5. Kenalan

3.4K 196 9
                                    

     Sesampainya dibarak, semua langsung turun dari mobil dengan tergesa-gesa, terutama kapten Dhuha yang langsung pergi begitu saja mungkin akan menyiapkan pasukan. Tim jurnal dan kedokteran dikumpulkan dalam sebuah ruangan luas yang terdiri dari beberapa kasur, kamar mandi, dan lemari. "Mohon perhatiannya semua" ucap David, tim jurnal dan kedokteran yang asalnya berisik karena penasaran dengan keadaan langsung terdiam.
     "Saat ini kita dalam kondisi siaga melihat konflik yang baru saja terjadi tadi" lanjut David memperhatikan orang-orang dihadapannya satu persatu "sebenarnya ada apa?" Tanya salah satu tim kedokteran, David menghela nafas "suku Janjaweed akhir-akhir ini membenci perempuan, mereka membantai seluruh perempuan yang ada dihadapan mereka, alasannya tidak penting untuk kalian ketahui tapi tolong saling jaga satu sama lain" jawab David.
     "Jika ada yang ingin melakukan sesuatu diluar ruangan ini harap lapor pada penjaga didepan" sahut Arga yang diangguki semua orang "Lin, gue takut mati" bisik Lula pada Alina "hus, gak bakal Lul, asal ngomong aja lo" jawab Alina sambil membereskan baju-bajunya kedalam lemari yang disediakan. Ya, saat Alina sampai ke barak tadi ia melihat seluruh tim kedokteran dan Lula telah membawa tas mereka karena akan pindah tempat.
Untungnya tas Alina dibawakan oleh Lula sehingga Alina tidak perlu repot-repot membereskan nya "hai, aku Keisha" Alina yang sedang memasukan baju kedalam lemari langsung menoleh keasal suara "oh, hai. Aku Alina, panggil aja Alin atau senyamannya kamu" jawab Alina sambil tersenyum, Keisha membalas senyuman Alina "tim jurnalis cuman berdua?" Keisha duduk di kasur Alina "iyap, aku juga gak tau sih kenapa cuman berdua, cewe doang lagi" ujar Alina yang kini sepenuhnya menghadap Keisha.
"Najis lo aku-kamu an, lesbi?" Tiba-tiba Lula merangkul pundak Alina, Keisha terkekeh "hai, kenalin Keisha" Keisha menjulurkan tangan dan disambut oleh Lula "gue Lula, salam kenal" Lula tersenyum begitu juga Keisha "oke deh kalo gitu aku juga beres-beres dulu ya, salam kenal juga" Keisha pamit lalu pergi menuju kasurnya yang berada di pojok ruangan.
"Eh Lin, gue di kasur atas ya, lo dibawah" Lula menyenggol lengan Alina "iya serah lo deh" pandangan Alina memperhatikan David yang sedang berbincang dengan beberapa tentara lainnya, Alina mencoba mendekati untuk menanyakan apa yang terjadi "permisi, aku Alina" Alina menjulurkan tangan pada David, teman-teman David yang melihatnya pun saling senggol disertai senyum jail. "David" David tersenyum lalu menyambut tangan Alina.
"Bro lanjut ya, ampe puas deh ah ah" seruan jail keluar dari para teman-teman David lalu mereka pun pergi meninggalkan David sendiri "sorry, mereka emang aneh" ucap David sambil terkekeh "gak apa-apa, emm.. situasi sekarang gimana? Udah aman?" Tanya Alina tanpa basa basi lagi "sepertinya memburuk, suku janjaweed ingin melakukan penyerangan" jawaban David membuat Alina kepikiran sang kapten.
"Kamu pasti tau kapten Dhuha kan?? Dia sekarang dimana?" Tanya Alina, David mengangkat alis sebelah mendengar pertanyaan Alina "dia sedang mengurusi semuanya agar kalian aman, kenapa? Kamu suka pada kapten?" Tanya David sambil memperhatikan wajah Alina "mungkin, perempuan mana yang gak suka sama dia?" Tanya Alina balik, David terkekeh "berdoa saja untuk keselamatannya" ujar David sambil keluar ruangan.
     Mendengar ucapan David membuat Alina takut, mereka adalah seorang tentara dan yang pasti pekerjaan mereka antara hidup dan mati. "Lul, kapten Dhuha sekarang lagi apa ya?" Alina menghampiri Lula yang sedang tiduran dikasur bawah sambil bermain game offline di kasur bawah, yaitu kasur Alina "mungkin lagi negosiasi sama suku-suku aneh itu" jawab Lula sekenanya.
     "Tapi gue masih gak ngerti sih apa permasalahan suku-suku itu sampe gak suka banget sama perempuan" gumam Alina, Lula menghentikan permainannya "gue juga, padahal disini mall kaga ada, gimana perempuan mau abisin uang?" Sahut Lula sambil menerawang "gue lebih khawatir sama kapten Dhuha sih, gue takut dia mati. Jodoh gue siapa nanti?" Lula langsung sentil dahi Alina.
     "Mimpi apaan lo? Siapa juga yang mau ama lo" jawab Lula lalu melanjutkan game offline nya. Sebenarnya mereka semua membawa handphone cuman mereka tidak bisa berkomunikasi karena minim nya sinyal, untung nya Lula yang berjaga-jaga takutnya bosan saat di West Darfur akhirnya mendownload game offline agak banyak.
     "Eh Lin, tadi siapa namanya, Keisha? Cantik ya anjir mukanya mulus kaya di setrika" Lula langsung bangkit dari baring nya, Alina langsung mengedarkan pandangan dan menemukan Keisha sedang berbincang dengan teman sesama medis nya "iya, gue aja abisin facial foam lima botol gak cukup jadi kinclong" jawab Alina masih memperhatikan Keisha "tapi ya Lin, kayanya dia ada hubungannya deh sama tentara David, atau mungkin kapten Dhuha" ucapan Lula langsung membuat Alina mengalihkan wajah menghadap Lula.
     "Tau dari mana lo?" Tanya Alina serius, Lula membenarkan posisi duduknya "tadi waktu yang lain sampe barak tanpa elo dan kapten, David langsung panik gitu dan nanya ke Keisha, katanya kamu gak apa-apa? Terus nanyain kapten Dhuha juga" jelas Lula sambil sedikit berbisik "abis gitu, Keisha jawabnya kaya apa sih, lo tau kan kalo gelagat orang yang udah kenal sama yang baru kenal kalo ngobrol itu beda" lanjut Lula, Alina berpikir apa memang mereka sudah saling mengenal??
     "Ah mungkin perasaan lo aja Lul, ke gue juga David tadi gitu kok" jawab Alina tapi tidak yakin dengan jawabannya "yah lo mah dibilangin bebel sih, bilang aja lo iri" sarkas Lula dengan wajah malas "mending anter gue ke toilet" ajak Alina, Lula mengangguk lalu mereka berjalan menuju pintu. "Mau kemana?" Tanya David saat melihat Alina membuka pintu "mau ke toilet" jawab Alina, David mengangguk lalu menuntun mereka ke arah toilet.
      Dijalan, mereka bertemu kapten Dhuha yang sedikit lelah mungkin karena dilihat dari nafasnya yang ngos-ngosan. "Saya tunggu diruangan saya" ucap kapten Dhuha pada David, David hormat lalu mengangguk "siap!" Jawab David, kapten Dhuha melirik Alina sebentar lalu langsung pergi lagi, berbeda dengan Alina dan Lula yang memperhatikan kapten Dhuha dari awal dia menghampiri hingga dia pergi. "Kayanya ada masalah Lin" bisik Lula, Alina menghiraukan Lula karena otaknya pun sibuk berpikir.

=======
Akhirnya update:(
Huhuuu seneng banget liat readers yang semangat baca cerita ini 😭😭

Semoga cerita ini makin sering update ya, makasih yang udah mau nunggu lamaaaaaaa banget..
Mohon maaf kalau cerita gak nyambung + banyak typo

K A P T E N Dhuha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang