18. Anak Kepala Suku

1.5K 140 41
                                    

maaf ya update nya lama😭😭
aku lagi gak ada ide + lagi suka nulis wp pake bahasa inggris tpi kaya buat diri aku sendiri gituu jadinya keasikan🥺
makasih buat selalu nunggu🤍🙏🏻

•••

Kepala Suku POV.

      "dimana Adam?" tanya kepala suku kepada para anggotanya. Para anggota hanya saling lirik dan sama-sama saling menanyakan dimana anak si kepala suku itu "tidak ada yang melihatnya?!!!" bentak nya membuat anggota yang lain langsung terdiam "kamu! kamu selalu bersamanya dimana dia?" tunjuk kepala suku pada salah satu anggotanya yang merupakan teman dekat anaknya.
      "tadi dia bersama ku tapi kami tidak maju bersama saat melawan" si kepala suku menghela nafas kasar lalu mengambil panahannya "kita kembali kesana dan cari Adam!" seluruh anggota berseru lalu mereka pun mengambil senjata masing-masing "tidak ada yang boleh pulang sebelum Adam ditemukan! hidup atau mati" sebenarnya kepala suku tidak tega bilang bahwa Adam harus ketemu hidup atau mati. Ia harus hidup.

Kepala Suku END

       sementara itu di markas, Dhuha dan yang lainnya sedang mendiskusikan pemberontakan tadi "kita tidak bisa membiarkan mereka melakukan pemberontakan lagi, tadi bisa saja kita membunuh mereka semua tapi itu bukan misi kita" ucap Arga lalu diangguki yang lainnya "tugas kita disini mempersatukan mereka kembali" sahut Dhuha "oke, sekarang kita..." ucapan Dhuha terpotong saat masuknya seorang anggota kedalam markas dengan terengah-engah.
       dia hormat "lapor! suku Janjaweed datang kembali" Arga dan Dhuha saling bertatapan lalu segera pergi keluar "kami sudah menyiapkan semuanya jaga-jaga kalau mereka melakukan penyerangan lain" ucap anggota lain yang sebelumnya hormat pada Dhuha dan Arga "dimana mereka?" tanya Dhuha "siap! pintu utama!" Dhuha langsung jalan cepat menghampiri pintu utama.
       Dhuha sampai di gerbang utama dan melihat para suku Janjaweed kembali dengan obor dan senjata lengkap mereka "dimana Adam?!!!" tanya kepala suku sambil berteriak "apa yang ia cari?" tanya anggota tentara yang memegang senjata pada anggota tentara lainnya "Adam? siapa dia?" tanya Dhuha, kepala suku maju beberapa langkah "jangan pura-pura bodoh kapten. kembalikan anak ku!" si kepala suku meraih kerah baju Dhuha.
       Melihat kapten mereka diperlakukan seperti itu, mereka langsung memasang senjata. Dhuha langsung mengangkat tangannya tanda untuk tidak menembak "maaf, tapi kami tidak tau dia dimana" ucap Dhuha, si kepala suku meludah ke samping Dhuha "omong kosong!" ucapnya "dimana dia atau aku akan membunuh mu sekarang juga!" si kepala suku langsung memutar balikan badan Dhuha tapi Dhuha langsung mengelak.
      "kami benar-benar tidak tau keberadaan anak mu" ucap Dhuha sambil mengambil pistol di sabuk kiri nya lalu mengarahkannya pada si kepala suku "bagaimana aku bisa mempercayai mu?" tanya si kepala suku "saya tidak mengizinkan kamu menggeledah tempat ini, tapi saya bersumpah. dia tidak ada disini" ucap Dhuha. Si kepala suku terlihat marah lalu memberikan tanda untuk menyerang mereka.
       "darah pun akan aku berikan demi anak ku!" sesaat sebelum mereka memulai peperangan lagi, seorang wanita afrika berlari dan berdiri diantara mereka "dia ada dirumah ku!" ucap wanita itu "anak mu! dia ada dirumah ku, Adam!" ucap wanita itu lagi, si kepala suku langsung mendekati wanita itu dan mencekik nya "kau apakan anak ku perempuan sialan?!" Dhuha langsung melepaskan cekikan si kepala suku "agar kamu tau, kita kerumahnya sekarang" ucap Dhuha.
       Akhirnya mereka sampai di pemukiman suku Afrika. Perempuan itu mempersilahkan Dhuha, Arga, dan kepala suku Janjaweed untuk ikut masuk. sementara para anggota suku Janjaweed dan anggota tentara lainnya berjaga diluar saling berhadapan dengan pandangan siaga jaga-jaga jika ada yang mulai peperangan terlebih dahulu.
        Si perempuan pun membuka tirai kamarnya dan terlihat seorang pemuda sedang diperban diperut bagian kanan serta sedang di kompres dibagian dahi "anak ku!" si kepala suku langsung menghampiri anak nya "ayah, mereka menyelamatkan ku" ucap si anak suku "perempuan itu, mengingatkan ku pada Ibu" ucap nya lagi, anak itu pun mulai menangis "kenapa Ayah bunuh Ibu?" tanya anak yang bernama Adam itu.
       Kepala suku menunduk kan kepalanya "kamu tau dia sudah berkhianat?" ucap kepala suku "tapi dia tidak perlu Ayah bakar hidup-hidup" ucap Adam "Ayah harus berterima kasih pada Zameera, dia telah menyelamatkan ku" ucap Adam lagi, si kepala suku berbalik badan dan menghadap pada si perempuan Afrika bernama Zameera itu.
       "terima kasih, sudah menyelamatkan anak ku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain anak ku" kepala suku bersujud-sujud didepan Zameera "tidak apa-apa" Zameera memegang pundak kepala suku "kami menolongnya dengan tulus, tadi dia sempat pingsan tapi akhirnya dia berkata kalau dia adalah Adam, putra kepala suku Janjweed" sahut Zameera menjelaskan semuanya.
        "tidak semua perempuan itu buruk" ucap Arga "jika mereka semua sama seperti pandangan mu terhadap perempuan, Adam tidak akan selamat" sahut Dhuha "masih ingin membantai mereka para perempuan setelah mereka menolong anak mu?" tanya Dhuha, si kepala suku menggeleng "maaf kan aku, maaf kan aku.. aku akan mencoba mengubah pola pikir ku" ucap kepala suku sambil bersujud-sujud lagi.
       "tidak usah seperti itu, cukup sadari apa yang kamu lakukan. kita semua saling membutuhkan, laki-laki tidak akan pernah ada jika tidak ada perempuan yang melahirkan.. begitu juga perempuan tidak bisa melahirkan tanpa laki-laki. saling menghargai sangat dibutuhkan untuk menjaga kalian tetap damai" ucap Dhuha, si kepala suku berdiri dan mengangguk-angguk lalu memeluk Dhuha "maaf dan terima kasih" Dhuha membalas pelukan si kepala suku.
         kepala suku melepaskan pelukannya dan kini memeluk Arga. Arga pun membalas pelukan nya. "sepertinya anak mu baru bisa berjalan besok" ucap Zameera "bermalam lah disini" sambungnya lagi. Dhuha keluar untuk menghampiri para anggotanya "semua aman. sepertinya tugas kita akan selesai" ucap Dhuha pada para anggota "sebagian kembali ke markas, sebagian tinggal disini. Janjaweed akan bermalam disini karena Adam belum bisa jalan untuk sekarang"
        Arga pun keluar dan menepuk bahu Dhuha "sepertinya tugas kita selesai" Dhuha terkekeh "iya, tidak sabar untuk melihat perkotaan lagi" jawab Dhuha lalu mereka berdua saling merangkul. Tidak lama kepala suku pun keluar "kita damai dengan Afrika, jangan ada yang mengganggu mereka lagi. Mereka telah menyelamatkan anak ku" ucap kepala suku.
        Warga suku Afrika yang saling menyaksikan pun bertepuk tangan dan menghampiri kepala suku bergantian untuk bersalaman atau berpelukan "damai itu indah, hanya orang yang sedang nafsu yang akan merusak kedamaian" ucap Arga memandang mereka, kedua suku yang sedang bersatu kembali.

K A P T E N Dhuha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang