IX. Adik Tingkat.

641 158 4
                                    

Junho betulan penasaran sama sosok cewek yang Minhee ceritain malam itu. Siapa, sih, yang bisa bikin Minhee senyum-senyum setiap liat ponsel selama seminggu kebelakang ini?

"Mau kemana?" tanya Yujin tiba-tiba membuat Junho kaget. "Mau ngapain kamu sampai kaget gini?"

Iya, semenjak kerja kelompok di rumah Chaerin, Yujin jadi kebiasaan ngobrol sama Junho pakai aku sama kamu lagi, gak tau kenapa.

"Mau ngikutin temen kamu, dia lagi naksir cewek terus aku penasaran siapa ceweknya,"

Yujin jadi ikutan penasaran seudah Junho jawab begitu. Jadi, sekarang mereka berdua udah ngikutin Minhee dari jauh, kalau ketauan juga Junho bisa nyari alasan soalnya ngepoinnya berdua sama Yujin.

Minhee jalan kearah kantin, terus dia langsung nyamperin salah satu meja yang udah ada penghuninya.

Yujin sama Junho gak bisa lihat siapa yang lagi Minhee temuin, tapi mereka yakin kalau itu adik tingkat mereka, kalau dilihat dari seragamnya.

"Hah? Gila, deketnya dari kapan?" tanya Yujin heboh sendiri. Junho sampai menutup mulut Yujin menggunakan telapak tangannya.

"Aku juga gak tau, kayaknya udah lama deh," kata Junho membalas pertanyaan Yujin beberapa saat yang lalu.

Yujin melirik kearah Junho kemudian melepaskan telapak tangan Junho dari sekitar wajahnya.

"Astaga, perlu banget ya ngusap-ngusap rambut orang di kantin sambil ketawa gitu?" komentar Yujin saat ia melihat tangan Minhee terangkat dan merapikan surai sang gadis yang entah siapa. "Gimana kalau Minhee tuh emang sering kayak gitu makanya banyak yang salah paham sama dia?" tanya Yujin panik.

"Hush, enggak gitu ah," ujar Junho menanggapi ocehan Yujin. "Kamu tau sendiri kan, dia enggak sembarangan main modus, dia juga enggak bakalan ngusap rambut cewek yang gak dia suka di depan umum,"

Yujin mengangguk kecil, benar juga sih. Walaupun Minhee genit, tetapi ia lebih sering memperhatikan kenyamanan orang-orang.

"Apa jangan-jangan kamu cemburu, ya?" tebak Junho seraya bergurau, padahal dalam hati ia berdoa agar Yujin tidak bilang ya.

Yujin melotot, "Gila aja, enggak lah! Malah seneng banget aku bisa liat dia deket sama cewek, tapi ya jangan di depan umum juga kali? Ada banyak orang yang suka sama dia, gimana kalau ada yang fanatik gitu kayak di buku-buku terus ceweknya Minhee malah jadi korban bully gara-gara geng fanatik?" tanya Yujin mendramatisir.

Junho menatap gadis dihadapannya setengah tak percaya. Ia heran, kenapa juga otak Yujin bisa terpikir cerita murahan seperti itu.

Junho menyentil kening Yujin pelan, tapi sukses membuat gadis itu mengaduh kesakitan.

"Ih, sakit!" keluhnya kemudian kembali menatap kearah meja yang Minhee duduki. "Lah, aku kenal siapa ceweknya, Cha!" seru Yujin heboh saat menyadari siapa sosok yang memunggungi mereka berdua.

:╱:

Minhee benar-benar tak percaya dengan kelakuan kedua temannya.

Dua menit yang lalu, dengan tidak tahu diri keduanya berjalan kearah meja Minhee membawa satu piring nasi goreng dan duduk disana tanpa basa-basi.

Tentu saja itu membuat Minhee panik dan ehm gebetannya malu. Minhee gak paham, apa lagi sih yang ada di otak Junho sama Yujin?

"Kok mau sih diajak istirahat bareng sama Minhee?" tanya Yujin kemudian memberikan atensinya pada gadis yang tengah tersenyum malu-malu. "Kenapa juga lo gak bilang ke gue kalau ini anak tengil lagi deketin lo?"

Minhee melotot, "Hah? Kalian kenal? Kok bisa?" tanya Minhee tak percaya. Habisnya, kenapa juga Yujin harus kenal padahal ia sudah jauh-jauh mendekati adik tingkat.

"Ya bisa lah, emang temen gue tuh cuma anak kelasan sama lo berdua doang?" tanya Yujin gak santai.

Minhee lupa satu fakta; Yujin ini social butterfly.

"Kelas sepuluh apa kamu?" tanya Junho pada gadis itu setelah Yujin dan Minhee selesai beradu mulut.

Gadis itu tersenyum tipis, "Sepuluh tiga, Kak," balasnya seraya menautkan jemarinya dengan kikuk.

"Ah iya, tadi siapa namanya? Wony?" tanya Junho lagi.

"Wonyoung, Jang Wonyoung," sahut Yujin sebelum gadis disampingnya membuka mulut. "Makan nih kalian bertiga nasi gorengnya," lanjut Yujin sembari memberi ketiganya sendok makan yang sudah ia minta.

Beli nasi goreng satu piring, minta sendok empat buah. Yujin doang emang. [].

Guys, the golden trio bakalan selesai diantara chapter 11-15, ya! Hehe gak mau banyak-banyak ah.

the golden trio. / ahnkangcha.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang