X. Egois, ya?

677 161 4
                                    

Yujin menatap layar ponselnya dengan ragu-ragu. Sudah tiga puluh menit lamanya ia mengetik dan menghapus pesan yang akan ia kirim pada teman sekelasnya.

Dan pada akhirnya, gadis itu menekan tombol kirim.

Yujin.
Chaerin, maaf.
Junho bilang dia lagi gak mau deket sama siapapun.
Jadi gue gak bisa bantuin lo sekarang, maaf banget ya.

Hwang Chaerin.
Enggak mau deket apa lo emang gak mau bantuin gue?

Yujin kaget dengan balasan yang Chaerin berikan.

Yujin.
Junho emang bilang dia lagi gak mau deket sama orang.
Deket lebih dari teman.
Lo kalau gak percaya bisa tanya aja ke Junho langsung.
Atau lo tanya Minhee deh, dia juga denger.

Hwang Chaerin.
Bilang aja lo gak terima
Kalau lo bantuin gue, waktu lo sama dia bakalan berkurang
Terus lo juga takut kan liat cowok yang lo suka bakalan suka sama cewek lain
Ketebak banget lo tuh
Mentingin perasaan sendiri banget
Gue gak perlu bantuan lo lagi, bisa gue deketin sendiri

Yujin beneran kaget sewaktu lihat balasan pesan yang Chaerin kirim barusan.

Tetapi gadis itu memang ada benarnya sih, Yujin masih belum siap lihat Junho menyukai seorang gadis.

Yujin.
Sorry banget, tapi restu gue buat lo udah hilang.
Mau segimanapun lo berusaha buat deket sama Junho, lo gak akan gue biarin.
Seenaknya aja lo ngatain gue tapi pengen sama temen gue.

Setelah mengirim pesan tersebut, Yujin langsung teringat dengan kalimat; mentingin perasaan sendiri.

Dia jadi kepikiran, apa dia emang begitu? Apa ada banyak hati yang ia patahkan karena ia mementingkan perasaannya sendiri?

"Ding?"

Yujin segera mengusap pipinya yang entah sejak kapan sudah basah karena air mata. Panjang umur juga anaknya, baru aja dipikirin, udah dateng aja.

"Masuk aja, gak aku kunci," kata Yujin setelah memastikan kalau ia tak apa-apa.

Malam ini ketiganya memiliki janji untuk bertemu di rumah Yujin, untuk bertukar cerita. Acara rutin satu minggu sekali.

Pintu kamarnya terbuka, dan sepasang mata Yujin bertemu dengan sosok Junho yang membawa satu kotak pizza di tangan kanannya.

"Loh, habis nangis?" tanya Junho panik saat menyadari mata Yujin sedikit membengkak.

Yujin benci Junho yang peka, yang mengenal dirinya lebih dari dirinya sendiri.

Junho segera menyimpan pizza tersebut diatas meja belajar Yujin dan berjalan menghampiri gadis kecilnya yang terduduk diatas kasur dengan hidung memerah.

"Nangis kenapa? Ada pikiran apa kamu sampai nangis kayak gini?" tanya Junho hati-hati, tangan kanannya bergerak untuk merapikan poni sang gadis yang berantakan.

"Aku egois banget ya, Cha?"

Junho duduk didepan Yujin, tangan kanannya terangkat untuk merapikan poni Yujin yang tadi sempat gadis itu usap secara acak.

"Enggak," jawab Junho kemudian tak sengaja melihat percakapan terakhir Yujin dan Chaerin, ponsel gadis itu belum terkunci. "Gak usah dipikirin, dia enggak tau kamu kayak gimana, kamu enggak egois sama sekali,"

Yujin melirik kearah ponselnya, ah... masih menyala. Pasti barusan Junho ngeliat, makanya bilang kayak gitu.

"Jangan nangis lagi, nanti kalau Minhee liat kamu nangis, bisa-bisa Chaerinnya dia datengin, kamu gak mau kan?" tanya Junho yang dibalas anggukan kecil oleh Yujin. "Nanti dia juga laporan ke Abang, gak mau juga, kan?" tanya Junho lagi, Yujin mengangguk.

Junho tersenyum kecil, lalu menarik Yujin kedalam dekapannya. Ia mengusap punggung gadis itu pelan, memberinya ketenangan.

Junho sama Minhee ini dua tipe temen yang sangat berbeda kalau lagi ngurusin Yujin. Kalau Junho, dia bakalan iya-iya aja kalau Yujin mau sesuatu, asal Yujinnya seneng dan kalau dijadiin temen cerita, Junho ini bakal dengerin semuanya, walaupun dia suka tiba-tiba tau sama semua cerita Yujin atau Minhee ditengah jalan, kayak barusan.

Kalau Minhee, dia ini tipe yang protektif. Persis banget kayak abangnya Yujin, Yohan. Dia enggak mau liat Yujin sedih, makanya dari dulu dia suka gak ngebolehin Yujin deket sama siapa-siapa, dia selalu kepoin cowok yang mau deketin Yujin juga. Minhee juga suka gak peduli mau itu cowok atau cewek yang bikin Yujin nangis bakalan dia datengin langsung.

"Senyum lagi, dong?" ujar Junho setelah ia melepaskan pelukan mereka berdua. "Makan duluan aja nih kamu, biar moodnya baik," lanjut Junho seraya mengambil kotak pizza yang tadi.

Yujin nyengir, "Hehehe, makasih ya," katanya lalu melirik kearah ponselnya, ada notifikasi dari abangnya. "Abang mau ikutan kumpul, boleh?"

Junho ngangguk, "Boleh lah, baru pulang dia? Soalnya tadi aku gak liat dia diluar,"

"Iya, baru pulang dia, baru sampe banget," katanya setelah selesai membalas pesan Yohan.

Belum ada lima menit, kamar Yujin udah kebuka dan baik Yujin maupun Junho udah ngeliat Yohan bawa-bawa dua botol kola 2 liter sama gelas plastik.

"TUH KAN, ADA PIZZA!" serunya semangat. "Nanti kalau ini gue abisin sebelum Minhee dateng, pesen lagi aja gue yang bayar, laper banget gue gila dari siang belum makan," lanjutnya setelah gak tau malunya duduk diatas kasur, mana nyuruh Yujin geser-geser lagi.

Yohan langsung makan pizzanya, tanpa nawarin dua anak piyik yang malah saling liat-liatan. []

the golden trio. / ahnkangcha.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang