Smile For Me | 12

3 1 0
                                    

Cuaca di kota Los Angeles pagi itu lumayan cerah dengan sedikit angin segar untuk memanjakan orang-orang yang berlalu-lalang di depan bangunan bertuliskan 'Blue State Caffe' tersebut.

Didalam Caffe itu tampak dua orang yang sedang berbicara penting. Itu terlihat dari raut wajah keduanya yang tampak serius.  

Seorang waitress berjalan menuju ruangan khusus yang ditempati dua orang tersebut.

Awalnya waitress tersebut tampak ragu ketika akan menyuguhkan pesanan mereka, melihat reaksi keduanya yang langsung diam begitu pintu dibuka. Padahal sebelumnya Waitress itu masih mendengar percakapan mereka.

Seorang pria yang kebetulan duduknya menghadap langsung pada waithers tampak memasang wajah kesal, sedang si wanita duduk angkuh menatap pria itu.

"permisi" ucap waitress. Sesaat dia merasa terkejut begitu melihat si wanita ketika menoleh padanya. Namun tak lama dia kembali bersikap biasa. "Maaf, ini pesanan anda, Nona. Silahkan!" ujar waitress itu lalu menyuguhkan dua cangkir Cappuccino heart late art pada kedua orang itu. Kemudian dia bergegas keluar, setelah pamit.

Begitu sampai diluar, waitress itu mengepalkan kedua tangannya kuat.

flashback on

Malam itu hujan turun dengan lebat berserta angin yang cukup kuat membuat siapapun yang hendak keluar rumah mengurungkan niatnya.

Tapi tidak dengan seorang gadis bermata biru itu. Dia dengan hanya bermodalkan payung, sambil tetap merangkul ibunya berjalan cepat menuju rumah sakit terdekat untuk memeriksakan ibunya yang sakit.

Guyuran hujan yang lebat itu tidak membuatnya urung untuk kembali ke rumah. Yang dia pikirkan hanya satu, segera sampai ke rumah sakit agar ibunya segera ditangani.

Namun, setelah berjalan cukup lama tidak ada satu taksi pun yang lewat. Ya itu tentu saja, mengingat cuaca buruk saat ini.

Malam semakin larut, sedang perjalanan masih cukup jauh.

"Nattalie, sebaiknya kita meneduh dulu" pinta sang ibu yang sudah tampak kelelahan.

"Ibu sabar ya, sebentar lagi kita sampai kok" hibur Nattalie yang dibalas anggukan kecil oleh ibunya.

Nattalie, gadis bermata biru itu mempererat rangkulan pada ibunya. Dia berharap Tuhan mengirimkan seseorang sekedar untuk memberinya tumpangan. Nattalie sudah tidak tahan melihat ibunya kesakitan dan kelelahan.

Namun, tanpa mereka sadari sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan mengarah pada mereka.

Hingga, entah bagaimana terjadinya kini anak dan ibu itu sudah tergeletak di aspal, tertabrak oleh mobil tersebut.

Nattalie mengerjap lemas, darah segar mengalir dari kening dan hidungnya, berampur dengan tetesan hujan menimbulkan bau anyir yang menyengat. Siku tangannya terasa perih dan tubuhnya sakit sekali. Gadis itu, mencoba melebarkan matanya mencari sosok ibunya yang juga terkapar lemah tidak jauh darinya.

"i..bu.." panggilnya lemah.

Terdengar suara langkah kaki mendekat kearah mereka.

"Sial. Apa yang telah aku lakukan... " ucap orang itu frustasi.

Orang itu mendekat pada ibu Nattalie, dia membalikan tubuh wanita paruhbaya itu lalu kembali berjalan mundur dengan tertatih.

Dia syok, melihat kondisi ibu Natallie yang parah. Kepalanya mengeluarkan banyak sekali darah, bukan hanya kepala tapi hidung dan mulutnya pun mengeluarkan darah.

Smile For Me ( belum revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang