Sekarat!

17 2 0
                                    

Aroma buku-buku usang kala itu,
menyeruak menjadi aroma yg ku suka
untuk mengenangmu.

Aku bilang,
kamu itu tentang 'dulu'ku.

Tapi sampai saat ini,
kamu yg masih menghiasi kertasku
dengan warnamu.

Aku pernah menyebutmu kesalahan,
tapi aku sangat mensyukuri
aku pernah salah.

Masih salah?

Atau belum dibenarkan,
karena belum waktunya?

Ternyata harapku masih hidup,
meski sekarat meregang maut.

- s r u -
1/5/19

AKU (Kisah Penantian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang