12. Lula & Arga

1.7K 124 3
                                    

On Pict Lula
——————————————

Hai semuanya! Maaf banget udah gak update dari Febuari karena sebenernya idenya udah mentok gituloh:( dan hampir mau bikin announcement kalo cerita ini mau di tutup. Cuman aku pikir kalian pasti gabut kan dirumah terus karantina, telat sihh ini udah masuk new normal cuman semoga kalian masi suka ya!! Makasih yang udah nungguu*
==

     Jam menunjukan pukul 01.33 saat Lula terbangun dari tidurnya, ia melirik ke sekitar dan sangat-sangat gelap. Hanya cahaya temaram dari luar dan lilin aroma terapi Alina yang menerangi tempat mereka tidur sekarang "Lin.." Lula menggoyangkan tubuh Alina "Alina!" Lula semakin menggoyangkan tubuh Alina berharap perempuan itu terbangun dari tidurnya. Tapi boro-boro Alina mengubah posisi atau menyahuti Lula, dirinya bahkan diam lenyap dalam tidurnya.
     "Alina mah kebo!" Lula menghela nafas lalu mencari ikat rambutnya. Setelah menguncir rambutnya, ia memutuskan keluar dengan membawa handphonenya, siapa tau ada pemandangan yang bisa terlihat di jam setengah dua pagi ini. Walau mustahil karena gelap. Lula mengusap-usap kedua tangannya saat dirinya keluar dari bunker, dirinya melihat sekitar dan sedikit terkejut "gue kira diluar sepi" monolog Lula pada diri sendiri.
"Kamu perlu sesuatu?" Lula langsung menoleh ke arah kiri karena kaget dengan suara itu "oh.. ngga, gue cuman kebangun aja tadi terus iseng keluar bunker" jawab Lula, ternyata yang menghampirinya adalah letnan Arga "kamu laper atau gimana?" Tanya Arga lagi, Lula menggeleng "gak laper, cuman kayanya yaa kebangun aja" Lula nyengir aneh diakhir kalimatnya karena ia pun sama sekali tidak tau kenapa dirinya bisa bangun "kita ke sana aja, ayo" Lula mengikuti langkah Arga dari belakang.
Arga membawa Lula ke bekas reruntuhan bangunan, namun bagusnya disana para tentara memang memberikan pencahayaan yang cukup "saya kalau banyak pikiran selalu kesini" Lula melihat ke sekitar dan memang posisi tempatnya lumayan nyaman untuk melamun "gue boleh nanya gak?" Tanya Lula, Arga menoleh "nanya apa?" Lula sedikit berpikir "sebenernya hubungan kapten sama Keisha itu apasih?" Kini Arga yang berpikir dan mengalihkan pandangannya dari Lula.
"Sebenernya saya gak mau cerita karena itu juga masa lalu" jawab Arga lalu menghela nafas "tapi yang jelas dulu Dhuha gak seperti sekarang. Dulu dia bawel, gak bisa diem, ketawa terus, pokonya berbanding terbalik sama sekarang" lanjut Arga "tapi ya, as always.. ada sebabnya dibalik semua itu" Lula mengangguk "kalau sekarang, kapten udah punya pasangan gitu.. atau gimana?" Tanya Lula lagi.
Arga menghela nafas "saya juga pengen dia lupain masa lalunya, tapi yaa menurut saya dia belum berani memulai hubungan baru" ujar Arga, Lula menyerit "kenapa?" Arga menatap Lula "karena dia pernah bertemu perempuan brengsek dimasa lalu" jawaban Arga membuat Lula terdiam karena ia berpikir, se-jahat apasih Keisha? Sampai Arga pun mengatainya brengsek. "Gue kayanya udah terlalu jauh sampe nanya kaya gitu, jadi sorry ya kalo bikin lo gak nyaman" sahut Lula.
Arga terkekeh "santai aja, saya juga lagi gak ada kerjaan. Tapi saya seneng sih sekarang saya lagi gak diperintah apa-apa" ucap Arga sambil tersenyum lebar "iyalah! Mana ada tentara pengennya dikasih tugas terus. Iyaa walaupun emang udah kewajiban" sahut Lula, Arga tertawa pelan "bukan, bukan itu alasan tepatnya" Lula menoleh mendengar jawaban Arga "terus apa?" Tanya Lula lagi dan ia merutuki sifatnya yang begitu ingin tau.
"Kalau saya tadi lagi diperintah, saya gak bisa duduk santai dengan perempuan cantik sekarang" Arga menatap mata Lula sambil tersenyum sementara Lula langsung mengalihkan pandangan "gue gak mau geer nih Ga!" Sahutnya dengan gugup, Arga tertawa terbahak "kamu bisa malu juga ya, saya kira kamu perempuan setengah pria" ejek Arga, Lula langsung melototi Arga "enak aja! Gue perempuan asli sejati!" Sergah Lula, Arga semakin terbahak melihat wajah kesal Lula.
      Pagi nya, Alina masih menatap aneh ke arah Lula "lo kenapa sih Lul? Dari solat subuh gue perhatiin cengar cengir mulu" tanya Alin yang sudah jijik dengan ekspresi kesenengan Lula "gue itu lagi bucin Lin!" Alina langsung kaget "bucin sama siapa?! Lo udah tunangan Lula!!" Ucapan Alina pun membuat Lula kaget "yah! Bego! Gue lupa udah tunangan" Lula memasang wajah sedihnya "ih! Lo baper sama siapa sih? Sampe lupa gitu" Alina menatap lekat-lekat temannya itu.
     "Letnan Arga" jawab Lula sambil tetap memasang muka sedihnya "Lul..Lul.. gue adu in ya! Sadar lo! Astagfirullah" Alina mengusap dadanya agar meredakan emosinya "tapi ya Dito juga kadang-kadang biadab tau! Masa pas gue lagi obrolin nikahan sama dia, dia asik scroll foto cewek di instagram!" Sahut Lula berapi-api, Alina menghela nafas "kaya gini baru lo jelek-jelekin tunagan lo!" Jawab Alina lalu melanjutkan sarapannya.
     "Serius Lin! Gue juga sering liat dia.." omongan Lula terhenti dan Alina melihat bola mata Lula mengikuti pergerakan seseorang, Alina pun menoleh kebelakang penasaran apa yang Lula lihat. Dan ternyata Arga yang sedang berbincang dengan junior nya dan terlihat Arga sedikit tertawa beberapa kali. Alina yang kesal lalu menggetok jidat Lula menggunakan sendok. "Sadar! Tunangan..tunangan.." Lula langsung cemberut "ganggu aja lo!" Lalu mereka pun melanjutkan sarapannya.
     "Ikut saya" Dhuha berdiri dipinggir meja tepat disebelah Alina "aku?" Tanya Alina, Dhuha mengangguk lalu pergi terlebih dahulu "udah lo sana! Makan juga udah abis" usir Lula, Alina hanya mengejek omongan Lula dan beranjak dari kursi mengikuti Dhuha. Sementara itu Arga yang melihat Lula sendiri langsung duduk didepanya "kasian ya ditinggal terus" Lula langsung melihat orang didepannya "gak apa-apa gue mah ditinggal terus" jawab Lula sedikit bercanda.
     Tapi Arga langsung menangkap cincin yang tersemat dijari Lula "kamu, tunangan?" Lula langsung kaget dan melirik jarinya, Lula langsung duduk tegap "ngga ko, ini iseng aja pakenya biar keliatan gak jomblo" jawab Lula sambil nyengir yang pasti berbohong kepada Arga "oh.. saya kira kamu udah ada yang punya" sahut Arga, Lula dengan canggung memakan sarapannya lagi "lapor! Letnan ditunggu komandan" seorang anggota tentara hormat dihadapan Arga.
     Arga mengangguk mendengar laporan anggotannya "saya tinggal ya" sahut Arga, Lula mengangguk "iya, gak apa-apa" Arga tersenyum dan meninggalkan Lula, Lula pun membalas senyuman Arga dan menghela nafas. "Mati gue.. pake acara ini cincin ketauan lagi ah" Lula mencabut cincin tersebut dan memasukannya kedalam saku celana "syukur tuh tentara dateng laporan, kalo ngga makin canggung gue" monolog Lula lagi.

========
Akhirnya! Maaf kalo ceritanya gak nyambung atau gimana ya!
    

K A P T E N Dhuha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang