8. Khawatir

3K 157 0
                                    

     Paginya Alina celingak celinguk saat sedang mengantri sarapan, dirinya mencari sosok Dhuha yang ia khawatirkan sejak kemarin. Alina yang berpikir bisa bertemu dengan Dhuha tadi malam namun ternyata suasana tidak mendukung Alina. Percekcokan antara suku Afrika dan suku Janjaweed masih berlangsung hingga tadi malam "kapten aman" bisik letnan Arga di telinga kanan Alina, Alina langsung terperanjat kaget "kata siapa aku mencari kapten?" Dan tentu saja itu pembelaan diri yang diisi dengan kebohongan.
"Kapten sendiri yang bilang tolong sampaikan pada Alina bahwa kapten baik-baik saja" jawab letnan Arga, tangan Alina yang sedang mengambil sayur pun berhenti lalu ia menatap Arga "benarkah? Apa itu artinya ia ingat pada ku?" Arga mengedikan bahu "mungkin" mendengar jawaban Arga membuat Alina semakin tertegun, apa itu artinya kapten juga mempunyai rasa yang sama pada dirinya?
"Lul, tau gak" Alina mengambil duduk tepat disebelah Lula "hmm, apaan kaga tau" jawab Lula sambil asik memakan sarapannya "tadi gue ketemu sama letnan Arga" Lula mengangguk angguk namun dirinya tetap fokus pada makanan "dan dia bilang kapten nyuruh dia buat bilang ke gue, kalo kapten itu baik-baik aja!" Alina menunggu reaksi Lula, tapi yang ia dapatkan adalah pemandangan Lula yang asik makan.
      "Lul ih makan mulu" gerutu Alina, Lula menoleh pada Alina dengan mulut yang penuh oleh nasi "gue laper Lin, lo kan tau semaleman kita gak makan malem gara-gara cekcok suku itu" jelas Lula, Alina mengangguk angguk "tapi menurut lo gimana?" Lula meminum airnya dan menelan nasinya yang sedikit mengganjal "ya gak tau, coba lo tanya aja langsung ke si maghrib" jawab Lula, Alina langsung menggeplak kepala Lula "Dhuha Lula bukan maghrib!" Dan akhirnya Alina pun memakan sarapannya.
Selesai makan, Alina langsung menghampiri letnan Arga. Sepertinya mereka akan menjadi teman baik karena ini "permisi" Arga yang sedang berbincang dengan para anggota pun izin pamit dari pembicaraan. Para anggota pun memberikan hormat lalu membiarkan Arga dan Alina berbicara berdua "iya ada apa?" Tanya Arga yang gak lama langsung memasang senyum jail diwajahnya "cari kapten ya?" Goda Arga, Alina mengangguk "iya, dia dimana ya?" Arga menunjuk kearah belakang, Alina yang mengikuti arah tangan Arga pun melihat seseorang yang dicarinya sedang asik bermain dengan anak kecil.
"Oke, makasih Arga" Alina langsung berjalan cepat menghampiri kapten. Terdengar samar-samar Dhuha sedang berbincang dengan anak-anak suku Afrika dengan bahasa yang tidak Alina mengerti. Saat Alina semakin mendekat, salah seorang anak Afrika itu menunjuk padanya, Dhuha pun ikut menoleh dan akhirnya menyadari kehadiran Alina "hai" sapa Alina melihat Dhuha sudah beberapa langkah didepannya "kenapa?" Tanpa membalas sapaan Alina, Dhuha langsung to the point.
"Emm.. aku cuma.. aku.." Alina menghela nafas, ia bingung ingin bertanya dengan awalan seperti apa "kamu kenapa?" Tanya Dhuha sambil menatapnya "aku cuma mau nanya, gimana hasilnya kemarin?" Dhuha mengangguk mendengar pertanyaan Alina "Janjaweed setuju berdamai tapi hanya beberapa hari, jika dari Afrika ada yang melanggar perjanjian maka mungkin akan ada peperagan" Alina mengangguk angguk mendengarkan penjelasan Dhuha.
"Lalu.. kamu gak luka kan?" Pertanyaan Alina membuat Dhuha menyerit lalu terkekeh "kemarin hanya diskusi panas, tidak ada adu kekerasan" mengetahui itu Alina langsung bernafas lega, kekhawatirannya kini mulai mengurang "kapten udah sarapan?" Tanya Alina, Dhuha menoleh "memangnya kenapa?" Alina refleks menggelengkan kepala "tadi aku gak liat kapten waktu sarapan jadi aku nanya" Dhuha terkekeh lagi, tanpa memikirkan jantung Alina yang sudah berlarian kesana kemari karena melihat senyumnya "khawatir banget kayanya?" Pertanyaan Dhuha membuat Alina salah tingkah.
"Yaa.. itu cuma perhatian karena udah ngejagain kita semua disini" jawaban Alina terdengar klise untuk Dhuha, Dhuha tersenyum lalu tangannya mengacak rambut Alina "gak usah salah tingkah gitu, nanti saya suka bahaya" Alina langsung membeku ditempat badannya langsung panas dan pipinya memerah "ayo ke barak" dan yang membuat Alina ingin mati di tempat adalah, Dhuha menggenggam tangan Alina dan mereka pergi menuju barak.
Saat sampai di barak Dhuha langsung disambut oleh para anggotanya yang ingin menyampaikan beberapa laporan yang terjadi pagi ini, Alina yang melihat keberadaan Keisha langsung menghampirinya "hai" Keisha langsung menoleh dan tersenyum "eh Alin, Lula mana?" Tanya Keisha, Alina mengedikan bahu "aku tadi abis ketemu kapten jadi gak tau dia kemana" aktifitas Keisha yang sedang menyiapkan obat vaksin pun terhenti "kamu.. kamu kenal dekat sama Dhuha?" Alina menggeleng namun terbesit rasa heran pada dirinya. Kenapa Keisha memanggil kapten dengan sebutan namanya langsung, seperti mereka sudah lama kenal.
"Dhuha orangnya baik loh, dia lelaki bertanggung jawab, cuma pekerjaannya aja yang banyak menyita waktu luangnya" jantung Alina berdegup, tanpa diminta Keisha mendeskripsikan seorang Dhuha padanya yang seolah olah ingin memberitahu bahwa ia sudah mengenal Dhuha terlebih dahulu "oh ya? Ko kamu tau?" Tanya Alina sambil sedikit memancing obrolan, Keisha tersenyum "kalau kamu suka, jaga dia ya" Keisha pergi meninggalkan Alina setelah berkata seperti itu.
Apa mereka punya hubungan sebelumnya? Hati Alina membatin, dan 70% Alina yakin mereka pernah kenal sebelumnya, atau mungkin pernah dekat? Alina harus memberi tau kan ini pada Lula, orang yang mudah menerka-nerka perilaku orang lain "si Lula kemana lagi ah" Alina segera mencari Lula ke arah toilet.

==========
Akhirnya update😭😭🤘🏻🥳🥳
Cuman ini wordsnya dikit banget sih gak sampe 900 malah.. doa in besok bisa update dua part sekaligus ya!!!

K A P T E N Dhuha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang