ㅡ 17. I'm in Pain (and Me Too)

681 113 20
                                    

Suara derasnya air hujan diluar sana, semakin memperburuk suasana hati Aileen.

Setelah melakukan pemikiran yang matang dan mengubur dalam-dalam rasa takutnya, akhirnya hari ini Aileen memutuskan akan memberitahu Seungwoo tentang kehamilannya.

Rasa takut akan reaksi apa yang akan diberikan Seungwoo saat mendengar kabar ini, tentu saja masih membuat Aileen sangat cemas. Ketidaksiapan Seungwoo saat ditanya Mama Han tentang memberi cucu saat itu entah masih menjadi prinsip Seungwoo atau tidak, Aileen pun tak tahu.
Entah saat ini adalah waktu yang tepat atau tidak untuk memberitahu Seungwoo tentang kehamilannya, Aileen juga tidak tahu.

Ia hanya tidak ingin menyembunyikan sebuah berita yang mungkin berita bahagia itu dari Seungwoo, toh juga siap atau tidak siap Seungwoo harus tetap menerimanya bukan? Sekalipun jika memang Seungwoo benar-benar belum siap, Aileen yakin jika waktu yang akan membantu Seungwoo untuk menerimanya. Karena seiring berjalannya waktu, takdir yang diberikan Tuhan itu akan semakin tumbuh dan tentu saja siap atau tidak siap Seungwoo dan Aileen harus menerimanya.

Aileen menarik nafasnya dalam-dalam, ia tak perlu merasa takut. Apapun reaksi Seungwoo nantinya, Aileen sudah mempersiapkan hatinya untuk itu.

Tak lama kemudian, suara pintu apartemen terbuka, didengar oleh Aileen. Yang langsung menampilkan siluet wajah Seungwoo dan juga tubuh dari suaminya itu. Rambut yang sedikit menutupi mata indah Seungwoo, terlihat basah karena hujan. Juga bahu lebar dan kaki panjangnya yang juga sedikit basah, Aileen tersenyum menyambut kedatangan Seungwoo.

“Kau kehujanan?” ucap Aileen yang langsung mengambil alih jaket serta kunci mobil dari tangan Seungwoo.

Sebelum pergi tadi, Seungwoo berpamitan dengan Aileen jika ia ingin pergi keluar sebentar untuk menemui Wooseok dan Aileen pun mengijinkannya. Tapi bukan Wooseok, melainkan Seungyoun-lah yang Seungwoo temui. Tentu Aileen tidak tahu jika Seungwoo membohonginya, ia sedikit merasa bersalah untuk itu.

Aileen yang telah berjalan beberapa langkah menjauh dari Seungwoo, kembali berbalik untuk menatap suaminya itu. Ia yang tadinya merasa melihat  keanehan pada diri Seungwoo, kini membelalakan matanya. “Kenapa dengan bibirmu? Apa yang terjadi?” panik Aileen begitu melihat luka disudut bibir Seungwoo yang darahnya sudah mengering itu.

Aileen kembali menghampiri Seungwoo, ia menatap luka itu sambil sedikit menyentuhnya. Terlihat sangat menyakitkan, dan sepertinya luka itu akibat pukulan.

“Kau bertengkar? Dengan Wooseok?” tanya Aileen lagi, dengan nada yang jauh lebih panik dari sebelumnya.

Aileen menarik tangan Seungwoo untuk mengikutinya menuju sofa, langsung mendorong Seungwoo untuk duduk disana dan dalam secepat kilat membawakan kotak P3K untuknya. Aileen mengobati luka Seungwoo yang hanya di tatap datar oleh pria itu.

Seungwoo sedari tadi hanya diam sambil menatap Aileen penuh tanya. Kata-kata Seungyoun masih berputar dikepalanya dan seperti terdengar berulang kali. Ia tak tahu harus dari mana dan bagaimana meminta penjelasan tentang itu dari Aileen.

Kata Seungyoun, Aileen sedang hamil saat ini. Tapi apa itu mungkin? Jika memang benar, kenapa harus Seungyoun yang lebih mengetahuinya daripada Seungwoo sendiri? Dan apa alasan Aileen menyembunyikan kehamilannya pada Seungwoo hingga sejauh ini? Seungwoo benar-benar tidak mengerti.

Ia menatap Aileen dalam, pergerakan lembut tangan Aileen yang mengobati luka disudur bibirnya, membuat Seungwoo tak merasakan sakit sedikitpun. Hanya saja, Seungwoo merasa sesak dan kesulitan bernapas karena ucapan Seungyoun tadi.

“Jelaskan padaku apa yang terjadi. Kalian berdua sudah sama-sama dewasa, apa masalah kalian sampai harus bertengkar seperti ini?” omel Aileen sambil membereskan kembali kotak P3K yang telah selesai ia gunakan itu.

12시 30분 • Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang