ㅡ 06. A Secret

823 137 5
                                    

-Aileen's POV-

Apa yang aku lihat, tidak benar 'kan?

Di jam seperti ini, Seungwoo seharusnya masih sibuk di kantor. Banyak yang harus dikerjakan sehingga ia tidak mungkin memiliki waktu untuk bisa beristirahat.

Tapi apa yang baru saja aku lihat? Mana mungkin pria yang terlihat mesra dengan seorang wanita itu adalah Seungwoo?

Ingin sekali aku menyangkalnya, menyalahkan penglihatanku yang semakin hari kian memburuk sehingga tidak bisa membedakan antara Seungwoo atau orang lain. Tapi kemeja yang dipakainya, aku yang mempersiapkan kemeja itu untuk Seungwoo pakai tadi pagi.

Dan sekeras apapun aku menyangkalnya tetap saja tidak bisa menyembunyikan kenyataan bahwa seseorang yang aku lihat saat ini adalah Seungwoo.

Iya, itu Seungwoo. Bersama seorang wanita dengan tangan yang saling mengait satu sama lain dan sesekali terlihat tertawa. Sangat mesra.

Apa terlalu dini untuk merasa curiga?

Tidak, tidak. Aku tidak boleh berpikiran buruk. Bisa saja wanita yang bersama Seungwoo adalah rekan kerjanya.

Tapi kenapa mereka berdua ada di dalam gedung apartemen?

Kakiku mengikuti kemana Seungwoo dan wanita itu melangkah. Setelah keluar dari dalam lift tadi, keduanya semakin telihat menempel satu sama lain. Bahkan sekarang, tangan wanita itu sudah melingkar erat di lengan Seungwoo.

Mereka menuju ke parkiran dan tak lama masuk ke dalam sebuah mobil. Yang sangat aku yakini, itu adalah mobil milik Seungwoo.

Aku mencoba untuk menghubungi Seungwoo, dengan memantau dari jarak yang lumayan jauh tentunya.
Sebelum menjalankan mobil, aku melihat Seungwoo yang menatap ke arah ponselnya. Seperti ada sedikit keterkejutan dari raut wajah Seungwoo saat menerima telefon dariku.

“Tolong angkat.”

Jantungku yang berdegup sangat kencang semakin tak terkendali saat Seungwoo melemparkan ponselnya ke jok belakang. Dia mengabaikan telefon dariku.

Sungguh, kenapa sebenarnya? Apa tidak bisa ia mengangkatnya sebentar? Apa berbicara denganku terlalu mengganggu waktunya dengan wanita itu?

Jangan tanyakan bagaimana perasaanku. Tentu saja, aku merasa sakit. Entah mengapa udara yang aku hirup semakin menipis seiring dengan melajunya mobil Seungwoo yang semakin hilang dari pandanganku.

Aku tidak boleh berpikiran buruk, tapi jika sudah semesra itu tidak ada salahnya 'kan jika aku cemburu?



****




Seungyoun memegang kepalanya yang terasa pusing.

Setelah terlelap hampir seharian penuh, akhirnya Seungyoun membuka matanya karena merasakan nyeri pada perutnya. Ya, Seungyoun lapar.

Makanan terakhirnya hanya sebungkus roti kemarin malam. Dan setelah itu ia menghabiskan malamnya dengan menangis seperti orang bodoh dengan diiringi lagu-lagu sedih yang seperti mewakili perasaannya.

Seungyoun tidak pernah seperti ini. Ia tidak pernah berlarut-larut dalam kesedihan sampai menangis semalaman. Entahlah, Aileen terlalu membuat Seungyoun merasakan sakit pada luka di hatinya. Dan ternyata menangis bisa sedikit mengobati luka itu, walaupun tidak sepenuhnya sembuh.

Seungyoun berjalan gontai keluar kamarnya sambil beberapa kali mengusap perutnya yang lapar. Tanpa perintah, kakinya pun melangkah menunju ke dapur.

12시 30분 • Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang