Sebelas

34 7 0
                                    

RADIT menopang dagunya di atas meja kantin sambil memperhatikan seorang gadis cantik berambut panjang yang sedang memakan makanannya dengan tenang. Sesekali gadis cantik itu  melirik ke sudut kantin. Tepatnya ke-arah meja sudut kantin yang di isi oleh dua orang cowok hits bandalnya di sekolah.

"Untung aja tadi ada pak Bimbo jadi gue enggak harus kayak bule yang lagi berjemur." Ucap Reyhan sambil meminum teh manis dingin miliknya.

Radit tak menyaut, Reyhan memperhatikan Radit yang terus memandang ke meja Nabila. 

"Lo suka?" gombal Radit.

"Enggakkkkk." Reyhan mengelak.

"Lo pikir dia makanan di sukai." Ucap Reyhan lagi sambil menyantap makannya

"Kalau penglihatan gue tentang Nabila, dia baik dan beda dari cewek-cewek yang lain. Atau jangan jangan tipe lo seperti Dinda dkk."

"Ngapain sih kita bahas dia." Reyhan mengalihkan pembicaraan.

"Abisnya lo liatinnya sampai enggak kedip." Radit memukul pundak Reyhan.

"Gue penasaran aja, dia cewek enggak berekspresi. Sepertinya kalau dia senyum sepertinya sangat manis dan cantik, itu tidak pernah diperlihatkannya." Tak sadar Reyhan  mengungkapkan isi hatinya di depan sahabatnya, si raja hoax.

"Lo jatuh cinta sama dia?" dengan semangat Radit berdiri dengan suaranya yang membuat pengunjung kantin melihat ke arah mereka.

Reyhan mengerutkan dahinya memandang Radit aneh. "Gue penasaran aja bangsatttt!!"

"Alhamdulillah ternyata sahabat gue normal." Radit mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Reyhan yang terkenal cuek dengan cewek-cewek di sekolah. tidak ada yang tersentuh hatinya, walaupun banyak cewek cantik, sholehah dan lain-lain di sekolah itu.

"Kenapa Dit? Seperti lo  lagi  senang bangat tu?" Salfa tiba-tiba muncul seperti jelangkung diantara Reyhan dan Radit.

"Lo cewek baru ya?" gombal Salfa. "Apaan si Fa. Ngerusak mood gue aja." Radit menjauh dari Salfa, Reyhan diam tanpa bicara.

"Bisa tinggalin gue sama Reyhan, biar serasa ngedate gitu biarpun di kantin sekolah, itu mungkin lebih romantic." Wajah Reyhan sudah tak berekspresi lagi.

"Bisa enggak sih enggak ganggu kita sehari saja Fa." Radit saja merasa terganggu apalagi Reyhan. 

Salfa cewek yang tergila-gila sama ketampanan Reyhan dan menyampingkan kenakalan Reyhan di sekolah.

"Plissss deeh, kayak enggak ada lagi cowok di dunia ini, ngejar-ngejar cowok enggak jelas seperti itu.  Kasihan lo ya Fa" Ucap salah satu murid cewek anak kelas XI-IIS berlalu lalang lewat dari meja Reyhan. Reyhan berusaha menahan emosinya mendengarkan kata-kata itu. Reyhan paling anti sama kata-kata seperti itu dari  mulut cewek.

Reyhan berdiri dari kursinya mendahului langkah Lina si cewek nyiyir berdiri di hadapan Reyhan. "Sekali lagi lo ulangi ucapan lo—" belum selesai Reyhan berbicara Salfa sudah lebih dulu menjambak rambut Lina yang sangat di rawat terlihat dari cara dia melindungi dari terik matahari menggunakan payung di siang bolong.

"Auuuuuuu." Ringis Lina kesakitan. "Bilang aja lo juga suka sama Reyhan." Salfa terus menarik rambut Lina sekuat kuatnya.

"Dasar cewek." Reyhan geleng kepala lalu meninggalkan mereka yang berantam di tonton semua pengunjung kantin.

"Dasar cewek murahan, jual murah aja enggak laku, jomblo awet lo." Lina juga membalas, cakar rambut Salfa. "Bilang aja lo juga pengen duduk berdua sama Reyhan, lo lebih murahan daripada gue brengsek" Salfa naik pitam kata-kata Lina.

RnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang