20. Galau

1K 113 20
                                    

SUMPAAAAAH MAAF BANGET😭
aku bener bener jahat banget gaksi nelantarin cerita ini berbulan bulan😭

===

Dhuha menghela nafas lalu mengetuk pintu rumah kedua orang tua nya. Tidak lama pintu terbuka dan menujukan bunda nya yang menatap Dhuha kaget karena ia pulang lebih cepat dari yang diperkirakan "assalamualaikum Ma, Pa" Dhuha tersenyum pada kedua orang tuanya. Papa Dhuha tersenyum sedangkan Mama nya langsung memeluk Dhuha "alhamdulillah anak Mama pulang dengan selamat" Mama menangkup wajah Dhuha dan menatapi wajah anaknya itu "makin tua ya anak Mama, tapi gak nikah-nikah" canda Mama yang membuat Dhuha dan Papa nya tertawa.
"kamu ini loh, di kasih masuk dulu anaknya" ucap Papa Dhuha dan akhirnya mereka masuk kedalam rumah. "gimana disana lancar?" tanya Papa, Dhuha mengangguk "alhamdulillah, buktinya Dhuha bisa pulang lebih cepat Pa" Papa nya mengangguk angguk. Mereka pun lanjut berbincang sedangkan Mama Dhuha sedang membuatkan teh hangat dan membawa beberapa cemilan untuk Dhuha "kamu udah makan?" tanya Mama, Dhuha mengangguk sambil tersenyum "udah ma" Mama Dhuha tersenyum dan duduk dihadapan Dhuha.
"eh kamu inget Farlan? temen kecil kamu itu, istrinya udah lahiran loh" sahut Mama "Farlan yang dulu nangis gara-gara injek kotoran kucing itu Ma?" tanya Dhuha, Mama nya mengangguk "iya! anaknya kembar cowo mana ganteng-ganteng lucu pula! Mama jadi cepet-cepet punya cucu" ujar Mama semangat, Dhuha hanya bisa tersenyum dengan sekelibat Alina terlintas dipikirannya "kamu ini cucu terus, anak mu ini baru pulang loh. Biarin dia istirahat sebentar" bela Papa nya "biarin toh Pa, Mama juga kangen sama Dhuha" Mama langsung melirik Dhuha lagi "gimana? kamu disana ketemu sama siapa gitu perempuan asal sana misalnya" Dhuha terkekeh karena lucu melihat semangat Mama membahas istri dan cucu.
"nggak ada Ma" Mamanya langsung mengeluh "kamu galak kali disana makanya gak ada yang nyantol ya" ujar Mama "kamu ini anak sendiri dikata galak, kamu toh yang galak" Mama langsung melirik kesal ke arah Papa Dhuha "kamu bela in terus dia, memang kamu gak mau gendong cucu?" tanya Mama dan Papa nya hanya bisa menggeleng kan kepala melihat istrinya itu "Dhuha sebenarnya sudah ada incaran Ma, tapi..." omongan Dhuha langsung dipotong Mamanya "tapi apa?" Papanya langsung menyikut Mama Dhuha "sabar Ma sabarr" Dhuha terkekeh melihat kedua orang tuanya yang masih akrab dan jail satu sama lain "lanjutkan Dhuha" perintah Papanya.
Dhuha berdeham "Dhuha kehilangan dia, Ma, Pa. Dhuha telat menggapai dia" jawab Dhuha, Mama langsung memasang wajah sedih "dia masih satu kota sama kita kah?" tanya Mama, Dhuha mengangguk "kamu cari aja dimana dia kerja. kamu pasti punya apa itu catatan kan kalau dia ikut dengan tentara dia berasal dari kantor apa" Dhuha mengangguk-angguk "Dhuha berniat seperti itu Ma, tapi Dhuha takut dia tidak menerima Dhuha lagi" ucap Dhuha "heh! kamu ini! percaya diri dulu, datangi dan yakini dia kalau kamu serius betul toh Pa?" Papa mengangguk "pria sejati itu datang dan membuktikan seperti Papa dulu nih susah sekali dekati Mama mu"
"ya itu karna Papa dulu playboy, suka main cewe" jawab Mama, Dhuha tertawa "enak aja kamu ini, mana ada aku playboy?" Mama nya langsung memasang wajah kesal "itu si Amina dari jaman SMP sampe sekarang nempel terus" Papa menghela nafas "ya itu dia kan partner kerja ku toh Ma, lagian aku gak setiap hari sama dia kan" Dhuha terkekeh dan menggeleng geleng "udah-udah nanti Mama makin tua loh marah terus" Mama Dhuha langsung melotot "enak aja! mama masih muda ya!"

•••

     "Assalamualaikum" salam Alina sesampainya ia dirumah "waalaikumsalam" jawab mama Alina "Adam mana ma?" tanya Alina sambil membuka blazer yang ia kenakan "main katanya ke rumah Alif" jawab Mama, Alina menghampiri Mamanya yang ada di dapur dan duduk di meja makan. "Mama masak apa buat makan malem?" Alina memperhatikan Mamanya yang sibuk bergulat dengan alat dan bahan makanan yang sedang Mamanya olah "Adam minta makan udang goreng tepung sama cah kangkung, jadi Mama bikinin" Alina mengangguk anggukan kepalanya.
      tiba tiba Mamanya menoleh ke arah Alina dengan cepat "eh kamu tau gak? inget gak dulu Syifa temen kamu waktu kecil" ucap mama, Alina mengangguk "inget, kenapa ma? dia pulang dari Jepang?" tanya Alina "bukan cuman pulang Lin" ucap mamanya, Alina menyeritkan dahi "terus kenapa?" tanya Alina "dia itu, dateng dateng udah bawa suami sama anak.. dua lagi anaknya mana lucu lucu, sipit.." ujar mama Alina kegemesan sendiri mungkin membayangkan wajah wajah anak Syifa "oh iya? dia nikah disana?" mama mengangguk "anak pertamanya cowok umur 8 taunan, yang kecil cewek baru 3 bulan.. mama liatnya jadi pengen cepet cepet punya cucu"
      Alina menghela nafas pelan "minta sama Adam lah ma" mama Alina langsung mengetuk kepala Alina menggunakan sendok "minta ke Adam gimana? jelas jelas harus nya kamu yang kasih ke mama" ujar mama nya, lalu mama nya menghampiri Alina "kamu udah ada cowok belum?" mama nya menaik turun kan alisnya menggoda Alina "ihhh mama udah ah, tuh udangnya gosong ituuu udah sana sana" Alina mendorong dorong mama nya agar kembali fokus ke penggorengan "Alina ke kamar dulu ya" Alina berjalan ke arah kamarnya.
     "kalau kamu gak punya pacar terus, nanti mama jodohin sama anak temen mama" Alina yang baru saja memegang gagang pintu kamarnya kembali berbalik dan menghampiri mama nya "di jodohin ma?" mamanya mengangguk "iya, sama anak nya tante Poppi" Alina mengingat kembali siapa anak tante Poppi "ih! mama gak mau ah!" Alina ingat, anaknya tante Poppi itu bernama Doni, Doni sangat menyukai Alina dulu tapi Alina gak suka karena melihat dandanan Doni yang aneh.
     kemeja kotak-kotak serta celana kain yang selalu Doni pakai ditambah bau parfumnya yang aneh membuat Alina ogah menerima Doni "iya makanya! bawa pacar mu" ujar mama sambil tertawa "lagian aku masih muda tau ma, masa mama udah mau cucu aja" sahut Alina, mama berbalik menghadap Alina "kalau jodoh kamu memang diumur kamu yang sekarang kamu berani nolak?" Alina menggelengkan kepalanya "yowes, jangan bilang masih muda.. Allah itu udah ngatur semuanya dan insya allah yang terbaik untuk hambanya" mama kembali menggoreng udang nya sekarang.
      "iya iya ma, udah ah Alina ke kamar. capek" kini Alina benar benar masuk kedalam kamarnya dan langsung melemparkan dirinya keatas kasur empuk yang selalu ia rindukan saat di west darfur. "gara gara Syifa nih pulang dari Jepang malah bawa anak, mama jadi kepengen cucu sekarang" gerutu Alina lalu mengambil handphone nya dan mengetik nama Syifa disana dan mulai menghubunginya.

===
MAAF YA SEKALI LAGIIII😭😭😭
insya allah cerita ini akan sampai tamat, makasih semuaaa❤️

K A P T E N Dhuha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang