VI. Bingung.

783 189 48
                                    

"Ayah, Bunda, adek berangkat!" seru Yujin saat berjalan melewati ruang keluarga. "Jalan-jalannya minggu depan ya? HUHUHU kalau aja aku gak ada kerja kelompok," keluhnya saat menyalami Ayah dan Bundanya.

Hari ini hari minggu dan Yujin sedikit kesal karena hari minggunya akan ia habiskan di rumah Chaerinㅡuntuk mengerjakan tugas kelompok.

Tapi untung saja ia satu kelompok dengan Junho, setidaknya ia tak akan merasa terkucilkan. Yujin memang tak terlalu dekat dengan Chaerin, omong-omong.

"Widih, ganteng banget temen gue," ujar Yujin saat ia melihat Junho menunggu dirinya didepan rumah dengan jaket hitamnya. "Lo mau ngerjain tugas apa mau ngajak gue jalan?"

Junho tertawa, "Dua-duanya," katanya lalu memakaikan helm saat Yujin sudah berada didepannya. "Itu juga kalau kerja kelompoknya gak lama,"

"Kalau gitu bakalan gue usahain biar kerja kelompoknya gak lama," ujar sang gadis setelah ia berhasil menaiki motor milik Junho. "Biar bisa jalan dulu,"

Junho melajukan motornya dengan senyuman tipis terpatri diatas wajah tampannya.

"Jin, kalau kerja kelompoknya lama juga ayo kita jalan-jalan," ujar Junho sedikit kencang karena suara kendaraan.

Yujin menaruh dagunya diatas bahu Junho sebelum membalas kalimat yang Junho katakan. Sengaja ia lakukan itu karena Yujin takut jawabannya ini tak terdengar oleh Junho.

Jantung keduanya benar-benar memompa dengan kencang. Junho bisa gila.

"Tapi gue mau lama jalan-jalannya," kata Yujin pelan, tapi bisa Junho dengar karena posisi sang gadis. "Tapi kalau gak mau gak apa-apa,"

"Oke, kalau gitu hari ini lo punya gue, gak boleh ada yang ngajakin lo kemana-mana,"

Ia ingin menghabiskan waktunya dengan Yujin, sebelum semuanya berubah.

:╱:

Sesampainya di rumah Chaerin, baik Yujin maupun Junho benar-benar tak terpisah, keduanya mengerjakan tugas masing-masing bersebelahan, terkadang gadis itu bertanya pada Junho dan sebaliknya.

"Jin? Gue mau ngomong sama lo boleh, nggak?"

Yujin segera mendongak saat Chaerin mengatakan ingin berbicara dengan dirinya. Gadis itu mengangguk, kemudian mengulas senyum tipis pada Junho sebelum ia mengikuti Chaerin.

"Ada apa, Chae?" tanya Yujin setelah keduanya sudah berada di dalam kamar yang Yujin yakini adalah kamar Chaerin.

Chaerin menggigit bibir bagian bawahnya pelan. "Lo sama Junho pacaran?" tanya Chaerin pelan.

Yujin menggeleng, "Enggak, gue sama Junho temen doang. Emangnya kenapa? Kok nanyain itu?" tanya Yujin berusaha terdengar penasaran walau kenyataannya ia sudah tahu apa yang ingin Chaerin katakan.

"Kalau boleh, gue mau minta tolong lo buat deketin gue sama Junho, itu juga kalau lo-nya mau,"

Yujin terdiam saat mendengar kalimat yang baru saja keluar dari bibir Chaerin.

Dugaannya benar dan memikirkannya saja sudah membuat Yujin pusing.

"Gue usahain ya, soalnya Junho tuh misterius banget kalau hubungan suka-sukaan," balas Yujin seraya mengulas senyuman.

Chaerin memeluk Yujin sekilas dan mengucapkan terima kasih. Setelah itu keduanya kembali berjalan ke tempat masing-masing.

"Ada apa?" tanya Junho tepat saat Yujin duduk disampingnya.

Yujin menoleh, kemudian menggeleng kecil. "Enggak apa-apa, kerjain lagi sana bagian punya kamu," katanya lalu kembali melirik layar ponselnya.

Junho tak dapat menahan senyumannya ketika Yujin menyebut dirinya sebagai aku, bukan gue atau yang lain. Rasanya seperti melihat saat Yujin SMP, saat ia masih menggunakan aku dan kamu saat berbincang dengan Junho.

"Punya kita udah selesai," ujar Junho ketika Yujin membuka buku tulisnya, tidakㅡbuku tulis kelompoknya. "Tadi aku yang kerjain, sewaktu kamu sama Chaerin pergi," lanjutnya ketika ia melihat Yujin tengah menatapnya bingung.

Yujin mengangguk kecil, "Mau pulang sekarang?" tanya Yujin pelan, "Kalau gak dibolehin pulang gimana?" tanya Yujin lagi, volume suaranya sangat pelan.

Junho tertawa, "Bilang aja kalau kita berdua lagi ada acara komplek," ujar Junho memberi ide. "Aku aja deh yang bilang, kamu diem aja disini," lanjut Junho kemudian ia berjalan ke tempat Chaerin dan izin untuk pulang duluan karena ada acara keluarga.

Yujin memperhatikan cara teman sekelasnya menatap Junho. Chaerin terlihat amat sangat menyukai Junho.

Yujin ingin membantu, namun ia juga tak rela karena ia harus melihat tatapan Chaerin pada Junho sepanjang waktu, melihat Junho berada di sekitar Chaerin, dan yang terakhir Yujin tak tahu akan bagaimana jika Junho berakhir dengan menyukai Chaerin, jikalau ia memutuskan untuk membantunya.

"Ayo pulang,"

Suara milik Junho berhasil membuat lamunan Yujin hancur, ia mendongak dan sepasang irisnya bertemu dengan mata gelap milik Junho.

"Gue duluan, ya! Maaf banget gak bisa bantuin sampai selesai habisnya mepet banget, kalau bagian gue acak-acakan, lo semua langsung kasih tau gue ya! Gue sama Junho pamit dulu!" seru Yujin diakhir kalimatnya.

Keduanya melangkahkan kaki kearah motor Junho yang terparkir di halaman luas milik Chaerin.

Junho kembali memasangkan helmnya pada kepala Yujinㅡsudah menjadi kebiasaan. Kemudian ia merapikan poni sang gadis dengan lembut.

"Aku mau bawa kamu ke tempat yang jauh, jangan protes, ya." ujar Junho saat motornya sudah melaju, meninggalkan halaman rumah Chaerin.

Junho melirik kearah kaca spion dan melihat Yujin tengah mengangguk kecil, menjawab pertanyaannya.

"Iya, gak akan nanya-nanya. Lagian sama kamu ini perginya, udah pasti aku dibawa pulang,"

Junho tertawa kecil, "Mau peluk lagi dong. Kayak tadi, waktu kita ke rumah Chaerin,"

Yujin mencibir, "Gak mau ah, diliatin banyak orang nanti," tolak Yujin pelan. "Nanti aja peluknya, kalau udah sampe rumah,"

"Janji?"

"Iya janji, Chacha,"

Yujin dan Junho ditempatkan pada dua pilihan yang membuat keduanya bingung akan memilih yang mana.

Junho dengan melepas atau mempertahankan,

sedangkan Yujin dengan mengutarakan atau melupakan.

Oh, lupakan.

Sepertinya Junho akan memilih opsi kedua. Ia tak sanggup jika harus memilih opsi pertama. []

kalian mau gangicha apa chajunjin yang berlayar,,,

the golden trio. / ahnkangcha.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang