nabila menggeleng, "Lalu kenapa ada cerita itu?" Nabila diam, dia benar-benar tidak tau menau, semua itu ulah si murid baru iseng. "Kenapa diam Nabila, ibu kenal kamu, kamu bukan orang yang suka bermasalah." Nabila menundukkan kepalanya. "Kamu tau seberapa besar kesalahamu Nabila?" Nabila lagi-lagi diam.
"Siapa yang berani berbuat dia harus berani bertanggung jawab, sekarang kamu tidak ibu kenakan SPO atau yang lain-lain, tapi membersihkan kamar mandi sampe pulang."
"Iya bu." Nabila menurut apa yang dikatakab bu Dona. "Sekarang kalian lakukan berdua."
"Lo pikir, gue enggak bisa buat murid teladan jadi murid terlantar." Reyhan bangga. "Sekarang lo harus akui gue pemberani." Cerocos Reyhan tanpa respon dari Nabila.
Nabila mengunci mulutnya rapat-rapat. "Lagi sariawan? Tunggu di sini gue beli adem sari jangan kemana-mana." Reyhan berlari ke kantin. Nabila masuk ke dalam kamar mandi.
Nabila mengepal kedua telapak tangannya. "Ini." Nabila menerima adem sari dari Reyhan agar masalah selesai.
Nabila berdoa semoga ada malaikat penolongnya yang bisa seketika mengubah alur hidupnya hari ini dari mimpi buruk jadi mimpi indah, sambil mencari peralatan kamar mandi, suara berat itu terdengar mendeekati kamar mandi. "Sekarang kalian masuk kelas, kalian tidak di hukum, ada kesalapahan. Sekarang kalian belajar ke kelas."
Nabila melihat Amel ada di belakang bu Dona. "Gue tahu ini pasti lo malaikat gue, big thanks."
"Iya...iya, ayok masuk kelas," Nabila dan Amel mengabaikan Reyhan pergi ntah kemana. Amel menceritakan semua kebenarannya kepada bu Dona yang menyebabkan dia teerbebas dari hukuman.
***