19 - Perdebatan

685 86 7
                                    

"Eh Yer, gue duluan ya. Masih ada kelas lagi nih gue," ucap Mark setelah mereka ngobrol cukup lama.

"Oh oke deh, semangat. Gue juga nungguin Siyeon nih, kok ga keluar-keluar dari kelas ya? Udah lewat sejam ini," keluh Yerim.

"Udah tungguin aja, paling dia dapet dosen killer. Bentaran juga muncul tuh bocah. Bye Yerm," ucap Mark sembari melambaikan tangannya.

Yerim kembali menyendiri. Sambil menunggu Siyeon, ia memutuskan untuk membuka akun Instagram miliknya.

Yerim membuka akun-akun di laman explore. Favorit gadis itu adalah akun-akun berisi video-video kucing. Yerim sangat suka kucing, sayangnya ia tidak pernah merawat kucing. Jadi yang biasa Yerim lakukan hanya membuka akun-akun tersebut.

Beberapa saat kemudian, Siyeon muncul dan mendekat ke arah Yerim. Yerim tersenyum simpul melihat kekasih Jeno itu.

"Kak Yerim, maafin gue ya lama. Tadi tuh  dosen gue ngasih tugas gitu. Abis itu gue ke kamar mandi dulu, soalnya mata gue mendadak kelilipan, jadi gue basuh muka dulu," terang Siyeon.

"Oh iya ga papa," ucap Yerim sedikit ragu-ragu.

Soalnya Yerim tidak begitu peduli dengan apa yang gadis itu katakan. Lalu untuk apa Siyeon menjelaskan secara detail kenapa dia ke kamar mandi dan printilan-printilan lain.

Maksud Yerim, sebaiknya gadis itu ceritakan saja itu pada Jeno yang notabene kekasihnya.

"Yuk kalau gitu, kamu mau ke mana?" Tanya Yerim santai, tidak mau mengambil pusing tentang pikirannya barusan.

"PS aja yuk kak, gue pingin Union nih," ajak Siyeon yang langsung diiyakan oleh Yerim.

Jadilah Yerim menemani Siyeon keliling Plaza Senayan seharian. Ternyata gadis itu cuma ada satu kelas saja. Pantas saja Jeno sampai minta tolong padanya untuk menemani Siyeon.

Dasar pria dan kecemburuannya!

Padahal kalau tidak menemani Siyeon, laporan Yerim pasti selesai dan dia sudah bisa tidur di kasurnya di kosan.

"Kak, udah laper belum? Udah mau jam makan malam, kita ke Union aja yuk. Tadi udah gue reserve tempat juga," ucap Siyeon setelah membeli baju di salah satu gerai yang menjadi langganan Yerim juga.

"Oh iya? Ayo deh boleh,"

Sesampai di restauran, mereka langsung saja duduk dan memesan keinginan masing. Kemudian mereka sibuk mengambil selfie sambil menunggu pesanan datang.

"Kak, kakak kenal Kak Mark?" Tanya Siyeon tiba-tiba.

Yerim mengangkat alisnya ketika Siyeon mempertanyakan hal tersebut. Untuk apa gadis itu menanyakan soal hubungannya dengan Mark?

"Kenal lah, dia kan sahabatnya mantan pacar kakak. Kenapa emang?" Tanya Yerim datar.

"Oh gitu, soalnya kakak kayaknya kelihatan deket banget sama Kak Mark. Gue cuma tanya," ucap Siyeon sambil menunduk, ada sedikit keraguan dari suara gadis itu.

Yerim tidak suka keadaan seperti ini. Pasalnya dia tahu kalau Siyeon pernah suka dengan Mark. Bukan cemburu, cuma untuk apa gadis itu bertanya?

Apa sebenarnya gadis ini masih suka dengan Mark Lee? Dan Jeno mengetahuinya?

"Aneh-aneh aja lo. Emang lo masih suka sama Mark?" Tanya Yerim tanpa basa-basi.

Siyeon yang mendengar pertanyaan Yerim langsung mengangkat kepala dan menatap gadis di depannya dengan ekspresi terkejut.

"Kak...,"

"Kenapa? Lo kaget gue tahu? Tahu lah, Jaemin cerita sama gue. Dia benci sama lo karena kejadian yang menimpa Hina. Dan dia makin benci sama lo karena jadian sama Jeno,"

"Dan gue ga pernah nyalahin Jaemin yang benci sama lo. Buktinya lo sendiri masih kepo soal Mark,"

"Harusnya lo sadar Yeon. Lo udah sama Jeno, bahkan hubungan lo udah jauh dari cuma sekadar pegangan tangan. Ketika lo ngasih segalanya, berarti lo sudah siap untuk selalu sama orang yang sama untuk seumur hidup lo,"

Yerim benar-benar kesal dengan sikap gadis di depannya ini. Kalau memang masih suka pada Mark, kenapa justru jadian dan memberi segalanya pada Jeno?

Jeno mungkin memang brengsek karena telah merenggut keperawanan Siyeon, tapi pria itu benar-benar tulus mencintai Siyeon.

Pikir Yerim, bagaimana bisa Siyeon malah masih menaruh hati pada pria lain ketika dia memiliki hubungan dengan Jeno.

"Kak, gue sayang keduanya. Gue ga bisa milih. Lo ga tahu rasanya jadi gue. Ketika hati lo terbagi dua, lo ga akan bisa menentukan," ucap Siyeon terlihat marah, dan air mata sudah mulai merebak keluar.

"Tapi lo milih Jeno kan? Buktinya lo kasih diri lo ke kakak gue, berarti lo milih dia kan?" Tanya seseorang yang sudah berdiri di belakang Yerim.

Kedua wanita itu menoleh dan menemukan Jaemin yang entah sejak kapan sudah ada disana.

"Jaem....,"

"Lo tahu Yeon sebenci apa gue sama lo. Lo tahu itu. Tapi lo nyerah dan pilih Jeno. Berarti harusnya lo setia sama Jeno. Bukan mikirin si brengsek itu. Saudara gue bukan pelarian lo dan bisa lo anggap sebagai orang lain yang juga lo sayang barengan sama Mark. Dan, jangan pernah lo marah sama Kak Yerim, karena selamanya di mata gue lo ga ada hak untuk berurusan sama orang terdekat gue. Cukup sama Jeno sama orang tua gue aja lo punya urusan," ucap Jaemin datar.

Ucapan pria itu sukses membuat Siyeon terdiam.

"Kak, ayo balik!" Ucap Jaemin.

"Tapi makanan....,"

"Ayo kak!" Ucap Jaemin kembali dengan nada tegas.

Yerim yang tidak ingin menimbulkan keributan di tempat umum pun terpaksa mengikuti kehendak Jaemin.

Jaemin mengambil barang-barang Yerim dan langsung menarik tangan gadis itu. Tangan lainnya sibuk membuka handphone, mencari kontak seseorang.

"Jen, lo udah dapet parkir belum? Jemput noh cewek lo di Union. Gue balik sama Kak Yerim,"

"Eh Jaem...,"

Belum sempat Jeno membalas, Jaemin langsung saja mematikan sambungan dan menghentikan langkahnya mendadak.

Yerim yang tidak siap langsung saja menabrak Jaemin yang berdiri di depannya.

"Jaemin! Kok berhenti dadakan sih?" Sungut Yerim sembari mengusap hidungnya yang terbentur punggung Jaemin saat mereka bertabrakan.

"Hehehe mobil kakak di parkiran sebelah mana?" Tanya Jaemin sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

"Huh. Makanya jangan main asal tarik orang, padahal kamu ga tahu mau jalan kemana. Ya udah ayo, kakak parkir di sana," tunjuk Yerim pada Jaemin.

"Aku yang nyetir sini kak. Sekalian mampir ke Kebon Sirih ya, mau makan nasi gorengnya," ucap Jaemin, tangannya mengadah meminta kunci mobil.

"Astaga Jaemin! Antrinya kan panjang,"

"Ayolah kak! Ya ya ya? Please?" Pinta Jaemin sambil menunjukkan muka imutnya pada Yerim.

"Ya udah iya. Nih nyetir, tapi kamu yang ngantri ya. Kakak mau duduk aja," ucap Yerim.

"Siap laksanakan Nyonya Song calon masa depan Jaemin,"

Dan sudah dipastikan badan Jaemin akan remuk karena dipukul oleh Yerim. Selalu saja Jaemin menggombal di waktu yang tidak tepat.

 Selalu saja Jaemin menggombal di waktu yang tidak tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
reply 2019 | yeri x norenmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang