ㅡ 05. Unexpected

1K 137 6
                                    

Aileen mulai terbiasa dengan profesi barunya, menjadi seorang istri dari Han Seungwoo.

Tak ada lagi perasaan canggung atau menganggap Seungwoo sebagai orang asing yang baru saja dikenalnya. Saat ini, Seungwoo telah memiliki ruang khusus di hati Aileen sebagai suaminya.

Perlakuan manis, kata demi kata yang mampu membuat Aileen melayang, serta senyuman yang selalu membuat Aileen terbius secara otomatis. Semua itu menjadi makanan sehari-hari untuk Aileen.

Terlepas dari apa maksud perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya, ia tak peduli. Aileen justru merasa sangat bersyukur karena Seungwoo-lah yang dipilihkan untuk menjadi suaminya, for the first and last time.

Seungwoo pria yang baik, terlampau sangat baik. Walaupun hubungan keduanya dimulai karena perjodohan, tak sekalipun Seungwoo menganggapnya seperti itu. Aileen merasa, semua perlakuan yang ditunjukkan padanya secara alami muncul dari dalam diri Seungwoo dan bukan karena dibuat-buat atau terpaksa.

Seungwoo juga orang pertama yang berhasil membuat Aileen jatuh hati dalam waktu yang singkat. Tidak ada hal yang tidak bisa dicintai dari Seungwoo. Pria itu terlalu sempurna sampai Aileen tidak mungkin untuk tidak menyukainya. Aileen memang sangat mudah untuk menaruh perhatian pada seseorang. Jika menurut Aileen orang itu bersikap baik padanya, maka dengan mudah Aileen bisa langsung menyukainya dan bahkan bisa dengan mudah mencintainya.

Terlebih lagi dengan Seungwoo yang meminta Aileen untuk bersikap normal seperti pasangan pada umumnya. Melakukan kontak fisik, dan sebagainya.

Selain itu, Seungwoo dan Aileen juga sepakat untuk mencoba saling mencintai satu sama lain. Tak ada salahnya 'kan? Lagipula mereka akan hidup bersama sampai maut memisahkan, tidak ada pilihan lain selain membuka hati untuk masing-masing.

“Selamat Pagi, Ay.” kecupan ringan mendarat di pipi kiri Aileen, yang dilakukan oleh Seungwoo tentunya.
Seungwoo yang baru saja selesai bersiap-siap untuk menuju ke kantor, langsung menghampiri sang istri yang masih sibuk dengan urusan dapur. “Apa yang kau buat?” tanyanya.

Aileen hanya tersenyum. Ia mendorong Seungwoo untuk duduk dan memperlihatkan masakan buatannya yang telah tersusun rapi di meja makan. “Aku mendapat resep makanan kesukaanmu dari Ibu, jadi aku mencoba membuatnya.”

“Benarkah? Kau yang membuat ini semua, Ay?”

Aileen atau yang sekarang dipanggil Ay oleh Seungwoo itu, mengangguk semangat. “Tentu saja. Ayo makan!”

Seungwoo menyendokkan makanan yang dibuat Aileen ke dalam mulutnya. Sedangkan Aileen, hanya menatap cemas menunggu Seungwoo menilai masakan yang telah susah payah ia buat. Berharap rasanya tidak aneh dan Seungwoo menyukainya.

“Bagaimana rasanya?”

Seungwoo meneguk segelas air setelah menelan sesendok makanan tadi, ia menatap Aileen ragu. “Eum.. Tidak buruk, tapi tidak baik juga.”

“Maksudnya?”

“Rasanya sedikitㅡ”

“Tidak enak ya?”

Aileen menghembuskan nafasnya kasar. Sedikit kecewa karena ekspresi Seungwoo yang sangat jelas tidak menyukai makanan buatnya. Bukan itu saja, Aileen jauh lebih kecewa karena tidak bisa membuatkan makanan yang enak untuk Seungwoo.  “Maaf ya, aku jadi merusak sarapanmu. Seharusnya aku tidak membuat makanan itu.”

“Tidak apa-apa, Aileen. Rasanya tidak terlalu buruk kok, hanya sedikit asin. Aku akan tetap memakannya.”

“Tidak, tidak. Jangan memakannya jika memang tidak enak. Kau bisa sakit perut nanti.”

12시 30분 • Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang