18 - Berbaikan

715 84 8
                                    

"Yer, lo udah beres belum bikin LPJ orientasi kemarin?" Tanya ketua himpunan jurusannya saat memasuki ruang himpunan.

Yerim hanya menoleh sekilas, kemudian lanjut mengetikkan hasil evaluasi orientasi yang akan dimasukkan ke LPJ orientasi fakultas.

"Udah kelar. Cek aja di email, jangan lo bilang ga ada lagi ya. Gue masih ada deadline evaluasi buat dikirim ke BEM fakultas nih," sewot Yerim.

"Iya nyai iya, galak amat sih gue punya sekretaris,"

Orientasi mahasiswa baru sudah berlangsung sejak tiga minggu yang lalu, dan selesainya kegiatan itu merupakan neraka bagi Yerim.

Dia harus cepat mengerjakan laporan pertanggungjawaban kegiatan-kegiatan tersebut. Jika tidak, maka kemungkinan pertama ia akan kesulitan meminta tanda tangan orang-orang penting agar laporan itu bisa diserahkan ke bagian keuangan kampus. Kedua, tugas kuliahnya lah yang terancam.

Sesekali gadis itu memijat hidungnya dan pelipisnya pelan. Terkadang juga meminum air mineral yang sengaja ia letakkan di samping laptop.

Dering handphone miliknya membuat Yerim berhenti sejenak, dan mengambil benda pipih tersebut. Ia tertegun ketika menemukan nama Jeno di layar.

"Halo, kenapa Jen?"

"Kak, lagi di kampus ga?"

"Iya lagi di himpu....,"

"Oke deh, gue kesana ya kak, tungguin,"

"Eh Jen....,"

Namun Jeno sudah lebih dulu memutuskan sambungan telepon dengannya. Yerim kemudian memilih bodo amat dan melanjutkan pekerjaan.

Beberapa saat kemudian, pintu himpunan terbuka. Jeno yang memasuki himpunan jurusan Yerim membungkukkan badannya di depan mahasiswa senior di himpunan tersebut, sebelum akhirnya duduk di samping Yerim.

"Kak," panggil Jeno.

Yerim hanya menoleh sebentar, namun kembali fokus pada layar laptopnya.

"Kenapa? Kakak lagi ngerjain laporan nih," ucap Yerim tanpa menatap Jeno.

"Kak, gue minta tolong dong! Temenin Siyeon jalan-jalan. Gue dapet sks berat ini, bisa dicoret gue dari kelas sama dokter Pram kalau gue bolos. Ya ya kak?" Mohon Jeno.

"Jen, gue sibuk....,"

"Tapi kakak kan ga ada kelas. Jaemin bilang gitu sama gue. Please ya kak? Gue ga mau kalau cewek gue sampe jalan sama bang Mark," ucap Jeno kembali memohon.

Yerim pun kembali memijat hidungnya. Pertama, kenapa Jeno punya permintaan yang aneh-aneh. Kedua, gimana ceritanya Jaemin tahu jadwal kelasnya kosong atau tidak.

Intinya, ketiga kembar mama Irene kalau ada maunya saja baru bilang sayang pada Yerim. Sungguh melelahkan berada di antara anak-anak kembar ini.

"Tuh kan kak, gue udah diteleponin Renjun nih. Pasti dia sadar gue belum dateng. Tolong ya kak, makasih banyak kak! Jeno sayang kakak," ucap Jeno dengan eye smile-nya.

Kemudian pria itu langsung berlari keluar ruangan, tanpa lupa mengucapkan permisi pada penghuni himpunan lainnya.

Yang bisa Yerim lakukan kini adalah meng-save pekerjaannya, mematikan laptop, dan berjalan keluar sembari membawa semua barangnya.

Untung saja mobil yang mama Taeyeon belikan untuknya sudah datang, jadi ia tidak perlu susah untuk bepergian.

Dalam perjalanannya menuju parkiran mobil, Yerim mengirim pesan pada Siyeon kalau ia akan menjemput gadis itu di Binus. Untung saja kelas Siyeon baru selesai satu jam lagi, sehingga Yerim punya waktu untuk tancap gas kesana.

reply 2019 | yeri x norenmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang