5 - Sepenggal Masa Lalu Yerim

758 94 4
                                    

Yerim tengah merapikan kamar kosannya ketika ia mendengar bel kamarnya berbunyi.

Ia menyandarkan vacuum cleaner miliknya ke tembok, lalu berjalan cepat menuju intercom.

Yerim menemukan Haechan yang tersenyum menatap kamera.

"Kak Yerm, bukain dong," ucap pria berkulit tan itu dengan riang.

"Tunggu ya! Nanti kamu langsung naik aja ya, tahu kan kamar kakak yang mana?" Tanya Yerim yang dijawab anggukan oleh Haechan.

Yerim pun membukakan pagar untuk Haechan dengan menekan tombol di layar. Setelah itu ia lanjut membersihkan kamarnya, dan tepat saat ia berniat membuat sampah dari mesin vacuum cleanernya Haechan datang di hadapannya.

"Kak, lo kok ga ke apart sih? Mama sama papa baru aja nyampe hari ini," ucap Haechan memasuki kamar Yerim.

Yerim menutup pintunya dan menaruh vacuum cleaner di sisi yang tidak mengganggu jalan, kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci tangannya.

"Gue ga ada niatan ketemu mama sama papa kalau mereka masih maksain gue buat nikah sama itu orang," ucap Yerim menjatuhkan tubuhnya di kasur, tepat disebelah Haechan yang duduk disitu juga.

"Kak, lo segitu bencinya sama dia? Sampe-sampe lo ga mau punya hubungan sama sekali dengan orang-orang terdekat dia?"

"Lupain kak. Jangan terlalu terbelenggu sama masa lalu. Lagian, yang lo nikahin bukan dia, tapi saudaranya dia yang seiman sama kita," ucap Haechan.

Yerim menatap Haechan nanar. Bagaimana bisa adiknya berkata seperti itu?

Haechan tidak pernah tahu, begitu banyak hal yang Yerim alami dan semuanya berat baginya. Dan menurutnya rasa sakit itu akan terus tertanam dalam dirinya.

"Chan, lo ga ngerti gimana rasanya jadi gue. Iya, gue benci banget sama dia dan gue ga bakal mau punya hubungan sama orang-orang yang berhubungan sama dia. Jadi, bilang sama mama sama papa kalau gue ga bakal dateng kalau mereka ga batalan rencana pernikahan itu," ucap Yerim menahan air mata.

Kemudian ia langsung merebahkan tubuhnya, sebisa membelangkangi Haechan yang menatapnya sedih.

Untuk kali ini saja, Yerim ingin jadi orang jahat. Nyatanya rasa sakit itu berubah menjadi dendam dan ia tak tahu sampai kapan rasa itu akan membelenggu dirinya.

Mungkin saja selamanya Yerim akan menyimpan dendam itu.

Mungkin saja selamanya Yerim akan menyimpan dendam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon berlari menuju cafe dekat rumahnya. Hari ini ia akan bertemu dengan sahabatnya yang sekolah di tempat berbeda dengannya.

Walaupun masih di kota yang sama, mereka jarang sekali bisa bertemu mengingat keduanya sudah menginjak kelas tiga SMA.

"Jihoon, sini!" Teriak Mark, sahabatnya Jihoon, yang sudah sampai terlebih dahulu.

Mark memilih kursi di bagian luar cafe, mengingat pria itu adalah perokok aktif. Berbeda dengan Jihoon yang tidak merokok sama sekali.

reply 2019 | yeri x norenmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang