WARNING
Cerita ini mengandung tema homoseksual bagi homopopik silahkan minggir secara teratur jika tetap nekat saya tidak tanggung akibatnya
karena ulah kenekatan anda sendiri.
*Jadi gini ya... *Karena lanjutan part sebelumnya entah ke selip dimana, aku mutusin untuk nulis ulang dan itu masih dalam proses yang entah kapan selsainya (sekarang ajah baru dapat 600an kata)😅 *Karena aku takut cerita ini jamuran jadi aku iseng-iseng nulis si Zelvin semoga kalian suka ya. *Yuk kenalan sama bibit unggulannya si Willy
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Happy reading
Zelvin memindai tampilannya di depan cermin, diperhatikannya tubuh yang sudah terbalut kaos hitam yang dipadukan dengan celana belel berwarna senada. Dia bukan tipe cowok yang menyukai warna-warna cerah, warna cerah yang masuk dalam listnya hanya putih, merah dan coklat. Di tatapnya lagi wajah yang terpantul pada cermin besarnya, tangannya sedikit menyapukan jel pada rambut.
"Perfect i am" bisiknya pada diri sendiri.
Bukan narsis, tapi itu memang sudah menjadi kebiasaannya sedari kecil, memuji diri sendiri.
Jung Zelvin Aerik Adzil Estiawan atau yang sering di panggil Zelvin. Cowok yang memiliki pesona begitu kuat, Satu senyum tipisnya saja mampu membuat para gadis menjerit histeris. Siapa yang tidak terpukau dengan hidung mancungnya, mata biru serta sorot mata tajamnya yang menjadi daya tarik tersendiri. Dengan tinggi 187 cm dan postur lekukan tubuh yang begitu sempurna dibalik kaos yang sering ia kenakan membuat para gadis kerap membayangkan meraba sesuatu dibalik kaos yang tersembunyi dibalik almamaternya.
Tampan? Tentu saja dia sangat tampan, pembawaannya selalu tenang, kalem, sopan, memiliki otak yang cerdas dan berasal dari keluarga bibit unggul tentunya.
Terkenal memiliki attitude yang baik membuat sosok Zelvin semakin mengagumkan dimata banyak orang, tak jarang banyak yang menganggap sosoknya adalah sempurna.
Tapi tentu saja Zelvin juga mempunyai sisi kekuragan. irit bicara, kaku, cuek, dingin tak tersentuh adalah sisi lain Zelvin yang sering membuat banyak orang menjaga jarak darinya, namun anehnya hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para gadis.
*
Tok...tok...
"Lexa masuk ya Kak,,?"
Sosok gadis kecil mengintip dari celah pintu. setelah melihat si pemilik kamar mengangguk, gadis kecil itu membuka pintu lebih lebar dan menampilkan sosoknya yang sudah mengenakan sragam sekolah.
"Kakak nanti bisa kan anterin Lexa,,?"
Zelvin menatap sekilas adik perempuannya, satu-satunya Ratu di kediaman Estiawan.
"Memangnya nggak di anter Ahjussi,,?"
Ahjussi itu supir kedua adik kembarnya, Ahjussi sudah menjadi supir keluarga Estiawan dari Zelvin kecil dan sekarang menjadi supir kedua adiknya, karena Zelvin sudah tidak membutuhkan supirlahi. Sementara ibunya memiliki supir sendiri yang hanya dikhususkan untuk mengurus ibunya, meski sang ibu jarang sekali memakai supir. Beliau lebih suka mengendarai mobilnya sendiri meski hal itu sering menjadi perdebatan dengan sang ayah, ayahnya memang suka berlebihan kalau sudah menyangkut ibunya.
