Smile For Me I | 1

26 2 0
                                    

Senyum itu..
Aku menyukainya, sangat.
Senyum yang mampu membuatku bangkit dari keterpurukan.
Senyum yang membawaku kembali bersemangat.
Senyum yang mampu membuatku tersenyum kembali.
Dan.. Dialah si pemilik senyum itu.

~~•~~

Tibalah dia di bandara Soekarno hatta, Jakarta. Pria jangkung berhoodie maroon itu melangkah lebar, pandangannya memutar seolah sedang mencari seseorang kearah lobby. Senyumnya terbit saat dia menemukan orang yang dia cari.

"Permisi. Mr. David ?"

"Ah iya Mr, saya David, yang ditugaskan untuk menjemput Anda " ucap pria paruhbaya itu ramah.

Pemuda itu mengangguk paham mendengar penjelasannya. "Saya, Tayler" ucapnya memperkenalkan diri. Cukup ramah untuk seorang turis asing.

"Mari Mr.Tayler" ajak pria paruhbaya itu. Lalu berjalan menuju parkiran dimana mobilnya diparkir.

Tidak lama akhirnya mobil yang membawa Tayler tiba disebuah hotel mewah yang sudah dipesan pemuda itu sejak satu minggu yang lalu.

Tiba dikamar, pria itu lantas menjatuhkan tubuhnya ke ranjang tanpa melepaskan sepatunya terlebih dahulu.
Sebuah senyum tipis terukir diwajah tampannya. Hari ini dia akan tidur untuk melepas lelah. Dan besok baru dia akan memulainya.
.
.

Ditempat lain seorang gadis tengah berlari kencang menyusuri koridor sekolah yang cukup panjang. Tujuannya satu, lab komputer. Tidak peduli dengan umpatan atau teriakan siswa siswi yang tanpa sengaja dia tubruk. Baginya, yang terpenting adalah dia cepat sampai di lab sebelum bel masuk istirahat berbunyi.

Butuh waktu beberapa detik untuk dapat menetralisir nafasnya agar normal kembali. Lalu detik berikutnya dia bergegas masuk dan mulai menyalakan handphond dan membuka aplikasi instragram miliknya. Detik berikutnya lagi teriakan kagum dan terpesona menggema di seluruh penjuru lab.

Sekali lagi dia terpesona dengan senyum itu. Tidak pernah bosan baginya untuk selalu melihat senyum itu. Senyum yang selalu membuatnya merasa nyaman sekaligus mendebarkan hatinya. Setelah menekan tombol love pada sisi kanan layar dia memutuskan kembali ke kelas sebelum Rani sahabatnya mencarinya kesana-kemari karena tiba-tiba dia menghilang saat bel istirahat berbunyi.

"Dari mana aja lu ?" tanya Rina begitu Indi tiba dikelas, yang dibalas dengan sebuah cengiran lebar. Membuat Rina memutar bola matanya. "Ng'wifi lagi ?" dengan cepat gadis itu mengangguk. Kembali, Rina memutar matanya disertai dengusan pelan. Sudah tidak heran lagi bagi Rina Dwi Astuti melihat kebiasaan baru sahabatnya ini.

"Lumayan kan Na, hemat kuota" ucap gadis itu sambil nyengir kuda.

Indiana Permata Putri, gadis manis yang baru saja duduk di samping Rina ini terlihat begitu segar dan bersemangat. Dan ini sudah berlangsung sejak enam bulan lalu. Senang Rina bisa melihat sahabatnya kembali ceria.

"Na, gue pinjem buku biologi kemaren dong. Gue lupa belum nyalin tugas nya heheh " ucapnya dengan mengedip-ngedipkan kedua matanya. Kalo sudah begini Rina mana bisa nolak.

"Suruh siapa kemarin bolos " sargas Rina lalu memberikan buku tugas biologinya.

"Kan lu udah tau jawabannya " mendengar itu Rina cukup mendengus kesal. Kemana lagi dia kemarin kalo bukan nangkring di lab komputer.

"Pulang sekolah lu mampir kerumah gue yah. Bunda nanyain lu mulu tuh "

"Iya iya.. Tapi sebelum itu, anter gue ke gramed bentar yah " kali ini Indi yang mendengus kesal.

Hafal betul dia sama hobi sahabatnya ini. Entah sudah berapa ratus novel yang bertengger rapi mengisi rak buku dikamarnya. Indi sampai berpikir kenapa Rina tidak buat perpustakaan aja sekalian. Dan kalo Indi tanya, Na buku lo kan udah segudang, buat apa beli lagi. Dan dia akan menjawab dengan kalimat yang sudah Indi hapal, Indi sayang, lo tau hobi gak sih. Bagi gue novel itu udah jadi bagian dari hidup gue.

Smile For Me ( belum revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang