**Happy reading**
*
*
*
*
"Mau sampai kapan dia seperti itu,,?"
"Biarkan saja nanti kalu sudah sepuluh menit juga selesai"
"Benar-benar orang aneh"
"Siapa yang kamu sebut aneh"
Dengusan tak suka terdengar menghampiri meja makan.
"Anda lah, memang siapa lagi disini yang komat-kamit didepan foto setiap pagi selain anda"
"Urus saja urusanmu sendiri, tidak usah ikut campur urusan orang lain"
"Siapa juga yang mau ikut campur"
"Sudah lah Re, Agam kan memang seperti itu, aneh"
"Sejenak aku lupa diantara banyaknya orang aneh di rumah ini, dia lah yang paling aneh" pria yang dipanggil Re itu melihat kearah sosok yang sedari tadi ia katai aneh, sosok itu kini tengah menciumi kedua anaknya dengan gemas seolah tak perduli pada perlawanan yang dilakukan oleh kedua bocah yang kelihatan sekali risih diperlakukan seperti itu.
"Jadi ada apa,,? Kenapa bujang tua ini pagi-pagi sudah di rumah orang" Willy duduk di kursi ujung setelah puas membuat kedua anaknya mendengus jengkel.
"Numpang makan, Daddy kan memang selalu datang setiap pagi"
"Papa lupa, bujang kan ga ada yang masakin ya,,"
Kedua bocah yang memiliki paras serupa namun beda gender itu cekikikan seolah tau apa yang dimaksud oleh sang ayah.
"Oke,, besok aku ga akan kesini lagi"
"Emang gitu kalau bujang tua yang ga pernah dibelai, gampang ngambekkan"
"Memang siapa yang nyembah-nyembah buat aku jadi supir,,!" pria bernama Reo itu mendengus jengkel.
"Dad jangan marah-marah ini masih pagi"
"Sweety,,,, Om not Daddy,, yang Daddy kalian kan Papa" protes Willy pada kedua anaknya.
Lexa dan Lian, kedua bocah kembar itu kompak merotasikan kedua matanya seolah sudah hafal dengan protesan sang ayah.
"Jangan pada ribut di meja makan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love 2
FanfictionWARNING Cerita ini mengandung tema homoseksual bagi homopopik silahkan minggir secara teratur jika tetap nekat saya tidak tanggung akibatnya karena ulah kenekatan anda sendiri.